iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Spirit Golkar

Spirit Golkar
DPP Golkar
Partai terbaik di antara partai besar yang ada saat ini adalah Golkar. Karena baru Golkar yang berani terang-terangan melepaskan diri dari keterikatan nepotisme,nepotisme dan korupsi berjamaah ala Soeharto,

PDIP, PD, Nasdem, Gerindra masih sangat kental dengan feodalisme. Andai Jokowi ketua partai, maka negara akan berjalan seperti di era Soeharto, Megawati dan SBY: selalu ada sosok yang dipertuan agung.

Bila Golkar telah membebaskan kadernya untuk berkreasi, maka PDIP, Gerindra, Nasdem, Demokrat selalu menugaskan kader-kadernya kreatif menjelaskan tindakan-tindakan sesat dari yang mereka pertuan agung-kan.

Anda saja Gereja Katolik itu sebuah partai, maka ia masih selevel dengan PDIP, Nasdem, Gerindra, dan Demokrat. Apapun yang dilakukan tuan agung-nya harus dibela. Bila penting dosa-dosanya harus disembunyikan para pengikutnya.

Hingga akhirnya, pemimpin gereja, Paus Fransiskus belajar dari sejarah, hingga ia rela gereja ditelanjangi dunia, agar gereja tak lebih kotor dari dunia.

Sayangnya, masih banyak ketua "DPP, DPD, hingga ranting, bernama paroki, lembaga hidup bakti masih betah dengan mental PDIP, Demokrat, Gerindar, dan Nasdem-nya: 'sing penting simbok/sibos yang paling benar'.



Gereja harus kembali menugaskan gembala untuk mencari domba-domba yang hilang, bukan malah memelihara gembala yang menghilangkan domba-domba, atau malah menjadikan domba sebagai korban pelecehannya.

Terimakasih Paus Fransiskus telah mengajak orang-orang yang selama ini diam kendati tahu kebenaran yang sebenarnya. Kini mereka sudah mulai berani dan semoga lebih berani lagi mengungkapkan kebenaran itu.

Inilah yang disebut, meminjam istilah Seminari, Perwujudan Citra (PC), tepatnya tugas bersih-bersih lingkungan internal Gereja. Saya dukung Paus!


Inspirasi:
Vox Estis Lux Mundi | Unduh Gratis: https://drive.google.com/file/d/19oLruwYC0Vgpg0SjamytRcpRqGIgUtIq/view?usp=sharing


Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.