iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Temperamennya Orang Batak

Temperamennya Orang Batak
Ilustrasi: Koleksi Foto Lusius Sinurat
Dalam menjadi tamu di "Ini Talkshow" di NetTV, Annette H yang berkebangsaan Jerman dan sangat familiar dengan budaya Batak mengatakan perihal cara orang Batak bicara: "That just the way they talk."

Ada beberapa orang Batak yang suka dikatain secara bercanda sebagai "Batak Palsu" hanya karena cara berbicaranya tidak seperti orang Batak yang menurut mereka rata-rata bersifat temperamental.

Bagi suku diluar Batak, volume suara orang Batak itu biasanya meledak-ledak seperti bom yang tiba-tiba meledak dengan huruf "e" yang menonjol dan huruf "p" yang menggantikan "f" dan "v".

Di titik ini banyak orang non-Batak punya stereotif tentang orang batak yang cenderung negatif. Pertama, orang batak itu sangat temperamental. Ketika dua atau lebih orang Batak sedang ngobrol, mereka tampak seperti berantam.

Kedua, berbicara dengan nada tinggi, plus volume keras dan blak-blakan. Anehnya, antar mereka sepertinya enggak saling tersinggung. Sebaliknya mereka malah terbahak.

Mereka yang bukan Batak sering salah kira tentang suara dengan nada tinggi-nya orang Batak. Artinya, tak semua orang dengan volume suara keras itu pasti orang Medan atau orang Batak. Sebab, se-temperamennya orang Batak saat marah, maka ia selalu mencegah jangan sampai menyebut lawan bicaranya dengan nama-nama binatang dibawah ini ::

1. Babi

Nama binatang satu ini hanya muncul ketika seseorang (merasa diri) dianggap sangat hina. Asal tau aja, ketika seorang Batak menyebut nama binatang ini saat marah maka itu menggambarkan amarah yang tiada tara.

2. Asu (anjing)
Di level amarah tertinggi kedua adalah binatang paling setia pada manusia itu. Apalagi kalau bukan Anjing. Sikap anjing yang suka menggonggong dan (maaf !) suka makan kotoran manusia menjadi salah satu alasan mengapa nama binatang ini sering digunakan saat marah. Kendati, orang Batak sendiri sangat lahap dengan daging asu ini.

3. Bodat (monyet)
Bagi seorang Batak dipanggil "bodat" rasanya lebih baik ketimbang di panggil asu atau babi. Bisa jadi karena DNA monyet lebih lebih akrab dengan manusia, Atau, seperti dikatakan Charles Darwin, bisa jadi karena manusia itu keturunan monyet.


Lusius Sinurat

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.