iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

SINURAT DALAM PUSARAN ZAMAN

sinurat dalam pusaran zaman

T
arombo Sinurat terutama dalam hubungannya dengan Doloksaribu sudah menimbulkan riak-riak bernada polemik selama ini. Beberapa marga Doloksaribu percaya, bahkan diakui juga oleh beberapa marga Sinurat yang tak paham sejarah dan tarombo Raja Sinurat, bahwa Doloksaribu adalah anak pertama Sinabutar Raja Parmahan Silalahi, sehingga urutannya menjadi Doloksaribu-Sinurat-Nadapdap. 

Persepsi ini pula yang tertulis di Tugu Raja Parmahan di Hinalang, Balige. Tapi Tulang Manurung dari Huta Sionggang dengan tegas menolak urutan anak Sinabutar itu dan mengeluarkan pernyataan tertulis tentang urutan anak-anak Sinabutar Raja Parmahan, yaitu: Sinurat, Nadapdap, Dolok Saribu (lih. Bab 4).

Kebanyakan marga Sinurat lebih mudah menjalin relasi dengan pihak Hulahula dan boru dibanding menjalin relasi dengan dongantubu Sinurat. Upaya menjalin kesadaran relasi persaudaraan ini sudah sejak lama dilakukan, terutama di kota-kota besar, seperti Medan, Jabodetabek, Bandung membentuk punguan Sinurat dan Boruna se Jakarta/Jabodetabek.

Persatuan dan kesatuan di kalangan pomparan Sinurat secara keseluruhan dirasakan masih kurang solid. Hal ini terjadi karena Raja Sinurat tidak tinggal bersama dalam satu Huta dengan keempat anaknya. Sebagaimana dikisahkan dalam Bab 5, setelah dewasa anak-anaknya pergi merantau, meninggalkan kedua orangtua mereka, Raja Sinurat dan Pinta Uli Boru Manurung. Raja Tano pergi Ke Lumban Pea dan marhuta di sana. Raja Pagi pergi ke Lumban Lobu dan menjadi Raja Bius di saja. Ompu Gumbok Nabolon pergi menyeberang ke Samosir dan marhuta di Buhit, Pangururan.

Punguan ini diharapkan akan berjalan dengan baik, penuh dengan kasih persaudaraan, sehati, seia sekata, sisada tahi, sisada lungun/sitaonon, sisada las ni roha, sisada anak, sisada boru, sisada ulaon. Semua merasa memiliki dan bertanggung jawab utuk membina persatuan kesatuan dan kebersamaan pomparan Sinurat.

Pengurus Punguan diatur bergiliran setiap periode. Jika ketuanya Raja Tano maka wakilnya adalah Raja Pagi, serekretaris OGN, dan Bendahara dari seorang yang akuntabel. Periode berikutnya wakil ketua Raja Pagi menjadi ketua, sekretaris OGN menjadi Ketua, Raja Tano Sekretaris, dan begitu setersnya tiap periodisasi. Sehingga masing-masing horong berusaha membina anggotanya untuk bisa jadi calon pemimpin dan menjadi raja parhata dan protokol di setiap ulaon adat serta menggerakkan anggotanya untuk hadir dalam setiap acara adat baik sukacita maupun dukacita. Kewajiban punguan kepada angotanya tetap berjalan.

Di Tahun 1980-an, sekira 40 tahun lalu, tokoh-tokoh Sinurat dari Jakarta, Medan, Siantara dan bonapasogit dari unsur Raja Tano, Raja Pagi dan OGN bersatu dan sepakat untuk mendirikan Tugu Sinurat. Lokasinya disepakati di Lumban Pea atau di Bonandolok/Lumban Lobu, karena di tempat itulah tanah harajaon Sinurat, bukan di Sibisa. yang tidak masuk daftar nominasi sebagai tempat pembangunan tugu sinurat.

