iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Membentangkan Hidup Dalam Keharmonisan Kasih Allah

Membentangkan Hidup Dalam Keharmonisan Kasih Allah

Terimakasih atas sambutan antusia dari para pembaca atas kehadiran perdana GEMPAR (Edisi 01-Minggu I-Maret 2011) pada Rabu Abu yang lalu. Mudah-mudahan kerinduan umat Paroki St. Ignatius Cimahi akan hadirnya media ringkas dan bernas sungguh terobati.

Untuk itu pada Prapaskah II ini kami hadir lagi ke hadapan Anda. Kendati awalnya merangkak, tertatih hingga letih, GEMPAR berniat ingin menjadi sahabat yang secara konsisten/setia menyapa para pembaca sekalian.

Perubahan atau pertobatan memang kadangkala membutuhkan usaha radikal yang mendalam. Pengalaman pertobatan radikal penduduk kota Niniwe adalah salah satu bacaan yang disuguhkan pada pekan ini (Yun 3:1-10) disamping nasihat dan ajakan Yesus bagi pertobatan kita.

Benar bahwa Allah tidak saja memberi tanda Yunus, atau tanda-tanda lahiriah lain lewat kehadiran para nabi, tetapi Ia sendiri langsung turun tangan menyelamatkan kita.

Semua usaha yang telah dikerjakan Allah demi pertobatan kita pada akhirnya bertujuan untuk mengembalikan kita pada hakikat kemanusiaan kita sebagai ciptaan Allah yang tampil sempurna dan hidup dalam kesejatian. Sebagai putera-puteri Allah (lih. tema II Bahan pertemuan Prapaskah) dan bagian tak terpisahkan dari Gereja dan masyarakat, kita diberi tanggungjawab untuk merawat dan mengembangkan hidup kita seturut kehendak Allah.

Pendeknya kita diajak oleh Tuhan untuk sungguh memperjuangkan potensi keallahan kita di kehidupan sehari-hari, hingga kelak kita pun menikmati kemuliaanNya (bdk. Injil HM Prapaskah II, 20/3 tentang “Yesus dimuliakan di atas Gunung Horeb).

Usaha pertobatan terus-menerus itu hendaknya tampak nyata dalam segala laku-tapa dan doa-doa kita, khususnya sepanjang masa Prapaska ini. Dalam konteks yang lebih spesifik pertobatan itu pun terlihat nyata dalam dinamika kehidupan menggereja di paroki kita.

Perayaan-perayaan liturgi seperti jalan salib, adorasi, misa harian, devosi-devosi dan berbagai kegiatan liturgi lainnya, ditambah tindakan amal-kasih lewat tindakan berbagi, entah di tingkah Lingkungan, Wilayah, maupun Paroki juga semoga turutserta menghiasi ekspresi pertobatan umat di paroki kita.

Maka kiranya tak berlebihan bila tema “Membentangkan hidup dalam keharmonisan kasih Allah” kami tabalkan sebagai tema dalam edisi ini.

Sumber: GEMPAR, edisi 02/Minggu II/Maret/2011.


Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.