iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Korupsi vs Sakit Gigi dan Jantung

Bila Anda seorang tersangka hingga terdakwa dan Anda tak ingin hadir di pengadilan, maka Anda bisa melobi dokter yang dekat dengan Anda.

Ya, segeralah buat surat dokter kalau Anda sakit gigi. Itu umum terjadi. Atau, bila kasus Anda begitu berat, datanglah ke dokter yang lagi butuh banyak duit agar ia buatkan Surat Sakit Jantung untuk Anda.

Kalau sakit gigi biasanya hanya akan menunda jadwal pengadilan Anda, maka sakti jantung bisa jadi akan memutihkan kasus Anda.

Tinggal Anda pilih: memposting foto dengan kondisi gusi bengkatk dan gigi Anda sedang dibor oleh dokter atau sedang berbaring di ranjang rumah sakit dengan perlengkapan oksigen yang sangat lengkap.

Di satu sisi, sistem pengadilan kita memang sangat baik, mulai dari mengamini (1) praduga tak bersalah, (2) boleh absen di pengadilan karena sakit gigi, dan (3) memutihkan kasus karena penyakit kritis atau sidah bangkotan seperti Soeharto.

Kasihan KPK. Mereka jumpalitan hingga diteror untuk mengungkap kasus korupsi tertentu, Tak jarang mereka mengintai pelaku korupsi berhari-hari, berbulan-bulan hanya agar mereka tak salah tangkap.

Namun bukan pujian yang mereka dapatkan. DPR membombardir mereka hingga menginginkan KPK bubar. Belum lagi pengadilan justru sering membebaskan para pelaku korupsi dengan pasal-pasal pleseten mereka.

Itu sebabnya, para koruptor di negeri ini selalu tersenyum renyah saat ditangkap, saat mengenakan baju oranye khas KPK, juga saat dijeblokan ke penjara.

Negeri para bedebah, yang dihuni manusia bermental lintah, yang menghisap kas negara hingga banyak orang yang tak kebagian haknya.

Kasihan Presiden Joko Widodo, Sri Mulyani Indrawati, Ignasius Jonan, Susi Pudjiastuti, Luhut Binsar Pandjaitan dan seluruh anggota kabinet lain yang jupalitan mencari uang untuk membenahi segala bentuk ketertinggalan dan kecurangan yang selama ini menimpa negeri kita.

Sebegitu mudahnya mengecoh sistem peradilan kita, hanya dengan SAKIT GIGI dan SAKIT JANTUNG yang cukuop didiagnosa oleh kamera ponsel para pelaku korupsi itu.



Lusius Sinurat