iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Kehadiran yang Paradoks

Terimamaksih Br. Gino / Wilfrds Sipayung 

Kedekatan dan kedekatan Bruder Gino OFM Cap dengan konfrater CMVE di Jateng-DIY, khususnya di Yogyakarta dirangkum oleh Lusius Sinurat sebagai kehadiran yang paradoks tetapi tetap aktual. Menurut Lusius, bruder selalu hadir sekaligus dengan dua cara : presentia realis dan  presentia idealis

Secara nyata (presentia realis) ia bertumbuh bersama kaum muda CMVE Jateng-DIY dengan cara melebur dan berbaur. Tetapi ia tetap berjarak dan menjaga jarak, karena biarbagaimanapun ia adalah seorang biarawan Fransiskan yang tau batasan-batasan yang boleh ia pijak (presentia idealis).

Bruder selalu menghadirkan diri dengan segala keterbatasannya (realis) tetapi serentak ia selalu terbuka bagi kritik demi pertumbuhan panggilannya (idealis). Ia sangat keras bila hal-hal suci dilanggar oleh para konfrater CMVE Jateng-DIY tetapi serentak, tak lama setelah amarahnya ia akan memeluk dengan lembut para konfrater CMVE Jateng-DIY yang terpakasa ia marahi. Ini pengakuan Subandri yang memang pernah kena semprot bruder.

*****
Br. Gino berpose bersama bersama para konfrater CMVE
Jateng-DIY di Tugu Muda saat pertemuan di Semarang (2013)
Bahkan dengan cara itulah ia menjadi pionir dalam berbagai pertemuan-pertemuan dan kegiatan-kegiatan positif di CMVE Jateng-DIY. "Bruder kita ini adalah gerbang bagi berdirinya CMVE Jateng-DIY. Ia seorang inspirator sekaligus supporter yang sangat mumpuni," tegas Subandri, ketua CMVE Jateng-DIY periode lalu.

Bruder Kapusin yang memiliki hobi fotografi ini memang hadir secara unik di tengah komunitas CMVE Jateng-DIY yang sudah berusia 1 tahun.  Merunut apa yang dikatakan oleh para konfrater CMVE Jateng-DIY mengenai dirinya, Br.Gino adalah "sosok yang sedikit bicara tetapi banyak aksi" sebagaimaina diutarakan oleh Rimanda). "Orang sih asyik-asyik aja", lanjut Chandra yang mengaku tidak terlalu dekat bruder secara pribadi dengan Br. Gino.

Lebih lanjut Sony menegaskan,"Bruder ini pribadi yang selalu memiliki planing yang luarbiasa untuk CMVE Jateng-DIY."  Maka tidak heran - sebagaimana diutarakan Kwirinus kalau bruder "sangat tegas" dan ia selalu tepat waktu. Ia displin dalam banyak hal," lanjut Arie.

Satu hal yang sangat mengena juga datang dari si 'birong' John, "Bruder kita ini tetap konsisten dalam panggilannya sebagai biarawan" dan sebagaimana ditambahkan Plato "Bruder ini ibarat pamong (prefect) di seminari, yang selalu siap sedia untuk CMVE Jateng-DIY

Tidak mengherankan pula ketika Wilson sangat terkesan ketika ia dicari dan digiring oleh bruder ke CMVE Jateng-DIY sebagai domba yang dulu hilang dan kini telah kembali, "Ia ibarat Yesus yang mengembalikanku ke CMVE dengan sentuhan kasihnya."

Br. Gino memang layak kita sebut sebagai pionir di CMVE. "Ia pionir dalam banyak hal di CMVE Jateng-DIY," kata Tappin. Tentu karena ia seorang "aktor sekaligus pemrakarsa" lanjut Shansai si mata sipit tapi ireng

Di atas segalanya, sebagaimana dikatakan Bastanta, sang ketua CMVE Jateng-DIY yang baru saja terpilih sesaat setelah perpisahan dengan Bruder, "Bruder yang selalu hadir bagi CMVE." 

Demikian kesan-kesan positif yang sebetulnya dijuga diikuti oleh pesan-pesan dan doa bagi bruder yang segera berangkat ke 'asalnya' sebagagi biarawan dari ordo Kapusin yang bermarkas di Keuskupan Agung Medan. Tentu saja berbagai pesan dan doa-doa yang dipanjatkan oleh para konfrater CMVE Jateng-DIY bagi bruder menambah semangatnya dalam meniti hidup panggilannya di tempat baru.

*****
Salah satu karya fotografi terbaik
dari Br. Gino OFM Cap.
Sungguh momen yang tepat, karena awal kehadiran bruder berkulit gelap dan selalu tampil nyentrik ini justru pada masa Paskahsetahun lalu. Dan kini ia pun akan diberangkatkan ke tempat pelayanan yang baru persis di masa paskah di tahun ini. Momentum kebangkitan, oleh karenanya sangat tepat bagi CMVE Jateng-DIY untuk melepas kepergian bruder yang begitu mencintai sepeda motor yang telah ia desain ulang sendiri.

Ya, bruder yang menurut pengakuan frater yang ia ajak saat perpisahan katakan sering tidak ofisi dan tidak ikut misa ini akan pindah ke Riau mengurusi kelapa sawit Ordo Kapusin yang ia cintai. Ada ketakutan yang dalam dirinya untuk mengemban tugas yang memang masih baru baginya. Minimal itu yang ia ungkapkan kepada kami saat acara tadi malam (11/5) di Yogyakarta. 

Ketakutan itu rupanya bermula dari ketidakrelaan untuk berpisah dengan komunitas CMVE Jateng-Yogyakarta yang ia sebut sebagai komunitas yang sangat mendukung panggilannya sebagai biarawan Fransiskan. Namun, sebagaiman pengakuan bruder, baik ketakutan untuk berpisah dengan CMVE Jateng-DIY maupun ketakutan akan tugas baru yang harus ia emban di Riau justru tak seberapa dengan kebahagiaan dan semangat bergelora yang ia telah dapatkan sejak berbaur dan melebur dengan komunitas CMVE Jateng-DIY setahun belakangan. 

Di akhir sambutannya Br. Gino memberi kesan-kesan mendalam sepanjang menikmati kebersamaan dengan para konfrater CMVE Jateng-DIY (2013-2014):
  1. CMVE itu roh bagi panggilan saya sebagai biarawan.
  2. Di CMVE saya belajar memuji dengan tulus dan menegur dengan kasih
  3. Para konfrater CMVE adalah inspirasi bagi saya. Semakin saya banyak berjalan dengan para konfrater CMVE maka semakin banyak pula saya belajar dari para konfrater CMVE
Bruder juga berpesan agar tetap menjalin komunikasi kendati dengan syarat tidak terikat secara personal melainkan secara komunal. Apalagi kalau bukan demi membangun CMVE Jateng-DIY secara khusus dan Gereja secara umum. Untuk itu bruder berpesan agar tetap mensyukuri anugerah agung Tuhan yang telah diberikan kepada kita masing-masing, "Saya memang terkadang iri dengan banyaknya bakat yang dimiliki para konfrater muda di CMVE Jateng-DIY ini. Bakat yang kalian miliki itu sangat luarbiasa. Maka sangat disayangkan bila talenta yang dianugerahkan oleh Tuhan itu tidak dikembangkan. Dan lagi penting kalian tahu bahwa saya sangat senang bisa belajar tentang kreatifitas dari para konfrater sekalian"


Dirangkum oleh Lusius Sinurat