iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Yohanes dari Salib, Sosok yang Mengagumkan


B. GAMBARAN PRIBADI 

Bila melihat foto St. Yohanes dari Salib orang mungkin bertanya seberapa besar sosok santo ini. Sepintas Juan delta Cruz tidak menampakan sesuatu yang istimewa. Orangnya kecil, pendek.

Tentang sosok lahiriahnya ini St. Teresa d'Avila pernah sambil bergurau memperkenalkannya kepada para susternya sebagai seorang frater yang "hanya setengah saja".

Selain sosoknya yang kecil, Yohanes juga seorang pendiam, introvert, suka menyendiri, meditatif. Dia juga seorang artistik. 

Dia merupakan seorang yang sulit berbicara dan "harus ditemukan", demikian komentar Teresa. Namun pembawaannya menunjukkan kedalaman hidup rohaninya yang mengagumkan.

St. Teresa sampai memanggilnya sebagai "santico" – santo kecil. Disamping itu Yohanes adalah seorang seniman, penyair; karyanya mengagumkan banyak orang termasuk Teresa. Dalam hubungan dengan kemampuannya ini Teresa kemudian memanggilnya sebagai "senequito" – seneca kecil. Selain kecil, Yohanes juga berperawakan kurus dan agak botak.

Dia nampak sangat sederhana dengan sebuah jubah coklat dan mantel putih yang kasar. Dalam perjalanan hidupnya sebagai bapak rohani, Yohanes ternyata menarik perhatian banyak orang. Baik pembicaraan maupun nasihatnya memberi inspirasi hidup rohani yang mendalarn.

St.Teresa pernah menulis kepada Ibu Priorin Anna di Andalus, ketika Yohanes berpindah dari Inkarnasi : "mengapa engkau mengeluh tentang Yohanes ? tidakah engkau melihat bahwa dia seorang santo ? Tidak tahukah engkau bahwa aku di sini sering kesepian karena ketiadaan santo kecil itu ?"

Walaupun demikian kepribadiannya ternyata keras dan tegas. Dia termasuk orang yang tegas dalam keputusan dan konsekwen, tidak mau ditunda-tunda.Ketika Teresa minta supaya Yohanes menggabungkan diri dalam pembaharuan untuk biara prig, Yohanes menjawab "ya" tapi dengan syarat "harus segera dilaksanakan". 

Dalam karya-karyanya nampak ketegasan dan sikap konsekwennya yang meminta kelepasan total dalam perjalanan menuju kesempurnaan.

1. Beberapa Keutamaannya

Yohanes terpengaruh secarc mendalam oleh pengalaman penderitaan dan kemiskinan masa kecil- a maupun sebagai seorang biarawan. Karena itu dia menaruh perhatian besar pada orang yang menderita dan berkekurangan.

Dalam menolong orang yang datang kepadanya dia tidak hanya memperhatikan kepentingan rohaninya tetapi berusaha juga untuk membantu mereka dalam kekurangan mereka. Kadang‑kadang dia mengambil dana dari biara, kadang pula dia meminta sedekah dari orang lain untuk mendapatkan apa yang diperlukan mereka. 

Pernah seorang imam datang mengaku dosa dengan mengenakan jubah yang tua dan sudah kumal. Yohanes tergerak hatinya, segera meninggalkan ruang pengakuan dan pergi meminta bantuan pada keluarga yang dia kenal untuk mendapatkan sebuah jubah baru baginya.

Selain perhatian pada orang miskin Yohanes juga memiliki rasa belaskasih dan perhatian khusus kepada orang sakit. Pengalaman kerja dan pelayanan di rumah sakit di Medina del Campo melahirkan rasa simpati yang mendalarn terhadap penderitaan dan kebutuhan mereka yang menderita sakit.

Bila ada seorang konfraternya menderita sakit, dia melewatkan waktunya untuk berada di sekitar tempat tidurnya, menjaga dan menyediakan makanan bagi si sakit. Sedapat mungkin di.a mengusahakan perawatan dan pengobatan bagi sisakit walaupun seringkali meminta biaya yang cukup tinggi. Untuk itu dia tidak ragu-ragu minta‑minta dan memohon belaskasih dan kebaikan dari orang lain.

Perhatiannya pertama-tama ditujukan kepada mereka yang sakit. Ketika para. suster di biara inkarnasi yang miskin menyediakan makanan khusus bagi dirinya,dia meminta untuk dikirimkan saja kepada kepada orang yang sakit.

Apabila dia mengunjungi satu biara maka yang pertama dikunjungi adalah orang sakit setelah lebih dahulu dia berdoa didepan Sakramen Mahakudus Yohanes juga adalah seorang yang penuh perhatian pada orang lain. Dalam pertemuan dengan seseorang dia sangatmemperhatikan suasana hati orang itu, Dia tidak suka melihat orang lain sedih.

Perhatiannya sangat besar terhadap orang yang bersedih hati dan tertekan jiwanya. Dia berusaha mencari jalan dengan menghibur dan membantu mereka keluar dari kesedihannya. Kebesaran jiwanya dengan rasa humornya yang tinggi membuat orang merasa terhibur dan diperhatikan. Dalam tugasnya sebagai, superior di biara Yohanes sering harus memberikan "correctio" kepada bawahannya.

Dalam hal ini dia selalu bersikap berhati-hati, jangan sampai sikap atau kata-katanya membawa akibat kesedihan atau menyebabkan seseorang molad-i. tawar hati. Menurut Yohanes jika orang dididik dalam kekerasan akan menimbulkan sikap sabar dalam hatinya.

Hal ini hanya akan menimbulkan kesulitan dalam mengemban hidup dengan keutamaan-keutamaan yang lebih besar. Maka dari itu dia selalu bersikap sabar dan berusaha menciptakan suasana legah dan gembira dalam hubungan dengan sesama konfraternya.