Seturut pertumbuhan jumlah pomparan ni ompunta Raja Sinurat, maka dibutuhkan wadah pemersatu. Inilah alasan mendasar berdirinya Punguan Sinurat Dohot Boru se-Indonesia (PSDB). PSDB menegaskan betapa penulisan Sejarah dan Tarombo Raja Sinurat sangat penting, karena dapat menjadi acuan bagi marga Sinurat. Itu sebabnya semua pihak yang terlibat dalam proses penulisan buku ini merasa bangga mendapat kepercaan dari DPP PSDB se-Indonesia dan marga Sinurat.

Rapat Bolon perdana Punguan Sinurat se-Indonesia diselenggarakan di Jakarta, tanggal 27-28 April 2019 dipilih dewan penasihat, ketua umum, sekretaris jenderal, bendahara dan beberapa komisi. Rapat Bolon sendiri berlangsung sukses dan dihadiri oleh 95 orang perwakilan pomparan ni impunta Raja Sinurat dari Jabodetabek, Medan, Lampung, Batam, Bonapasogit, Bandung, Tegal, Jatim dan Riau. Berikut ini 3 (tiga) keputusan strategis dan mendesak untuk dilaksankan :

Pertama, membentuk Punguan Sinurat dohot Boru Indonesia (PSDB) se-Indonesia. Upaya menjalin relasi internal sesama Sinurat ini memang sudah diupayakan sejak lama. Kesadaran akan pentingnya parsadaan (persatuan) internal pinompar ni ompunta Raja Sinurat telah melahirkan Punguan Sinurat dohot Boru Indonesia (PSDB) se-Indonesia sejak tahun 2019. Pembentukan Punguan Sinurat Dohot Boruna (PSDB) se Indonesia sekaligus penetapan Mulatua Sinurat, S. Kom, MM (Jakarta) sebagai Ketua Umum, Ir. Pius Sinurat, MM (Jakarta) sebagai sekretaris jenderal, dan Parulian Sinurat (Lampung) sebagai bendahara.

Bersadarkan Rapat Bolon Sinurat se-Indonesia yang pertama ini, PSDB se Indonesia yang baru dibentuk telah berbadan Hukum hingga telah mendapat pengakuan negara berdasarkan SK Menkumham RI. Upaya membangun dan merekatkan persatuan internal marga Sinurat sungguh tidak mudah. Perbedaan kepentingan dan berbagai petingsing yang dibawa oleh masing-masing anggota PSDB se-Indonesia menjadi tantangan pertama.

Pada awalnya terbentuklah Toga Sinurat se-Jabodetabek pada tahun 1962 dengan anggota sebanyak 5 Kepala Keluarga (KK) Sinurat yang ada di Jakarta. Lima tahun berikutnya, tepatnya pada tahun 1967 dirancanglah Naposo Bulung Sinurat. Jumlah mereka semakin banyak, hingga mereka berkumpul secara rutin di rumah bapak St. Kartius Sinurat, SH, MM. Pada tahun 1980 berdirilah Punguan Naposo Bulung Sinurat pun dibentuk. 

Namun Punguan Sinurat belum dibentuk saat itu, karena jumlah mereka hanya sekitar 100 orang. Mereka yang sangat berjasa membina Sinurat di Jakarta Raya kala itu adalah Kolonel Sinurat / br. Sitanggang, Mayor Drs. St. JM Sinurat/br. Harianja, dan M. Sinurat, SH (mantan sekwilda Jakarta). Sebagai informasi tambahan, ketiga orang ini dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata atas jasa mereka untuk negara Indonesia.

Dari 5 KK Sinurat di Jakarta, pada tahun 2019 terbentuklah Pungunan Sinurat Seluruh Indonesia. Rapat Bolon Marga Sinurat se Indonesia di El Hotel Royal Jakarta Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu 27/4/2019 dihadiri utusan marga Sinurat dari setiap Kabupaten, Kota dan Provinsi di Indonesia sebanyak 95 orang. Mereka datang dari bonapasogit, Medan, Pematang Siantar, Lampung, Bandung, Bali dan dari daerah lainnya. 

