iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Nilai-nilai Pedagogis Pendidikan

Nilai-nilai Pedagogis Pendidikan
Dunia sedang bergulat dengan berbagai ancaman kekerasan dan kejahatan terstruktur yang mengancam kehidupan. Indonesia juga mengalamai ancaman yang sama.

Dalam ruang lingkup yang lebih spesifik, kekerasan itu bahkan terjadi secara horisontal, antar-masyarakat kita sendiri. Kemana perginya nilai dan tujuan sistem pendidikan kita ini: “untuk mencerdaskan kehidupan bangsa”? 

Pendidikan, terutama pendidikan Agama, belum mempunyai peran “signifikan” dalam proses membangun kepribadian bangsa ketika terjadi: radikalisme agama, kekerasan atas nama agama dan berbagai bentuk kekerasan lain yang mengatasnamakan agama; praktik korupsi yang dilakukan oleh beberapa oknum penguasa hingga cenderung menjadi sebuah “kewajiban bagi bawahannya”, dst.

Hasil cetak kepribadian manusia adalah hasil dari proses transformasi pengetahuan dan pendidikan yang dilakukan secara humanis. 

Selama pendidikan hanya berlangsung sebagai momen “ritualisasi”, maka pendidikan tak akan “menghasilkan insan-insan pendidikan yang memiliki karakter manusiawi”. Faktanya, pendidikan di negara kita sangat miskin dari sarat keilmuan yang meniscayakan jaminan atas perbaikan kondisi sosial yang ada.

Pendidikan hanya menjadi “barang dagangan” yang dibeli oleh siapa saja yang sanggup memperolehnya. Pendidikan belum menjadi bagian utuh dan integral yang menyatu dalam pikiran masyarakat keseluruhan.Mencetak calon pemimpin bangsa tidak bisa lepas dari peran dan fungsi pendidikan.

Hanya orang-orang yang mampu membeli banyak persediaan pengetahuan dari sekolahlah yang bisa menikmati keistimewaan hidup, punya penghasilan tinggi, dan punya akses ke alat-alat produksi yang hebat. Sehingga tidak ada kepedulian seluruh elemen pendidikan untuk lebih memperhatikan nasib pendidikan bagi kaum tertindas.

Akhirnya kita semua terpaksa harus membayar mahal demi memperoleh pendidikan, kendati di saat yang sama tidak ada jaminan kualitas yang turut membentuk kepribadian kita. Pendidikan agama oleh karenanya sangat penting, tepatnya ketika pendidikan dikomersialkan.

Secara teoretis, khususnya dalam PENDIDIKAN AGAMA, paradigma pendidikan kita sebetulnya sudah memasukkan nilai-nilai umum kemanusiaan. Sayangnya, penekanan pada pentingnya nilai-nilai itu justru sering diabaikan. 

Di titik inilah kita harus mengenali keterasingan manusia dari “belajarnya” sendiri ketika pengetahuan menjadi produk sebuah profesi jasa (guru) dan murid menjadi konsumennya (Ivan Illich). Lanjut Baca!


Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.