iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Sepintas Tentang "Devosi" - 2

Sepintas Tentang Devosi
APA MANFAAT DEVOSI?
Ada tiga sumbangan devosi bagi liturgi Gereja (Katolik).

Pertama, devosi menyadarkan pentingnya dimensi afeksi-emosi dalam liturgi. Nilai-nilai yang ditimba dalam devosi dapat membantu kita menghayati liturgi dengan lebih baik.

Kedua, devosi mengingatkan perlunya kesederhanaan ungkapan iman dalam liturgi. Dan terakhir, devosi mengingatkan bahwa liturgi adalah sebuah doa. Kita perlu memikirkan suatu liturgi yang merupakan medan doa umat beriman

Hal-hal yang perlu diwaspadia dalam Devosi:
  1. Devosi tidak pernah dipandang sebagai pengganti liturgi. Dalam gereja dikenal tingkatan-tingkatan. Dari seluruh liturgi resmi gereja, Perayaan Ekaristi merupakan liturgi yang tertinggi dan yang terutama tingkatnya, sesudah itu menyusul sakramen-sakramen yang lain. Namun demikian, praktek devosi dapat dihubungkan dengan liturgi resmi. Misalnya, novena dalam Perayaan Ekaristi. 
  2. Devosi harus dijauhkan dari bahaya praktek magis. Hal ini terjadi jika orang memandang kekuatan dan daya pengudusan berasal dari barang, mantra, angka dll. 
  3. Devosi harus tetap sesuai dengan iman gereja sebagaimana tertera dalam Kitab Suci dan Tradisi Gereja. Apa yang menjadi keyakinan devosional pribadi/kelompok tidak selalu harus menjadi iman Gereja Universal. Oleh karena itu, berhadapan dengan sekian banyak penampakan, gereja selalu mengambil sikap hati-hati.

MACAM-MACAM DEVOSI

1. ADORASI SAKRAMEN MAHAKUDUS
Sembah sujud di hadapan Sakramen Mahakudus berkembang mulai abad pertengahan. Pada abad XI, Berengarius menyangkal bahwa Kristus sungguh hadir dalam Hosti Kudus sesudah konsekrasi.
Guna menentang ajaran sesat tersebut, maka mulailah digalakkan ditengah umat keyakinan iman akan kehadiran nyata Yesus dalam Ekaristi. Adorasi Sakramen Mahakudus paling ideal dilakukan sesudah Perayaan Ekaristi, sehingga nilai kesatuan antara devosi dan liturgi ekaristi tetap terpelihara dengan baik.

2. JALAN SALIB
Bentuk devosi rakyat yang muncul karena kebiasaan ziarah ke Yerusalem.

3. NOVENA
Berasal dari kata Latin `Novem' yang berarti sembilan. Angka sembilan bukan khas Kristen, tetapi sudah ada dalam tradisi religius masyarakat waktu itu.

Tradisi Kristen memberi arti baru, yaitu menghubungkannya dengan peristiwa di mana para rasul bersama Bunda Maria berdoa selarna sembilan hari lamanya menantikan kedatangan Roh Kudus.
4. ZIARAH
Ziarah merupakan fenomena religius yang umum. Setiap agama memiliki tempat ziarahnya masing-masing. Dalam perkembangannya, banyak tempat ziarah lokal yang dulunya adalah tempat keramat bagi masyarakat setempat lalu dikuduskan umat Kristiani.


Sejak dahulu hingga sekarang, gereja memahami ziarah sebagai suatu perjalanan tobat. Ziarah juga merupakan ungkapan iman gereja yang musafir yang berjalan menujuh tanah air surgawi.
5. DEVOSI KEPADA BUNDA MARIA
Devosi khas Katolik. Maria mendapat tempat khusus dalam gereja karena perannya yang amat istimewa dalam karya penyelamatan manusia. Maria dikandung secara ajaib dan melahirkan secara ajaib pula.

Devosi kepada Bunda Maria, Bunda Yesus, merupakan perkembangan dari devosi kepada orang kudus. Devosi kepada orang kudus harus selalu diarahkan kepada Allah. Sasaran devosi bukan para kudus, melainkan Allah, karena Allah sendirilah yang bekerja dalam diri mereka.

Oleh sebab itu, devosi kepada Bunda Maria dirumuskan Gereja sebagai “Per Mariam Ad Christus", melalui Maria sampai kepada Kristus. Artinya, cinta saya kepada Maria, haruslah menghantar saya untuk memperdalam cinta saya kepada Yesus Kristus.

Beberapa bentuk devosi kepada Bunda Maria: DOA MALAIKAT TUHAN (ANGELUS), DOA SALAM MARIA dan DOA ROSARIO. Dalam konteks devosi ini, ada dua hal ekstrim yang harus dihindari dalam berdevosi kepada Bunda Maria, yakni "Mariophobia" dan "Mariacentric". Baca Selengkapnya!

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.