Acara Rapat Bolon Marga Sinurat ini dimulai dari kebaktian pukul 10.00 WIB dipimpin St Tonny Sinurat, di mana Doa Syafaat dibawakan oleh Pdt Zending Sinurat S.Th dan Kotbah oleh Pdt Ferry Sinurat ST MTh. Rapat Bolon ini juga dihadiri perwakilan dari masing-masing empat horong Sinurat, yakni Dr. Ir James Sinurat, MSc, MURP (horong Raja Tano), Mulatua Sinurat, S.Kom, MM (horong Raja Pagi), Pdt. Budiman Sinurat (horong Ompu Gumbok Nabolon).

Team Formatur diketuai oleh St Kartinus Sinurat, SH, MM bertugas menyusun Struktur Kepengurusan Punguan Sinurat Dohot Boruna Se Indonesia Periode 2019 - 2022. Komisi 1 yang menangani bidang Sejarah dan Tarombo Sinurat diketuai oleh Drs. Josua Sinurat, MM. Komisi 2 yang bertugas mengkonsep AD dan ART (Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga) adalah Alamsyah Hamonganan Sinurat, SH MH.

Kedua, membangun Tugu Sinurat selambat-lambatnya dalam jangka waktu dua tahun sejak dilantik. Pembangunan tugu terlambat karena tanah di Lumban Pea tidak berjodoh sebagai lokasi tugu. Selanjutnya proses pengeksusian tanah di Dolong Baringin memakan waktu enam bulan. Artinya, sisa waktu untuk menyelesaikan pembangunan tugu oleh DPP periode 2019-2022 ini tinggal enam bulan lagi sebagaimana telah diamanatkan Rapat Bolon. 

 Misi perdana PSDB se-Indnesia adalah menggali sejarah dan tarombo Raja Sinurat. Selanjutnya setelah sejarah dan tarombo terbit dan disepakati, maka pomparan Raja Sinurat berencana mendirikan tugu parsadaan. Perlahan tapi pasti, dua rencana besar itu sudah on going process.

Ketiga, menulis buku Sejarah dan Tarombo Raja Sinurat sebagai dokumen untuk diwariksan kepada geneari penerus. Inti buku ini kurang lebih mencakup sejarah tentang ompunta Raja Sinurat dan keempat anak-anaknya (Raja Tano, Raja Pagi, Ompu Gumbok Nabolon dan Raja Muha), bonapasogit-nya, dan sejarah terbentuknya Punguan Sinurat, Boru dan Bere.

Khusus dalam proses penelitian dan penulisan Buku Sejarah dan Tarombo Raja Sinurat ini, penulis menemukan beberapa hal menarik berikut ini. Marga Sinurat adalah pomparan ni ompunta Raja Sinurat. Dalam komunitas yang lebih besar, marga Sinurat adalah pomparan si Raja Bungabunga gelar Raja Parmahan sekaligus pomparanni si Raja Silahisabungan. Kunjungan penulis ke beberapa tempat, mulai dari huta Silahi (Silalahi Nabolak) saat pesta Tugu Silahisabungan tahun 2019 dan tahun 2021 menegaskan keterkaitan antara marga Sinurat dengan Raja Silahisabungan.

Harangan Parik adalah bonapasogit Raja Sinurat. Kunjungan penulis ke Huta Joring pada tanggal 26 Desember 2021 menjadi batu lompatan penulis untuk mengunjungi Harangan Parik. Di Huta Joring penulis mengunjungi (tambak) Raja Tano dan kedua anaknya, Ompu Tabar dan Ompu Gumantar. 

