iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Menutaskan Masalah Tanpa Solusi

Dunia kerja sering mengeluhkan kualitas lulusan perguruan tinggi kita. Konon katanya, lulusan universitas di seluruh penjuru negeri Indonesia tak dipersiapkan dengan sungguh untuk bekerja. Rata-rata lulusannya, masih menurut para si empunya modal, justru dipersiapkan jadi bos.

Lantas, apa jawaban para Dosen? Mereka yang bergerak di kampus alias para dosen pun tak kalah kesal dengan para mahasiswa yang menurutnya tak cerdas dan tak siap menjadi mahasiswa. Menurut para dosen, ini sepenuhnya salah sekolah yang tak serius mempersiapkan siswa menjadi mahasiswa.

Tentu saja para guru tak mau tinggal diam, apalagi dipersalahkan. Mereka pun melempar kesalahan pada orangtua karena pendidikan di keluarga tak berjalan semestinya. Belum lagi para guru sering mengeluh karena anak didik mereka tak bisa diatur dan malas belajar.

Lantas ke siapa para orangtua ini harus mengeluh?

Sebagai warga mereka pastinya punya hak mengeluh kepada pemerintah, terutama Mendikbud dan MenristekDikti yang menjalankan sistem pendidikan tak terukur dan bersifat eksperimental. Bagi mereka, sekolah dan universitas tak saja mahal, tetapi serentak juga tak mampu mempersiapkan lapangan kerja untuk anak-anak mereka yang sudah sarjana.

Mendikbud dan MenristekDikti selanjutnya akan menanggapi dengan menyalahkan kebijakan dan UU Sisdiknas dan berbagai peraturan sistem pendidikan di PT yang dihasilkan oleh DPR.

Lantas apa jawaban para anggota dewan (DPR)? Mereka juga tak mau dipersalahkan. DPR pun mengeluh dan merasa kesal mengapa rakyat tak memilih partainya dan mencoblos gambarnya saat Pemilu, bila memang mereka butuh perubahan.

Akhirnya, Pemilu yang dikelola KPU dan Bawaslu itu harus mengeluh ke siapa lagi dong? KPU Pusat? Mendagri? Presiden?

Kita sudah saja litani keluhan Indonesia ini. Kita harus hentikan mentalitas sebagai #BangsaPengeluh


Lusius Sinurat

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.