Berikut ini adalah makna filosofis pean Boru/Parboruon dalam pesta pernikahan adat Batak:
- Elek ma ho marboru, molo naeng ho sonang (Hormatilah Boru jika ingin hidup Bahagia). Artinya, menghormati Boru (perempuan yang menikah ke marga lain) adalah kunci kebahagiaan dalam kehidupan keluarga. Ini menunjukkan pentingnya menjaga hubungan baik dengan boru untuk menciptakan harmoni dan kedamaian.
- Bungkulan do boru sibahen pardamean/pardomuan (Boru adalah perekat perdamaian). Artinya Boru memiliki peran penting dalam menyatukan keluarga dan menciptakan perdamaian antara marga. Pernikahan bukan hanya urusan dua individu, tetapi juga menjalin hubungan antar keluarga besar.
- Durung do boru, tomburan hulahula; sipanumpahi do boru tongtong di hulahula (Boru adalah penghubung hulahula atau keluarga pihak laki-laki). Artinya, Boru menjadi jembatan yang menghubungkan dua keluarga besar. Ia juga menjadi penerima berkat dari hulahula, sehingga perannya sangat dihormati dalam adat Batak.
- Unduk marmeme anak, laos unduk do marmeme boru; dos do holong ni roha di anak dohot di boru (Menyayangi anak sama dengan menyayangi Boru). Artinya, kasih sayang kepada anak dan boru harus seimbang. Ini menunjukkan bahwa boru tidak hanya dianggap sebagai pihak luar, tetapi sebagai bagian integral dari keluarga yang harus diperlakukan dengan cinta dan hormat.
- Tinallik landorung bontar gotana; Dos do anak dohot boru nang pe pulikpulik margana (seperti landorung yang bercabang, anak dan Boru tetap memiliki ikatan meski berbeda marga). Artinya, meskipun Boru menikah ke marga lain, ikatan darah dan hubungan kekeluargaan tetap kuat. Ini menekankan pentingnya menjaga hubungan antar keluarga meski sudah berbeda marga.
Sedangkan makna filosofis khusus posisi dan peran Bere adalah:
Hak dan Kewajiban Boru dalam Pesta Pernikahan Adat
- Amak do rere, anak do bere. Dangka do dupang, ama do tulang (Ibu yang melahirkan, anak yang dilahirkan. Umpama ini menggambarkan struktur keluarga Batak yang kental dengan hubungan kekeluargaan. Tulang memiliki peran penting dalam kehidupan anak, terutama dalam adat dan tradisi.
- Hot pe jabu i, sai tong do i margulanggulang; Tung sian dia pe mangalap boru bere i, sai hot do i boru ni Tulang (meskipun rumah itu panas, tetap akan ada kesejukan; Dari mana pun boru/bere diambil, ia tetap boru ni Tulang. Artinya, Boru/Bere (perempuan yang menikah ke marga lain) tetap dianggap sebagai bagian dari keluarga Tulang, meskipun berasal dari tempat yang jauh. Ini menunjukkan bahwa hubungan kekeluargaan dalam adat Batak tetap kuat dan abadi.
Hak dan Kewajiban Boru dalam Pesta Pernikahan Adat

Posting Komentar