Meskipun banyak urusan luar yang menyita perhatiannya, namun jiwanya lebih terbuka kepada urusan rohani jiwa-jiwa. Untuk hal-hal yang berhubungan dengan Allah dan KerajaanNya, Yohanes menunjukkan perhatian dan semangat yang tinggi. 

Dia mengajarkan bahwa "Semakin jiwa Tencintai Allah, semakin pula dia menghendaki Allah dikenal dan dicintai oleh semua orang. Bila jiwa dikuasai oleh keinginan ini, dia akan semakin gist dalam doa dan usaha untuk mendapatkan keinginannya." 

Bidang apostolat yang disukainya adalah bimbingan rohani bagi jiwa-jiwa. Lewat karya ini dia menolong membebaskan jiwa-jiwa dari penderitaan dan ketidakpastian mereka. Untuk itu dia berusaha keras, dengan segala upaya dan melewatkan banyak waktu untuk menolong mereka.

Pelayanannya terbuka bagi semua orang. Dia menerima dari segala kelas dan golongan. Kepadanya datang banyak orang untuk meminta bimbingan rohani, mulai dari kalangan terpelajar, rektor dan profesor hingga pada orang biasa, pekerja harian dan ibu-ibu yang masih buta huruf. 

Semua mereka mendapatkan perhatian dan interese yang sama. Namun keprihatinannya lebih-lebih terarah kepada yang menderita secara rohani.

Kesadarannya bahwa jiwa harus mengalami pencobaan bathin mendorong dia untuk menulis karyanya: mendaki Gunung Karmel dan Malam Gelap. Gambarannya memang menggetarkan jiwa. 

Namun jika gambaran tentang kedahsyatan malam gelap itu menakutkan jiwa, hal itu disebabkan karena Yohanes mau melukiskan kenyataan itu dalam bentuk yang paling intense, dan tanpa mengecualikan seorangpun. Jiwa akan merasa lega bila ingat bahwa betapapun beratnya proses, pemurnian itu semuanya dikerjakan oleh tangan kasih Allah dan membawa kepada terang ilahi.

Tentang dunia dan clam ciptaan Yohanes mempunyai pandangan tersendiri. Dia mengajarkan bahwa,ciptaan merugikan manusia seiauh manusia terikat k-e,p-,dan menginginkanya secara tidak teratur (inordinatus). Untuk itu dia mendesak agar ada pembebasan diri lewat matiraga dan kelepasan sehingga manusia dapatclibebaskan dari cinta yang tidak teratur dan dapat mampu mengasihi Allah dan ciptaanNya secara benar.

Ciptaan menampakkan keindahan, kebesaran, kuasa dan kebijaksanaan Allah. Melalui kelepasan dari ciptaan, manusia dapat sampai pada pengetahuan yang lebih jelas tentang ciptaan itu, suatu pemahaman yang lebih dalam tentang sisi natural maupun supernatural dari ciptaan semuanya.

Ada perbedaan rasa bahagia antara seorang yang tidak terikat pada ciptaan dengan seorang yang terkungkung oleh keterikatan pada ciptaan. Seorang yang bebas dari ciptaan menikmati dunia berdasarkan apa yang benar dan yang paling baik dari ciptaan, sedangkan seorang yang terikat pada ciptaan menikmatinya berdasarkan apa yang salah dan palsu yang paling buruk di dalam ciptaan itu sendiri. Orang harus menggunakan ciptaan untuk melayani Allah dan demi kehormatan Berta kemuliaan Allah.

Yang paling menarik perhatian adalah bahwa Yohanes menunjukkan jiwa yang terbakar oleh keakraban dengan Allah. Hal ini juga merupakan pengalamannya sendiri yang dituangkan dalam karyanya "Madah Rohani" dan "Nyala Cinta yang Hidup".

Mengenai intimitasnya dengan Allah dia menulis "Allah sendiri mencurahkan misted Tritunggal kepada jiwa yang berdosa ini dengan cara yang demikian sehingga sekiranya tidak ada rahmat khusus, tidak mungkin saya dapat bertahan untuk hidup".

Jiwanya sering diliputi kesadaran akan kebaikan Tuhan. Dia hidup dalam doa terus-menerus. Kurang tidur. Pada malam hari banyak waktu dilewatinya dengan sering dengan berlutut di depan sakramen mahakudus, kadang-kadang dihalaman rumah ataupun didepan jendela kamarnya.

Dia dapat berdoa berjam-jam lamanya tanpa mengenaI rasa letih. Meskipun hidupnya tenggelam dalam doa pribadi, Yohanes tidak merupakan doa bersama terutama dalam perayaan ekaristi bersama. Pengalaman kontemplasinya adalah pengalaman kontemplasi dalam gereja, diteguhkan oleh sakramen dan kehidupan liturgi dalam gereja. Baginya perayaan Ekaristi merupakan pusat dari kontemplasinya dan kesempatan untuk menimba banyak rahmat.

Penderitaannya yang paling besar selama berada dalam penjara di Toledo adalah bahwa dia kekurangan perayaan Ekaristi. Baginya perayaan Ekaristi dengan Sakramen Mahakudus merupakan kegembiraan yang mengatasi segalanya.

Disamping keutamaan-keutamaan yang dikemukakan di sini masih terdapat banyak hal lain yang menarik dari kehidupan Yohanes, namun semuanya tidaklah dapat kita sebut satu persatu. Yang pasti. Yohanes dalam hidupnya menampakkan jiwa yang berkenan kepada Allah, dan karenanya diangkat dari dunia ini dengan segala keutamaan yang menonjol. >Baca Selanjutnya!