iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Punguan

Punguan

Yang difoto ini semua marga Sinurat. Uniformitas hanyalah pintu masuk untuk bersekutu.

Nyatanya marga tak melulu soal kesamaan. Walaupun, de facto, secata kultural, orang Batak perantau sangat getol membuat punguan (komunitas, perkumpulan) di tanah parserakan (tanah rantau).

Kalau jumlah satu rumpun marga dirasa sudah cukup jumlahnya, maka dibentuklah punguan silahisabungan, lontung, parna, raja oloan, dst.

Bila satu marga sudah lebih dari 10 KK, maka bisa dibuat punguan simbolon, punguan sinaga, punguan sinurat, dst.

Bahkan, ketika kesamaan mereka hanya kampung asal, maka mereka akan membentuk punguan dongan sahuta.

Perkawinan adalah salah satu syarat masuk di punguan. Itu karena Dalihan Natolu adalah dasar punguan. Relasi "trinitas" dengan dongantubu (pihak ayah/suami), hulahula (pihak ibu/istri) dan boru (saudari perempuan pihak laki2), adalah jejaringnya.

Ketiga peran ini secara otomatis ada si setiap punguan, hingga dinamai Punguan Sinurat, Boru dan Bere.

Menurut saya, punguan seperti ini sebetulnya sudah tidak menarik. Apalagi terkesan kuno, dan lokalistik. Asasnya kesukuan banget.

Bukankah saat ini kesukuan atau agama hanya laku di panggung politik, terutama pemilu?

Jawa memilih Jawa, Sunda memilih Sunda, Islam memilih Islam, Kristen memilih Kristen, dst.

Sementara dunia saat ini, berkat melejitnya teknologi informasi telah menjadi dunia tak berbatas. Hanya pasport dan visa, atau izin tinggal yang masih perlu.

Kinsekuensinya, konsep suku pun sudah kabur. Perkawinan antar suku, bahkan antar bangsa sudah marak terjadi.

Masyarakat dengan budaya patriarkat memang berupaya mempertahankan garis keturunan ayah (laki-laki). Tapi, jangan lupa, tempat tinggal dan budaya dominan disekitarnya jauh lebih memengaruhi daripada soal siapa bapaknya.

Kalau A (Batak) menikahi B (Tionghoa) dan melahirkan C (Batak-Tionghoa). Si C lalu menikahi gadis D (Vietnam) dan lahirlah E. E lalu merantau ke USA dan menikahi gadis Afroamerika dan yinggal di Bronx, NY. Lahirlah F.

Suku apakah si F?
Bagi orang Batak, hal ini mudah dijawab. Setetes darah Batak di tubuh Anda otomatis membuat Anda orang Batak, apalagi kalau mereka tinggal di Medan. Benarkah?

Di titik ini, sebuah punguan akan maju, bukan pada faktor kesamaan, melainkan kemampuan meramu berbagai kekuatan dan potensi dari orang-orang di dalamnya, paling tidak untuk membanyi sesama mereka.

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.