iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Dunia dan Glorifikasi Diri

Dunia dan Glorifikasi Diri

Dunia kita terlalu fokus pada MASA KINI (NOW- eng.; NUNC -lat.). Dunia bahkan terlalu berasyik masyuk di masa kini / sekarang dengan mengorbankan berbagai pelajaran dari masa lalu dan perhatian akan masa depan.

Sebagai bagian dari masyakarat konsumer kita begitu terobsesi pada segala sesuatu yang bisa 'bisa ditelan', bahkan ketika harus menanggung utang dan mengabaikan konsekuensi-konsekuensi di masa depan.

Di dalam keluarga, komunitas, organisasi, partai, perusahaan, bahkan negara sekalipun, prinsip "berutang demi kesejahteraan" tega kita praktikkan.

Dunia begitu terpesona pada hasrat pemuliaan diri sendiri (self glorification) lewat kerakusan kita untuk memamahbiak (si)apa saja yang bisa dimakan.

Tak jarang terjadi, demi glorifikasi diri kita rela memakan apa saja hingga muntah, meraih apa saja hingga hidupnya berakhir tubuh tertatih-tatih, menyetubuhi siapa saja yang bahkan akan membuat tubuhnya kehilangan nafsu, berkoalisi dengan (si)apa saja kendati tahu akhirnya akan saling meminggirkan, dan berbagai hasrat diri yang bahkan sudah tak terkontrol lagi.

Hasrat akan kuasa, hasrat akan kepuasan seksual dan kesenangan-kesenangan panca indera lainnya adalah contoh umum lain dari fokus khusus manusia kontemporer yang hidupnya memang berpusat pada “masa sekarang”.

Industri hiburan selalu hadir demi memuaskan rasa lapar kita, lagi dan lagi. Semua menawarkan "keasyikan hidup" di masa kini. Secara tidak sadar kita telah digiringi menuju 'promosi narsisme' secara berlebihan. Pribadi-pribadi, yang dulunya begitu setia pada tradisi dan sadar akan masa depan mereka kini malah turut larut dalam limitasi yang melekat pada pemanjaan diri dan kepuasan pribadi mereka.

lusius-sinurat

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.