Dari Huta Joring penulis menuju Harangan Parik yang jaraknya hanya sekitar 4 km. Harangan Parik pun menjadi akhir pencarian jejak Raja Sinurat yang sebelumnya telah penulis lakukan di Sibisa, Lumban Pea, Lumban Lobu, Lumban Julu, Pangururan, Urat, Hatoguan, Simarbane dan tempat lainnya. Nama Harangan Parik bermula dari Dokumen P. Sinurat (1985) yang kemudian diperkuat oleh keterangan dari Ama Rotua Sinurat dari horong Raja Tano.

Awalnya penulis begitu terpesona dengan alam yang indah di Harangan Parik dan cuaca yang sejuk. Untuk mempertegas penemuan di atas, penulis mewawancarai dua Tulang Manurung dari pinomparni Ompuni Unggul. Yang satu Tulang Manurung /br. Sinurat yang tak jauh Harangan Parik dan satu lagi Tulang Dr. Togar Manurung/br. Silalahi. Informasi dari kedua Tulang kita ini menguatkan dokumen tahun 1985 di atas, bahwa bonapasogitnya Raja Sinurat adalah Harangan Parik.

Buku dan Jurnal bukan sekedar pembanding, tetapi sekaligus menjadi alat uji tingkat keilmiahan buku Sejarah dan Tarombo Raja Sinurat yang kini ada di tangan Anda. Karena buku ini adalah hasil penelitian ilmiah berdasarkan warisan lisan dari pomparan Raja Sinurat, insight yang 'terkadang hadir' lewat mimpi, pesan magis yang ‘terucap secara tak sadar’ melalui ritual hasandaran, cerita-cerita lepas tentang Raja Sinurat di bonapasogit dari keempat anak Raja Sinurat, dan tentu saja data dan fakta lain di lapangan yang kemudian penulis uji berdasarkan analis historiografis yang berlaku secara umum. 

Di titik inilah pemikiran rasional (common sense) yang termaktub dalam buku-buku yang penulis gunakan sebagai sumber sekunder akan memurnikan data-data lisan di atas. Hingga akhirnya pemikiran yang bersifat common sense akan menjadi pemikiran yang make sense.

Sebagai marga Batak Toba, Sinurat patuh pada ruhut-ruhut Dalihan Natolu sebagai patik dohot uhum (titah dan hukum) dalam kehidupan bermasyarakat. Dalihan Natolu ini tampak dalam keseharian marga Sinurat. Praksis Dalihan Natolu ditengah marga Sinurat terlihat nyata dalam setiap ulaon adat yang diselenggarakan oleh marga Sinurat, yakni "Somba marhulahula, manat mardongantubu, elek marboru."

Penghargaan dan penghormatan Raja Sinurat terhadap sesama manusia menjadi akar terbentuknya sistem sosial yang mumpuni, baik intenal Sinurat maupun antar Sinurat dengan marga lain dalam tatanan masyarakat Batak Toba. 

 Tatanan masyarakat ini didasarkan pada filosofi agung Dalihan Natolu. Dalihan Natolu sendiri berakar pada relasi tulus antara hulahula, boru dan dongantubu. Sistem kekerabatan ini lahir dari dua bentuk kekerabatan khas Batak Toba, yakni bentuk kekerabatan berdasarkan garis keturunan (genealogi) dan berdasarkan wilayah pemukiman (teritorial).

Kedua sistem kekebaratan ini tak dapat dipisahkan satu sama lain, "Jonok dongan partubu jonokan do dongan parhundul." Di titik ini semua pomparan ni ompunta Raja Sinurat mengakui bahwa hubungan berdasarkan garis keturunan marga memang sudah seharusnya dekat, tetapi relasi dengan orang-orang yang sehari-hari bersama kita (dongan sahuta) seringkali lebih dekat.

