iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Diluar Konteks

diluar konteks

Perkara "model" pakaian yang "pantas" dikenakan saat mengikuti ibadah atau rapat-rapat di kantor sering jadi topik pembicaraan. Sasarannya pasti wanita.

Di dalam gereja mereka akan dihakimi mengganggu konsentrasi kaum lelaki berdoa; dan saat di kantor ia akan dituduh sengaja menggoda sang bos.

Entah apa kriteria pakaian seksi. Persoalannya terminologi ini seringkali secara spesifik dialamatkan kepada wanita cantik. Toh saya tak pernah melihat ada wanita berpakaian seksi ke gereja, apalagi nyaris telanjang. Kalau sampai terakhir ini terjadi maka kaum pria akan senang menjadi saksi.

Emang ada kaitan antara ibadah dan pakaian seksi? Seakan-akan semua laki-laki akan terganggu saat berdoa saat wanita seksi duduk di sampingnya. Dia seperti sedang menghadapi pilihan antara "menyembah Allah atau menyembah mammon." Artinya, si wanita seksi tadi dianggap mammon.

Ini hanya salah satu contoh betapa kita sering keluar dari konteks. Jelas tak ada kaitan antara beribadah dan pakaian seksi. Saya bahkan belum pernah tuh melihat ada model cantik berpakaian seksi lenggak lenggok saat menyambut komuni di gereja-gereja Katolik di kota-kota besar sekalipun.

Harusnya kita justru bersyukur kalau para wanita cantik masih mau datang ke gereja. Kebayang kalau saat beribadah kaum pria dikelilingi para wanita berkebaya dan bersanggul. Apa kata para malaikat?

****

Begitulah kita sering berlaku antagonis dan menampilkan diri secara munafik. Kasus perselingkuhan dan korupsi di lembaga agama akan "aman" hanya karena semua umatnya larut membahas topik pakaian seksi.

Sejujurnya, hanya pria aneh yang merasa terganggu berdoa di dekat gadis cantik nan anggun dengan aroma tubuh yang semerbak mewangi: "Tolong mbak geser kesanaan dikit. Saya tidak bisa fokus berdoa, mataku tak bisa terpejam karena kecantikanmu."

Si pria tadi tidak tahu kalau sebenarnya gadis cantik sedang khusyuk berdoa dan tak terganggu bau badan si pria tadi. Membicarakan kesalahan orang bisa jadi akan menutupi kesalahan kita. Bahkan atas keberhasilan orang lain, tak sepantasnya kita naif dan sok "bersaksi": "Saya tahu dia tak sepintar itu."

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.