iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Basa-basi, Karena Basah Menjadi Basi

Basa-basi, Karena Basah Menjadi Basi "Jangan...jangan sampe gak jadi," canda Si Borokokok yang memang doyan basa-basi, saat ia ditawari makan Indomie oleh si Balakutak.

Jujur saja, bukan hanya si Borokokok, masyarakat kita pada umumnya memang doyan sekali dengan basa-basi. Ibarat sayur, dibasahin dulu dengan santan biar cepat basi !

Kita bahkan sering mengajak orang mampir dengan harapan ia tak akan mampir sungguhan. Kita juga sering mengajak orang lain makan disaat makanan yang tersedia justru tinggal apa yang ada di piring kita.

Budaya kita adalah budaya basa-basi, budaya penuh dengan hal-hal yang basa tetapi sudah basi. 

Di acara #IniTalkShow, misalnya, Sule yang memang berperan sebagai juragan yang baik, saban waktu selalu menyiapkan amplop untuk mamangnya yang sering meminta uang. Sule selalu memberi sejumlah uang kepada mamangnya, Mang Saswi yang selalu ketiban sial dan tampaknya memang selalu merugikan.

Nah, setiap kali menerima amplop, Mang Saswi selalu menyambutnya dengan kalimat, "Sudah, gak usah" atau "Aduh, jadi enggak enak neh" tetapi serentak tangannya justru meraih amplop coklat pemebrian keponakannya, Sule.

Hampir di semua panggung lawakan, juga panggung-panggung seni sering menyentil kebiasaan masyarakat kita. Comica alumnis SUCI KompasTv, Didit Mulyono, misalnya justru dengan cerdik mengyindir kita tradisi turunan nenek moyang kita ini,
"Andai saja yang ditawarkan dengan basa-basi itu adalah granat dengan kunci terbuka dan sudah siap meledak. Bia jadi, kebiasaan basa-basi antara si pemberi dan si penerima tadi justru bisa berbuah kematian bersama.

Yang satu akan berjar, "Sayang, kamu saja yang meledakkan granat ini."Sementar teman yang menerima tawaran basa-basi pun akan menjawab,
"Wah, jangan gitu dong sayang. Sama sayang aja."

Selanjutnya orang pertama yang membuka kunci granat tadi malah menawarkan kembali granatnya, tentu saja tetap dengan basa-basi,
"Serius neh? Jadi enggak enak hati deh", jawabnya tanpa menyadai granat sudah meledak di tangannya.

Keduanya pun tewas dalam dunia basa-basi.

Ini memang hanya kisah fiktif bernada sindiran tentang betapa kebiasaan basa-basi kita sering menyakiti hati orang lain, bahkan berujung pada kematian. 

Basa-basi memang kadang penting, tetapi tak lantas berarti bahwa basa-basi bisa diberlakukan untuk siapa saja. Kebayang kan bila orang yang kita candain dengan basa-basi kita ternyata orang seriusan? Pasti deh kena batunya. Jleb! 

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.