Pomparan Raja Sinurat adalah generasi kesembilan dari Si Raja Batak. Dalam Tarombo Batak Toba di sebutkan bahwa Si Raja Batak adalah manusia Batak pertama, yang lahir dari rahim Si Boru Deang Parujar, buah perkawinannya dengan Raja Ihat Manusia. 

Raja Ihat Manisia adalah anak dari dewata Mangalabulan, sementara Si Boru Deang Parujar adalah puteri dewata Bataru Guru. Dewata Batara Guru dan dewata Raja Mangalabulan adalah dua dari tiga anak Ompu Mulajadi Nabolon. Satu lagi adalah dewata Soripada.

Mengacu pada Tarombo Batak Toba, Si Raja Batak memiliki 2 anak, yakni Guru Teta Bulan (golongan Bulan) dan Raja Isumbaon (golongan matahari). Raja Isumbaon memperanakkan Tuan Sorimangaraja; Tuan Sorimangaraja memperanakkan Tuan Sorbadibanua; Tuan Sorbadibanua memperanakkan Raja Silahisabungan yang selanjutnya memperanakkan Sondi Raja (Rumasondi). 

Sondi Raja memperanakkan Raja Bungabunga gelar Raja Parmahan. Raja Bungabungabunga memperanakkan Sinabutar Raja Parmahan (Sinabutar II); dan Sinabutar Raja Parmahan memperanakkan leluhur kita, Raja Sinurat. Selanjutnya Raja Sinurat memiliki 4 anak, yakni Raja Tano, Raja Pagi, Omou Gumbok Nabolon dan Raja Muha.

Seturut pertumbuhan jumlah pomparan ni ompunta Raja Sinurat, maka dibutuhkan wadah pemersatu. Inilah alasan mendasar berdirinya Punguan Sinurat Dohot Boru se-Indonesia (PSDB). PSDB menegaskan betapa penulisan Sejarah dan Tarombo Raja Sinurat sangat penting, karena dapat menjadi acuan bagi marga Sinurat. Itu sebabnya semua pihak yang terlibat dalam proses penulisan buku ini merasa bangga mendapat kepercaan dari DPP PSDB dan marga Sinurat.

Bagaimana pun juga proses penulisan buku ini bisa dikatakan sebagai miniatur pengalaman DPP PSDB dalam menjalan tugas mereka. Itu sebabnya penelusuran data di lapangan untuk melengkapi penelitian pustaka (buku, jurnal, media digital, dll) yang sudah penulis lakukan sebelumnya. Upaya menjalin relasi internal sesama Sinurat ini memang sudah diupayakan sejak lama. Kesadaran akan pentingnya parsadaan (persatuan) antar pinompar ni ompunta Raja Sinurat yang belum lama terbentuk secara legal formal. Hasilnya, sungguh luarbiasa. Punguan Sinurat dohot Boru Indonesia (PSDB) terbentuk sejak tahun 2019 dan para pengurus langsung berupaya mengajak semua pomparan Raja Sinurat untuk bersatu. Memang tak mudah. Perbedaan kepentingan bisa saja melahirkan perpecahan.

Misi pertama PSDB ini adalah menggali sejarah dan tarombo Raja Sinurat. Sejalan dengan itu, PSDB juga akan mengajak seluruh pomparan Raja Sinurat untuk bahu- membahu mendirikan monumen / tugu parsadaan di Bonan Dolok. Perlahan tapi pasti, dua rencana besar itu sudah on going process.

