iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Kecil Tapi Bermanfaat

Kecil Tapi Bermanfaat
Usia yang seharusnya menguras tenaga tidak terlihat dari semangat mBah ini. Usia 76 tahun nampaknya tidak membuat dia untuk merasa lelah memangku cicitnya, Aca di pangkuannya. Rasa sayang yang besar nampak dari pelukan kasihnya.

Si cucu pun merasa tenang dan sangat nyaman dalam pelukan itu. Perbedaan generasi pun tidak tampak jelas dari cara mereka berelasi walau umur sudah sangat berbeda. 

Itulah mBah Moedmainah yang saya jumpai di Desa Wonosobo, Jawa Tengah.

Nenek ini termasuk salah satu saksi mata perjuangan Indonesia dalam gempuran pergolakan politik. Kerja dalam kantor kejaksanaan menjadi lapangan bagi dia untuk mengetahui bagaimana saat itu pergerakan masyarakat dalam menertibkan PKI.

Dia menceritakan bagaimana pergolakan di Wonosobo saat itu. Beberapa agenda penyerangan di Wonosobo sudah direncanakan. Namun, perisistiwa Madiun seolah-olah menyelamatkan daerah ini dari pertumpahan darah.

Memang, beberapa orang PKI telah diciduk oleh aparat pemerintah yang terlibat dalam pergerakan langsung. Akan tetapi, yang menjadi fokus tulisan ini adalah bagaimana dia membentuk dirinya sebagai perempuan yang tangguh.

Berkarya di kejaksaan selama 38 tahun 2 bulan sejak 1956 ternyata memberikan pengalaman yang sangat besar bagi dia. Sebagai seorang perempuan, dia telah dipercayai untuk menangani para tawanan kasus. “Bagi seorang perempuan saat itu, tugas itu sangat berat karena harus menangani para tahanan yang didominasi laki-laki”.

Tapi, tugas itu tidak membuat dia menyerah. Lembur di kantor hingga pagi harus dia tempuh agar tanggung jawab itu dalam dia laksanakan. Semua itu dilakukan dengan gigih karena dia dipercaya oleh atasannya. “Kepercayaan adalah suatu hal terpenting dalam hidup,” tuturnya.

Latar belakang keluarga menjadi hal mendasar dalam membentuk kepribadiaanya. Hidup dalam keluarga pegawai rendahan ternyata telah membuat dia untuk hidup mandiri sejak kecil. Sejak dini dia telah diajarkan untuk tidak pernah bergantung pada siapa pun. Harus bisa berdiri di atas kaki sendiri. Prinsip yang kuat ini akhirnya sampai membuat dia sebagai pegawai kantor kejaksaan. Bertugas di kantor merupakan salah satu kebanggaan terbesar dalam hidupnya. Bukan soal tingginya jabatan yang dia peroleh, tetapi bagaimana proses yang telah dia jalani untuk sampai pada impiannya.

Kepercayaan yang dia terima sungguh ditekuni hari demi hari. Segala urusan yang diselesaikan dituntaskan dengan baik. Selalu memberi pelayanan yang terbaik menjadi motivasi dasar untuk bekerja. Hasil dari semangat hidup ini dia petik. Mendapat penghargaan sebagai satu-satunya wanita yang memperoleh satialacana dari pemerintah menjadi moment paling membanggakan dalam hidupnya. Namun, “jujur, saya tidak pernah bermimpi untuk mendapatkan itu. Bagi saja, daplek dalam tugas adalah yang utama. Yang penting tuntaskan segala tugas dengan baik”.

Dia mengakui bahwa jika itu dijadikan sebagai mimpi, maka dia tidak akan menghargai proses yang dia jalani. Padahal, bagi dia proses itu yang lebih penting. Perjalanan hidup ini membuat dia sungguh bahagia dan bangga menjadi seorang wanita yang pernah berperan dalam menjaga keberlangsungan negara ini. 

Dari kecil, lokal hingga nasional. “Saya memang tidak melakukan banyak hal. Tetapi hal kecil yang telah saya lakukan telah memberikan kebaikan kepada banyak orang, itulah yang membuat saya bahagia.”


Kiriman: Subandri Sumbolon Tuan
Penyunting: Lusius Sinurat

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.