iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Kesederhanaan St. Fransiskus Assisi Semakin Terasing dari Pengiukutnya

Kesederhanaan St. Fransiskus Assisi Semakin Terasing dari Pengiukutnya
Saya tahu dan diperkenalkan tentang St. Fransiskus Assisi dari para imam OFM Cap alias Kapusin. Kebetulan saja imam Kapusin, yang ditugaskan misi prokur ke Pulau Sumatera sejak 1890an, menjadi pastor Katolik pertama yang aku kenal.

Bagaimana tidak, saya dibaptis oleh imam Kapusin, alm. Pastor Venantius Sinaga OFM Cap. Dari tangan imam Kapusin jua saya pertamakali menerima komuni dan menerima sakramen Krisma. Tak hanya itu, selama 4 tahun saya dididik oleh imam/biarawan Kapusin di Seminari Menengah Christus Sacerdos Pematangsiantar.

**********

Hari ini, Gereja memperingati Santo berpenampilan sederhana dengan model rambut ala tonsura Petrus itu. Gereja menghormati orang kudus yang pernah bosan dengan kehidupan "serba ada" di masa mudanya itu.

Fransiskus muda memang nekad meninggalkan comfort zone nya sebagai anak pedagang kaya, lalu memilih hidup miskin dan sederhana. Awalnya ia pasti mengalami konflik batin. Buktinya ia pernah mengira bahwa dosa-dosanya akan dihapus oleh Tuhan jika ia mau "memperbaiki gereja" San Damiano, tempat ia mengalami vision. Tapi ia sungguh berhasil menemukan dan mempraktikkan sebuah model baru hidup kristiani.

Fransiskus memilih hidup miskin dan sederhana, tak terikat dengan kepemilikan harta, juga bebasa mencintai Kristus, idolanya. St. Fransiskus sunguh mempersembahkan hidupnya kepada Tuhan dengan mencintai sesamanya yang miskin dan tersisih dari komunitas sosialnya, plus mencintai semesta dan segenap isinya - sebagaimana disinggung dalam Dekalog.

Dengan segala daya upayanya itu lahirlah Santo Fransiskus yang hidupnya miskin tapi bersahaja, yang tak punya kuasa tapi dihormati oleh para pejabat gereja Katolik dan berbagai pejabat agama berbeda, yang tadinya bersemangat mengusir Kesultanan Islam dari Tanah Suci namun selanjutnya malah bersahabat dwngan Sultan Malek al Kamil yang beragama Islam.

Tentu saja Fransiskus tidak lahir sebagai orang suci. Cinta kepada Kristus adalah modalitasnya untuk berubah. Itu sebabnya ia bukannya menikahi gadis belia nan cantik, Clara yang mengaguminya. Apalagi diam-diam hidup di dua alam berbeda.

Ia lebih mencintai panggilannya, hingga para pemuda dan gadis yang mengaguminya justru ia ajak bergabung dan mengikuti cara hidupnya. Tak ada pemanfaatan relasi untuk kepuasan dirinya. Ia sungguh bebas. Sekali lagi Fransiakus berhasil menjadi dirinya, hingga kecintaannya kepada Tuhan tak pernah bisa dialihkan oleh kekuasaan (bahkan ia selalu merasa tidak layak ditahbiskan menjadi imam), pesona gadis Italia yang menakjubkan, bahkan oleh tawaran-tawaran menggiurkan dari dunia di sekitarnya.

Pencariannya untuk menemukan kebahagiaan hidup telah menghantarnya menjadi sosok yang menakjubkan. Bukan pertama-tama karena burung dan binatang lain bisa diajaknya bicara, juga bukan karena ia membuat banyak mukjizat, melainkan ketulusan dan kesucian hidupnyalah yang membuat gereja dan kita begitu mencintainya.

Lihatlah, kehidupan sederhana dan lepas bebas dari hasrat untuk memiliki banyak harta, wanita dan tahta itu pulalah yang membuat pria dan wanita berbondong-bondong menjasi pengikutnya.

Fransiskus telah membuktikan bahwa kehidupan membiara bukan soal "tinggal makan dan tidur serta pura-pura berdoa". Sebab ia sendiri telah meninggalkan kebiasaan "makan, ya tinggal makan" di rumah orangtuanya yang kaya.

Lagi, Fransiskus menjadi sosok yang mengagumkan, bukan karena ia mampu membangun biara megah atau gereja dengan menara menjulang ke langit. Sebab baginya kemewahan itu justru akan membentengi dirinya dan para pengikutnya dari raungan orang-orang yang lapar, pun mereka yang sakit dan minta bantuan.

Fransiskus sungguh berusaha menjadi - meminjam istilah Thomas A. Kempis- alter Christus, gambaran awal manusia sebelum jatuh kedalam dosa, imago Dei.

Fransiskus juga mencintai alam semesta dan tak terpikir untuk memanfaatkannya.

Fransiskus Assisi memang tergolong "nekad" saat memutuskan memilih cara hidup Kristus. Tapi pilihannya sangat tepat. Ia tak hanya hidup seperti Kristus tapi juga mengalami penderitaan Tuhan saat disalib, lewat luka-luka Yesus yang diterimanya, juga menikmayi kebahagiaan abadi di surga tinggi.

Begitulah Santo Fransiskus Assisi dikagumi dunia. Bahkan tak sedikit dari orang-orang yang non Katolik berupaya meneladaninya. Hidupannya menginspirasi banyak orang. Kekayaan rohaninya telah mengalahkan "kemiskinan dunia - yang abai pada kelaparan, kesepian dan kesendirian di sekitarnya. Dengan kemiakinannya, Fransiskua justru memberi makan banyak orang di sekitarnya.

Dunia akan sejahtera bila ada orang-orang seperti St. Fransiskus Assisi yang hidupnya yang selalu berbagi. Sebab, sadar atau tidak, kebiasaan berbagi ala Fransiskus ini sudah nyaris hilang dari gereja.

Gereja saat ini justru telah menyulap diri aebagai lembaga kapitalis yang hidup dari pajak umatnya. Para uskup dan para imamnya malah betah memposisikan diri mereka sebagai si miskin yang harus diberi makan oleh umatnya yang nota bene miskin juga.

Semoga makin banyak orang meneladan hidupnya, tak hanya meminjam jubahnya yang lusuh saat berada di kamar pribadinya, melainkan mengenakan jubah kemiskinan itu dalam seluruh hidupnya, karena banyak orang miskin yang membuyuhkan uluran tangannya. #SelamatPestaStFransiakusAssisi

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.