Sejarah panjang peziarahan Ompunta Raja Sinurat dan pinomparna adalah hasil penelusuran tim Tarombo melalui empat tahapan penulisan, yakni heuristik, verifikasi atau kritik sumber, interpretasi dan historiografi. (lih. Bab 1). Ompunta Raja Sinurat adalah orang biasa, yang hidupnya sederhana, rendah hati, kendati secara politis tak diperhitungkan. Hal ini terlihat dari betapa kecilnya pengaruh Sinurat dalam sistem pemerintahan di masa hidupnya. Ompunta Raja Sinurat tak memiliki harajaon baik berupa huta sendiri dan/atau menjadi raja di huta-nya sendiri. Tentu ini kontras dengan leluhurnya Raja Silahisabungan yang punya huta dengan nama marga sendiri dan menjadi pemimpin politik di masanya. Fakta historis ini hendak mengajak kita, pinompar ni ompunta Raja Sinurat untuk memahami bahwa kelebihan dari ompunta Raja Sinurat ada pada kesederhanaan dan perannya ditengah masyarakat sebagai "jolma naburju". Nyaris tak pernah terdengar ada orang Batak Toba yang berbicara negatif tentang marga kita.

Raja Sinurat memang tak punya harajaon yang diperhitungkan Belanda. Tentu saja hal yang sama juga dialami marga lain. Dari fakta ini kita justru bersyukur betapa ompunta Raja Sinurat adalah warga biasa dengan sumbangsih yang amat sangat besar bagi perkembangan tanah Batak Toba. Tak pernah dicatat dalam sejarah bahwa ompunta Raja Sinurat menjadi sumber masalah bagi marga lain, atau sebagai pemberontak secara politis. Jauh di lubuk hati masyarakat Batak Toba, Sinurat adalah tabib yang menyembuhkan, cerdas secara intelektual, dan handal berbicara si depan publik. Raja Sinurat justru disukai dan dicintai banyak orang, paling tidak pihak hula-hulanya. Benar, bahwa Sinurat tak memiliki harajaon, tapi hal itu tidak membuatnya miskin. Raja Sinurat dan keturunannya malah sering mendaparkan tanah dari hulahulanya.

Tak berhenti di situ, ketika anaknya, Raja Tano memilik tanah yang luas, mereka justru rela berbagi dengan pihak hulahulanya, bahkan marga lain yang datang ke huta mereka. Begitu juga dengan Raja Pagi (Ompu Bouta), satu-satunya anak Raja Sinurat yang menjadi Raja Bius, yang diraihnya dengan cara cerdik. Demikianlah Raja Pagi menjadi Raja Bius yang cerdik dan bijaksana pula. Tak heran ketika posisi sebagai Bius masih diteruskan kepada keturunannya, Raja Mangatur dan Raja Sondang di Bonandolok. Sayangnya Raja Sondang mendadak meninggal sebelum sempat diangkat.

Tentu tak dapat kita lupakan betapa berjasanya Ompu Gumbok Nabolon bagi warga Samosir di zamannya. Ia telah menyembuhkan banyak orang sakit di sana. Ia bahkan mewarisi kehebatan ompung kita, si Raja Silahisabungan. Ia tak sekedat tabib, tapi juga punya kemampuan spiritual. Buktinya adalah Aek Sitobu Sira yang di musim kemarau dianggap sebagai "air kehidupan" oleh warga Pardugul-Buhit, Samosir. Lalut Bagaimana dengan Raja Muha?

Dikisahkan, anak dari Raja Muha yang bernama Raja Manorus, adalah pemburu yang handal. Dari kebiasaan berburunya itu pula ia sampai ke Mandoge, Tanah Jawa, Sinalungun. Awalnya ia memburu babi hutan yang tak lain adalah putri penguasa Raja Sinaga di Tanah Jawa, Simalungun. Raja Manorus yang berhasil menombak babi hutan jadi-jadian itu, menjadi satu-satunya pemuda yang berhasil mencabut tombak yang ia tancapkan ke tubuh babi hutan tersebut. Karena keberhasilannya, putri raja bisa diselamatkan. Sebagai imbalannya, Raja Sinaga menangkatnya menjadi anak raja dan berhak mendapat warisan sang raja. Hingga akhirnya, ia dan keturunannya menetap di Mandoge, Tanah Jawa, Simalungun. Dengan diangkatnya sebagai anak, nama Raja Manorus kemudian diganti menjadi keturunan Sinaga.

