iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Lima Alasan Mengapa Djarot Layak Diperhitungkan di Pilkada Sumut

  Lima Alasan Mengapa Djarot Layak Diperhitungkan di Pilkada Sumut
Foto: CNN
Berikut ini berbagai alasan mengapa Djarot layak menjadi Gubernur Sumut (2018-2023):
  1. PDIP mempertimbangkan segala masukan dari kalangan, termasuk para simpatisan partai di DKI dan Sumut; hingga akhrinya Ketum PDIP, ibu Megawati merasa yakin kalau Djarot adalah kader terbaik untuk sumut.
  2. Menurut pengakuan Djaroi kepada sahabatnya Ahok, ia sebaiknya memilih bertarung di Pilkada Sumut ketimbang propinsi lain. Ahok pernah mencoba maju di Pilkada Sumut namun tidak memenuhi syarat dan akhirnya gagal dari jalur independen.
  3. Letak Sumut yang strategis menyongsong pasar bebas atau Asean Free Trade Area (AFTA) di ASEAN.
  4. Secara kultural, pasangan Dajrot-Sihar )Jawa-Batak) akan bertarung memperebutkan suara dari suku batak (41,93 persen). Di bawahnya ada suku Jawa (32,62 persen), suku Nias (6,36 persen), Melayu (5,92 persen), Tionghoa (3,07 persen). Secara kultural keberadaan Djarot sebagai orang Jawa tak akan jadi soal di Sumut (bdk. Gatot-Tengku), karena dalam sejarahnya pemilih berdasarkan suku tak pernah signifikan jumlahnya di Sumut.
  5. Djarot terkenal dengan program-program pro kerakyatan. Ekonomi kerakyatan adalah andalah Djarot. Ia dan keluarganya bahkan terkenal sebagai tokoh yang sederhana dan menggunakan jabatan sebagai amanah untuk kepentingan rakyat. Keberadaan cawagub Sihar, putera daerah, anak kandung dari pengusaha terkaya Sumut DL Sitorus terkenal sebagai tokoh yang rendah hati meskipun ia putera mendiang DL Sitorus. Sebagai tokoh sepak bola di Sumut Sihar juga memiliki visi-misi kepemimpinan yang luar biasa. Sihar adalah doktor lulusan Manchester Businees School.
Keunggulan Pasangan Djaro-Sihar:
  1. Ketokohan Djarot yang sudah dikenal secara nasional; (b) Pengalaman Djarot di pemerintahan dan pilkada dalam menghadapi politik bernuansa Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan (SARA). Hal ini terjadi saat ia bersama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok maju di Pilkada DKI 2017.
  2. Basis suara yang cukup potensial: lebih dari 30 persen penduduk Sumut adalah suku Jawa. Hal ini membuat nama Djarot tidak akan asing di Sumut meski bukan seorang putra asli daerah.
  3. Prestasi dan pengalaman Djarot di dalam birokrasi, serta tak terindikasi kasus korupsi.

Lusius Sinurat