iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Capres KIRI dan Capres KANAN

Nuansa persaingan Pilpres 2014 antara 2 kubu makin hari makin tidak menarik. Keduanya memiliki kesamaan, minimal ini yang terjadi dengan para tim sukses kedua kubu : sama-sama tidak bermental pemenang. Kedua kubu seperti asyik memainkan pola devide et impera, memecah belah masyarakat berdasarkan ormas atau kelompok pro dan kontra capres A atau capres B. 

Perbedaannya cuma satu, yakni cara memecah belahnya. Ada yang menggandengan ormas garis keras (kiri) dan ada yang masih setia menggandeng ormas berhaluan nasionalis(kanan). Menariknya, kedua kubu sama-sama tidak memperhatikan dimensi personal calon pemilih mereka. Kalau begitu, ke mana suara masyarakat non ormas akan berlabuh?

***

Capres KIRI tidak pernah lelah mengumbar janji yang -maaf - gak akan mungkin bisa dia wujudkan. Nafsu akan kekuasaan tak pelak lagi menggiringnya menjadi seorang pembohong. Belum pernah ada di dunia ini capres menjanjikan akan menjadikan rakyatnya kaya. Hanya iblis yang menjanjikan kekayaan yang bukan miliknya kepada orang-orang yang sedang berpuasa.

Padahalm, sadar atau tidak, janji-janji segudang dari capres satu ini membuatnya makin tidak menarik bagi pemilih rasional. Semakin jelas mengapa ormas seperti FPI, FRB, dan beberapa orang yang irrasional tertarik dengan nya. Di titik inilah kapitalisme akhirnya berhasil memenuhi seluruh aspek kehidupan, termasuk politik: menjual apa saja, termasuk yang tidak ada. OMG


***
Capres KANAN

capres kanan selalu tak melupakan sejarah. Ia setiap pada dasar negara yang telah diletakkan oleh para pendiri bangsa ini. Setiap tanggal 1 Juni kita sebagai bagian dari Republik Indonesia diingatkan bahwa dasar negara kita PANCASILA, bukan yang lain... apalagi dasarnegara yang hendak diimpor oleh beberapa partai dari negara lain. Bagi capres kanan, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai berketuhanan, berperikemanusiaan, bersatu, berkerakyatan, dan berkeadilan sosial. 

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.