iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Pandemi Corona Diantara Aturan dan Nyawa

Pandemi Corona Diantara Aturan dan Nyawa
Saat ini banyak negara mengalami penyakit, kematian, pengangguran, dan kebangkrutan akibat pandemi Covid-19 yang hingga kini belum usai.

Mengikuti anjuran pemerintah untuk tinggal di rumah untuk meminimalisir penularan virus mematikan ini adalah salah satu cara yang seharusnya kita patuhi, kendati sangat berat.

Benar bahwa penyakit dan kematian bisa menimpa dan menghampiri siapa saja. Tapi juga tak dibenarkan melakukan tindakan bunuh diri dengan membiarkan diri ditulari virus asal Wuhan ini.

Juga tak dibenarkan membunuh orang lain dengan secara tidak sengaja menularkan virus yang diduga berasal dari kelelawar ini kepada orang terdekat mereka.

Tak ada yang menyangkal akibat dari pandemi ini untuk kelangsungan hidup kita, bila kita harus "bertapa" di rumah.
  • #KelasBawah akan kelaparan karena kehilangan pendapatan harian.
  • #KelasMenengah akan kehilangan pekerjaan, dan oleh karenanya akan kehilangan pendapatan bulanan mereka.
  • #KelasAtas terpaksa menghentikan operasi perusahaan mereka, hingga pengangguran akan melejit pertumbuhannya.
Mungkin yang tak terlalu banyak dampak adalah para buruh negara, yakni para PNS, TNI, POLRI, atau pejabat publik. Mereka hanya kehilangan pendapatan sampingan mereka, walaupun jumlahnya jauh melebihi gajinya.

Realitas ini menggiring kita pada dilema untuk memilih sehat tapi lapar, tetap bekerja diluar rumah tapi rawan terpapar virus Covid-19 atau bertahan di rumah menghsbiskan tabungan, serta memilih melakukan pemutusan kerja secara sepihak atau tetap mengoperasikan perusaan dan sepakat agar karyawannya melakukan pekerjaannya dar rumah.

Akhirnya, di masa pandemi ini, bila pemerintah memang ingin membantu warganya, maka kategori "miskin" harus diubah. Sebab, terutama kelas menengah, mereka sangat rawan menjadi orang miskin.


Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.