iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Salib: Keheningan Dalam Sibuk



Pertanyaan "who am I?" tampil mengagumkan saat Yesus disalibkan?

Seruan Yesus di penghujung hidupnya, "Eli, Eli, lama sabakhtani" (Allahku ya Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?) hendak menegaskan betapa Ia sungguh manusia yang mengalami kesendirian (aloneliness), kesepian (loneliness), bahkan keterasingan (alienation).

Hanya saja Yesus tak berlama-lama dalam kesendirian-Nya. Beberapa saat Ia sudah kembali pada hakikatnya sebagai Sang Penebus (Redemptor) lewat seruan mantapNya, "Bapa, kedalam tanganMu kuserahkan diriKu".

Di atas salib, pertanyaan "who am I?" terjawab Yesus. Pada akhirnya duka dan derita adalah pengalaman kesepian dan kesendirian. Kita sendirilah yang membuat apakah kita merasa terasing atau justru bangkit dan berdiri tegak.

Hanya dalam kesendirian dan kesepianlah kita menyadari kekuatan dan kelemahan kita. Hanya dalam kesendirian dan kesepianlah kita menyadari betapa pentingnya orang yang kita cintai dan amat bahagianya bisa mencintai orang lain. Hanya dalam keterasingan jugalah kita menyadari betapa "Tuhan selaku beserta kita" setiap saat.

Dalam heningnya kesendirian dan kesepian, kita makin sadar bahwa Tuhan, diri kita dan orang lain adalah bagian dari diri kita, hidup kita. Kita boleh saja bangga "sangat sibuk", karena Tuhan ingin kita sibuk. Pertanyaannya, apakah rahib yang bertapa di gurun juga tergolong sangat sibuk?

Di Salib, segala bentuk kesibukan itu melebur: antara sibuk untuk memenuhi kebutuhan hidup dan sibuk demi memuaskan keinginan sendiri.

Jelas tak ada ambisi di atas kayu palang, tempat Yesus disalibkan. Di sana justru termaktub misi: kehilangan (Guru) seharusnya menjadi awal kebangkitan (11 murid) untuk melakukan misi yang diberikan Guru kepada Mereka. Benar saja, murid-murid Yesus memulai misi dari perasaan sendiri, sepi bahkan terasing dari dunia sekitar mereka.

Sekali lagi, hanya Yesus yang mengubah kesibukan mereka untuk bersembunyi atau berkumpul dalam perasaan kehilangan. "Damai bagiMu! Aku menyertaimu sampai akhir zaman."

*****

Terimakasih untuk kiriman foto yang keren, bang Robert Sinurat . Sungguh foto yang menginspirasi refleksi pendek #JumatAgung ini.

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.