iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

13 Tahun Kabupaten Samosir

13 Tahun Kabupaten Samosir
Ibukota Kabupaten Samosir, Pangururan kini sedang berdandan. Sebetulnya tak hanya Panguaruran, seluruh desa, mulai dari Tomok Hingga Pangururan, Palipi, Onan Runggu hingga kembali ke Tomok kini sedang berbenah menyambut bisnis parawisata.

Jalan raya di sekeliling Samosir (lingkar dalam) akan diperlebar hingga 4 meter kedua sisinya. Itu baru jalan. Belum lagi pembangunan infrastruktur lainnya.

Menang pada tahun 2016, Pemerintah Pusat melalui Kemen PUPera, sudah melakukan groundbreaking (launching) pembangunan infrastruktur jalan lingkar Samosir Rp367 miliar dan jalan Tele-Pangururan Rp147 miliar secara multy years construction (MYC) 2016-2019.

Tapi bukan ini yang paling menarik saat ini. Selain karena ini murni gawean pemerintah (pusat-daerah), juga karena jauh lebih menarik justru kesiapan masyarakat di Samosir, terutama Pangururan yang kelak akan menjadi kotamadya ini.

Di Hari Jadi ke-13 Kabupaten Samosir yang baru saja dirayakan dari hari Sabtu-Senin, 25-27 Februai 2017 kemarin Bupati Samosir Rapidin Simbolon mengajak masyarakat Samosir untuk turut berpartisipasi mengembangkan Samosir yang dikelilingi Danau Toba ini.

“Untuk sebuah kabupaten yang terus membangun membutuhkan dukungan dan partisipasi masyarakat dengan menanggalkan kepentingan pribadi untuk kebaikan dan kemakmuran bersama,” ajak Rapidin.

Ajakan ini memang tampak biasa. Namun ajakan bupati yang berkali-kali ia ucapkan dalam kunjungannya ini seakan menegaskan betapa masyarakat Samosir itu tergolong sangat terbuka dan selalu sedia atas tawaran Pemerintah untuk mengembangkan Bona Pasogit mereka.

Namun di sisi lain, masyarakat Samosir yang mayoritas petani ini memang punya kecenderungan cuek atas apa yang terjadi, dan cenderung menunggu dan kurang inisiatif.

Ini yang terlihat di Onan Baru (pasar baru) yang letaknya tak jauh dari Hotel Dainang dan gedung inkulturatif Gereja Katolik St. Mikael Pangururan.

Mayoritas pemilik toko memang masih dikuasai mayoritas orang lokal. Tapi perlahan dan ini pasti akan terjadi, para pedagang dari luar justru sudah semakin memadati Pangururan.

Sebut saja para pedagang jajanan kuliner yang justru sangat diminati warga lokal malah dikuasai pedagang dari luar Samosir. Sebut saja restoran padang, warung bakso, warteg, dan lain sebagainya.

Minimarket juga sudah mulai terlihat, dan hamparan pedagang kaki lima sudah semakin memadati trotoar di "Hari Pekan" yang biasanya berlangsung setiap Hari Rabu.

Bisnis perhotelan juga sudah mulai tumbuh, dan sejauh ini memang masih agak sepi. Menurut penuturan warga Samosir, para pemilik hotel itu justru orang-orang Medan, Jakarta atau dari luar Samosir sendiri.

Pendek kata, semoga ketersediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan para pengunjung / wisatawan lokal dan wisatawan asing secepatnya disediakan oleh pemerintah, dengan catatan masyarakat tetap dilibatkan dan kebudayaan lokal semakin dilestarikan.

Bila Dinas Pariwisata Samosir mencatat terjadinya peningkatan 8,4% wisatawan dari tahun 2015 (147 ribu orang) menjadi 194 ribu di tahun 2016 lalu.

Semoga di ultah ke-13nya ini Kabupaten Samosir semakin maju dan perekonomian masyarakat semakin membaik. Selamat Ultah ke-13 Kabupaten Samosir !


Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.