Warisan terbesar Raja Sinurat adalah kita, pinomparna, yang tetap eksis dan bertambah jumlahnya dari jaman ke jaman, dan semakin banyak yang berperan ditengah masyarakat. Kita harus bangga menjadi pomparan ni ompunta Sinurat. Jangan sampai kita berkecil hati. Jelas, kita adalah keturunan Raja Silahisabungan yang amat terkenal dengan kesaktian dan leadership-nya yang tangguh. Kita juga banggga menjadi cucu dari Raja Bungabunga gelar Parmahan yang disegani karena kesaktiannya mendatangkan hujan ditengah kemarau.

Kita juga harus berbangga menjadi pomparan ni Raja Sinurat yang memilih hidup sederhana sebagai warga biasa. Namun dari kesederhanaannya itu, ia tak pernah berkonflik dengan orangtua dan adiknya Nadapdap. Tentu hanya orang baik yang disenangi dan disayangi orang di sekitarnya.

Demikianlah Sinurat tetap abadi di dalam hati pomparan ni Tulangta dari keturunan Ompuni Unggul dari Sionggang. Mereka turut mendampingi kita dalam meluruskan sejarah ompunta Raja Sinurat dan keturunannya. Kita memang tidak mendapat informasi bagaimana kedekatan antara Sinurat dan keempat anaknya (Raja Tano, Raja Pagi, Ompu Gumbok Nabolon dan Raja Muha), dan sebaliknya. Tetapi segala daya-upaya dari kita semua, pomparan ni ompunta Raja Sinurat, khususnya dalam mengupayakan kesatuan selama beberapa dekade terakhir adalah bukti ekspresi kecintaan kita kepada leluhur kita, Raja Sinurat dan keempat anaknya.

Tak terkecuali passion kita dalam menelusuri sejarah dan tarombo Raja Sinurat. Ini juga merupaka ekspresi cinta kita kepada leluhur kita, Raja Sinurat. Meskipun semua hal baik yang kita rencanakan dibawah bendera PSDB tak sesuai dengan keinginan kita, tetapi kita sungguh sadar bahwa TUHAN akan menuntun kita ke tanah terjanji Raja Sinurat, yakni bonapasogit-nya kita. Namun, sekali lagi, semua ini hanya akan tampak nyata bila kita bekerjasama secara tulus dan dibagas hasadaan ni roha. Ingat, kita berasal dari leluhur yang sama, tetapi serentak kita semua adalah pribadi yang unik dengan potensi berbeda.

Dengan segenap kekuatan dan kerapuhan setiap marga Sinurat yang ada di dalam PSDB ini sudah seharusnya menghindari pertikaian. Untuk itu kita harus belajar dari pengalaman ompunta Raja Sinurat yang tetap berhasil menghantar keempat anaknya mandiri.

Mari kita perbaiki kerapuhan itu. Jangan kita biarkan terjadi untuk kedua kalinya, ketika Ompu Doli dan Ompu Boru melepas ajal dalam rasa rindu mendalam kepada keempat anak dan cucu-cucunya. Begitu lama penantian itu, hingga tubuh renta keduanya berujung pada kematian raga mereka. Jadi, mari kita tuntaskan apa yang telah dimulai. Wujudkan semua rencana-rencana kita untuk menebus kesalahan luluhur kita yang belum sempat “membahagiakan” orangtuanya di masa hidup Raja Sinurat.

Kita sudah sepakat, maka mari singsingkan lengan bajumu, abaikan rasa lelahmu demi membahagiakan sahalani ompunta Raja Sinurat. Sebab, apa yang sedang kita kerjakan sekarang adalah implikasi dari perintahkan TUHAN kepada kita, "Hormatilah ayahmu dan ibumu, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh Tuhan, Allahmu, supaya lanjut umurmu dan baik keadaanmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu." (Ulangan 5:16).

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.