iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Membaca Buku : Ketinggalan Jaman?

Membaca Buku : Ketinggalan Jaman?

Apakah membaca buku sudah ketinggalan jaman? Sepertinya tidak! Buktinya, setiap saat kitq masih membaca di layar smartphone-nya.

Konon orang tetap rajin membaca, tapi versi digital. Faktanya, di zaman ini kita diserbu informasi, hingga kita tak perlu membeli buku!

Di layar HP kita ada bayak serpihan informasi yang memang sengaja dibuat berceceran. Karena receh maka kita pun cuku membaca sepintas.

Anehnya orang sering mengklaim sudah tahu luar dalam tentang si X, hanya karena dia marah di akun sosmednya.

Membaca sepintas lalu sama seperti menonton TV sambil sambil kerja atau saat meeting. Itu karena membaca informasi digital tak butuh waktu khusus.

Bedanya dengan membaca buku berkualitas. Anda harus meluangkan waktu khusus untuk membacanya.

Dan, walaupun kita sudah memberi waktu khusus, kitq belum tentu paham isi buku yang kita baca.

Itu sebabnya kaum muda milenal bilang kalau "membaca buku itu wasting time banget."

Ada benarnya. Tapi tahukah Anda bahwa membaca buku itu seperti Anda ingin pacaran lebih dulu sebslum nikah. Tujuannya agar Anda saling mengenal lebih mendalam.

Sama halnya dengan membaca buku, Sejak membuka halama pertama hingga tuntas, anda harus berkenalan sebelum pikiran penulis anda baca.

Anda harus mengalami perjumpaan. Ya lewat pemikiran si penulis, alur tulisan, atau caranya menyampaikan isi pikirannya.

Itu sebabnya, Presiden Soekarno mengatakan bahwa membaca buku adalah sebuah kegembiraan yang luarbiasa.

Karena melalui buku-buku yang kita baca, kita akan berjumpa dengan orang-orang besar.

Paling tidak, lewat buku-bukunya yang mereka tulis, saya mengalami perju Karl Marx, Angel, Nietzsche, Stalin, Mao Zedong, PopeJohn Paul II, Pope Benedict XVI, Sokrates, Plato, Euikles, Phitagoras, Bertrand Russel, Levinas, Albert Kamus, Robert Kyosaki, Erich From, Eric Ericson, Obama, Trump, Soekarno, dst.

Tentu "berjumpa dengan mereka" adalah "ahaa experince."

Sebaliknya saya tak ikutan larut dalam percakapan kaum digital dengan topik receh seperti 7 kebiasaan efektif, 10 cara praktis menjadi hebat, 7 langkah agar dicintai pasangan, telah terkuak 9 rahasia ranjang, 5 cara menguasai pasar digital, dst.

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.