iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Naik Pangkat Hingga Hidup Terangkat

Naik Pangkat Hingga Hidup Terangkat

Dua kata ini selalu berhubungan: pangkat dan angkat. Bukankah orang yang "naik pagkat" adalah orang yang mengalami situasi terangkat atau bergerak ke atas atau ke tempat yang lebih tinggi?

Kenaikan pangkat ternyata bukan pertama-tama hak pegawai negeri, tentara atau para pekerja di perusahaan.

Benar bahwa "naik pangkat" kerap dimengerti sebagai tindakan resmi dalam administrasi kepegawaian yang mengakibatkan perubahan pangkat pegawai negeri sipil, yakni pangkatnya menjadi lebih tinggi daripada pangkat semula. Misalnya seorang kolonel baru saja naik pangkat menjadi brigadir jenderal.

Kita sadari dengan sungguh-sungguh bahwa kita semua senang diangkat, apalagi dalam konteks "naik pangkat". Itu pasti. Buktinya, seseorang yang berasal dari pedalaman dan dulu tak dianggap oleh teman-temannya di kota metropolitan, tetapi setelah ia berhasil menjadi seorang CEO di perusahan international teman-temannya tadi malah sangat hormat padanya

Kenaikan pangkat dan status hidupnya yang telah terangkat adalah alsan teman-teman lamanya begitu menghormatinya.

Kalau sobat suka menonton acara KICK ANDY SHOW di metroTV maka sobat akan menemukan orang-orang hebat yang telah mengalami naik pangkat dan hidupnya terangkat.

Biasanya Andy akan mengajak ngobrol orang-orang yang tadinya dianggap gila, kampungan alias kepo, bodoh atau goblok, miskin, misalnyadan kini sangat dihormati justru setelah ia naik pangkat dan hidupnya terangkat, hingga ia yang tadinya dikatain gila kini justru dipandang sangat waras, yang tadinya dikatain goblok kini pemikirannya justru dijadikan referensi bagi kaum muda, yang tadinya dianggap kampungan dan konvervatif kini malah dipandang sebagai orang yang sangat progressif, dan orang yang tadinya dikatain kepo alias kampungan kini justru telah mampu membantu banyak orang lain, termasuk orang yang dulu melecehkannya..

Ringkasnya, perubahan cara pandang teman-teman atau masyarakat umum itu diakibatkan oleh kenaikan pangkat atau kenaikan taraf hidupn si pengusaha tadi. Ini terjadi karena kenaikan pangkat ternyata juga menandakan ia sedang mengalami kenaikan taraf hidup secara ekonomi.

Sebab kenaikan pangkat rupanya simetris juga dengan kenaikan satus ekonomi dan sosial seseorang. Inilah yang membuat semua orang ingin naik pangkat agar hidupnya semakin terangkat, terutama secara sosial.

Kendati impian agar naik pangkat itu kerapkali tak mengindahkan pasang surut kehidupan nyata. Benar bahwa semua orang lebih menyukai pasang daripada surut dalam hidupnya. Tetapi, sama seperti misteriusnya hidup, kenaikan atau penurunan pangkat bisa saja terjadi.

Hanya saja kita kerap lupa pada mereka yang berperan padakenaikan pangkat yang kita dapatkan, hingga kita kerap berkata kepada siapa saja, "Semua ini kuperoleh sebagai buah dari kerja kerasku!" Kita tahu tindakan seperti itu tak boleh kita lakukan. Tapi kenyataannya banyak juga orang hebat yang melupakan peran serta orang-orang yang membantunya jadi orang hebat.

Pertanyaannya adalah "apakah Anda naik pangkat berkat usaha Anda sendiri? Benarkah bahwa keterlibatan orang lain atau keterlibatan sang Ilahi tidak ada sama sekali sepanjang proses Anda naik pangkat tersebut?

Benar bahwa setiap orang yang "naik pangkat" hidupnya juga akan ikut terangkat, tetapi lama tidaknya Anda bediri gagah di puncak kesuksesan itu tergantung pada kesadaran dan ketulusan Anda menyadari peran-peran dari orang terdekat, para sahabat, masyarakat sekitar Anda, juga mengakui peran semesta dan campur tangan sang Pencipta.

Akhirnya, melalajaran agama kita disadarkan bahwa Sang Pencipta selalu memberikan peran berbeda ke setiap orang, dan salah satunya adalah orang yang "diutus" menjadi pembuka jalan bagi kita hingga hidup kita semakin terangkat karena kita telah mengalami kenaikan pangkat.

Orang-orang istimewa yang saya maksudkan adalah mereka yang berkarya seperti "Yohanes Pembaptis" yang bertugas merintis jalan bagi seseorang yang akan lebih besar dan lebih hebat dari dirinya.

Mereka inilah yang sering kita lupakan. Kata "mereka" yang dimaksud di sini adalah orang-orang yang telah berperan pada kenaikan pangkat kita, entah yang tampil sebagai pembantu rumah tangga, pelayan restoran, tukang kebersihan, guru atau dosen, trainer, gubernur, bahkan presiden sekalipun.

Sebab sadar atau tidak sadar kesadaran dan rasa syukur atas kehadiran para "perintis jalan" itu sangat tepat saat ini, saat di mana masyarakat kita sedang dikuasai oleh sikap "situasi saling menyalahkan".


Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.