iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Konsisten Pada Apa yang Telah Dimulai

Konsisten Pada Apa yang Telah Dimulai
Salam pekik “Hosanna!” itu sekejap membahana, menggema di gerbang kota Yerusalem yang kokoh dan megah! Ya, hanya sekejap saja, sebab tak lama berselang, justru pekikan “Salibkan Dia!” yang mereka tujukan kepada Yesus, orang yang baru saja mereka inginkan menjadi Raja.

Sungguh, sejak peristiwa itu (Minggu Palma), kisah sengsara justru makin menggema. Rentetan strategi telah disusun oleh para musuh-musuh Yesus untuk membunuh Yesus. Penghianatan Yudas yang terjadi saat Perjamuan Kasih (Kamis Putih) hingga penyaliban Yesus hanya terjadi dalam waktu yang sangat singkat.

Entahlah.... Tapi itulah kita, manusia. Tidak konsisten pada apa yang telah kita pikirkan, katakan, atau lakukan. Sedemikian pelik dan kadang hidup menjadi serba terbalik.

Baru saja Jesus fans’club mengelu-elukan Yesus dan meminta-Nya menjadi raja mereka. Tapi tak lama berselang mereka malah terhasut oleh gosip bahwa Yesus itu seorang penghasut dan pemberontak, hinnga mereka turut meneriakkan “Salibkan Dia!” saat Sang Pujaan diadili.

Para pembaca setia GEMPAR, waktu memang selalu bergulir sedemikian mengalir; dan didalamnya kita berubah atau diubah. Melalui perayaan Minggu Palma ini (Lih. Gema Katekese halaman 2-3), kita diajak menjadi manusia yang mampu mengisi dan memaknai waktu dengan baik serta konsisten dalam memperjuangkan kebaikan yang telah kita mulai.

Bukan malah sebaliknya, “antusias pada kebaikan dan kebenaran hanya bila menguntungkanku”. Hidup memang kadang menyenangkan, tapi juga sering malah membosankan dan menjengkelkan.

Tapi jangan sampai hal itu menjadi alasan untuk mengabaikan masa lalu, meratapi masa kini dan cuek terhadap masa yang akan datang. Yesus toh sudah memperingatkan kita soal ini: Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku.

Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai. Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea" (Mat 26:31-32).

Akhirnya, semoga GEMPAR dan semua manusia yang terlibat di dalamnya mampu menjadi orang yang konsisten pada apa yang telah dimulainya, khususnya dalam membidani kelahiran GEMPAR setiap minggunya. Selamat membaca!


Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.