iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Ritual Pemilu di Negara Kita

Ritual Pemilu di Negara Kita

#prosesipencalonandipemilukita : Dari #MemiskinkanDiri Menuju #Memiskinkan Rakyat

Menjelang pesta demokrasi tahun 2024, kini bermunculan para bacapres, bacagub, bacabup, bacawali, baaleg, bahkan bacanat alias bakal calon anggota senat.

Mereka datang dari berbagai latarbelakang profesi. Ada petani berduit, pengusaha sukses, pensiunan TNI/Polri, pengacara, par-koperasi, para rente kaya, selebritas, calo properti, dan berbagai macam profesi lainnya.

Yang tak kalah menarik adalah, mereka yang masih menjabat juga sedang berupaya mempertahankan kursi mereka.

On iya, ada juga tokoh agama, tokoh adat, pimpinan ormas, hingga para EO yang pernah sukses menggelar acara di pemerintahan.

Beginilah demokrasi kita berjalan:

Pertama, jauh sebelum memutuskan diri mencalonkan diri untuk salah satu jabatan politis di atas, mereka latihan menjual citra atau mengumpulkan uang sebanyak mungkin.

Maka orang-orang pers, LSM, penggagas sekolah miskin, dan aktivis sosial ikutan pamrih demi menghimpun dukungan.

Jelas mereka yang keluar duit 1 milyar untuk jabatan DPRD kab, karena gaji mereka 30jt per bulan dikali 60 bulan. Artinya masih dapat 800jt gaji pokok ditambah uang sidang, visitasi, dst. Kurang lebih bersih 100jt per bulan sih di tanganlah.

Ya, jabatan politis adalah incaran para berarti menjadi anggota DPRD, misalnya dilihat sebagai langakah peningkatan pendapatan sekaligus kenaikan status.

Kedua, 1-2 tahun sebelum pemilu, mereka akan memaksakan diri berbuat baik, tampil oke, dan siap jadi donatur yang baik di dapilnya.

Di setiap perhelatan adat, RT, juga kunjungan kepala daerah dia akan hadir. Di rumah ibadah dia melempar harapan, karena bersedia menyumbang sekian juta. Di pesta dia akan menyawer dan suka didaulat jadi penyanyi dadakan.

Ketiga, kalau kalah akan gila; dan kalau menang akan bersukaria sembari berupaya menghilangkan segala janji yang pernah terucap dihadapan para pemilihya.

Jelas, ketika perekonomian negara sedang mengalami resesi, maka para wakil rakyat takkan mau terpengaruh. Itu karena mereka belum balik modal.

Justru sebaliknya mereka akan membuat UU yang menyelamatkan pendapatannya, kendati hal itu memiskinkan negara/rakyat.


Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.