iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Begu Datu

Begu Datu
Gedung Seminari Menengah Pematangsiantar (2018)

Saya lupa nama panjangnya. Seingatku sih nama lengkpanya Drs. Benediktus Dinan Marbun, dan akrab dipanggil Pak BD. Marbun. Semoga saja saya tak salah. Ada alasan mengapa saya tak mengingat nama aslinya.

Lazim di Seminari kami dikenal dengan nama "pasaran", nama yang disematkan oleh teman-teman, guru, bruder, suster, bahkan pastor yang mengajar di Seminari.

Kami menyebutnya "gelar" populer di Seminari. Ya, semacam nama viral di era millenial saat ini. Sebut saja Pirdot untuk Johanes Simorangkir, Ateng untuk Ahmad Santoso Simbolon, Sibahut untuk Simon Manurung, dst.

Tak hanya sesama Seminaris (sebutan untuk siswa Seminari yang 100% cowok itu), tetapi juga para guru dan staf tak luput "diberi" gelar. Jakon untuk Pak Thomas Dwi Poerwanto, Key Boy untuk Direktur Seminari P. Anselmus Mahulae, dan tentu saja Begu Datu untuk almarhum Bapak BD Marbun.

Begu Datu adalah guru yang unik. Pengalamannya sebagai eks frater Kapusin dan puluhan tahun mengajar di Seminari telah membentuk Begu Datu sebagai guru yang sangat cerdas.

Bahasa Inggris dan Seni Suara adalah dua mata pelajaran yang beliau ampu. Sayang sekali kami hanya mendapatkan kesempatan yang singkat diajar Begu Datu yang nyentrik ini. Karena secara mendadak beliau meninggal saat kami kelas Syntaxis (1995).

Begu Datu emang unik. Dengan kacamata yang tebal tapi menggantung di hidung, ia seperti mempunya dua pasang mata. Buktinya ia hampir selalu tahu siapa muridnya yang ngantuk, membaca novel, atau sedang melamun saat ia mengajar di depan kelas.

Bisa jadi itu alasan mengapa ia disebut Begu Datu (hantunya dukun, rukunnya hantu, hantu sekaligus dukun) hahahaha. Wlaupun menurut penuturan mantan muridnya, Leopold P. Sibagariang kepanjangan BD menjadi Begu Datu itu bermula dari lelucon yang dibuat oleh Pak BD Marbun Sendiri.

"Saat itu, pada tahun 1985-an, kami sedang diajar beliau. Lalu ada beberapa murid yang ngantuk dan terlihat kurang bersemangat. Lalu Pak BD bertanya, "Eh, kalian tahu tidak apa kepanjangan BD dalam nama saya?"

Sontak para murid tersadar, tapi tak satu pun yang bisa menjawab. "BD itu singkatan dari Begu Datu," jawab pada BD Marbun sendiri dan diiringi tawa hingga para murid bersemangat lagi."

Terkati nama, mantan muridnya yang lain, Charles Manalu menuturkan kisah lucu ini: 
"Suatu sore sebelum doa, seorang seniorku (kalau tidak salah Thomas Sihombing) menggoda Putrinya pak BD Marbun yagn kebetulan lewat di depan Rhetorica. 'Hei, dik. Siapa nama bapakmu?' Entah bagaimana, sang putri tadi langsung berteriak, "Beguuu Daatuuu!"

*****

Begu Datu memang ciamik. Saat mengajar seni suara, ia sungguh menguasai segala jenis musik, notasi dan birama musik dan telinganya sangat tajam bila ada suara fals terdengar. Menciptakan notasi lagu apa saja ia mampu. Dan itu secara spontan, bahkan ia bisa langsung menuliskan partiturnya di papan tulis. Faktanya, cukup banyak juga lagu Gereja yang ia ciptakan dan aransemen ulang dengan apik.

Cara mengajar Begu Datu emang unik. Saat mengajar Bahasa Inggris, beliau tak mau kaku dengan fokus pada grammar dan structure sebagaimana dianjurkan kurikulum yang dikeluarkan oleh Depdikbud kala itu.

Begu Datu justru fokus dan concern pada listening dan pemahaman bahasa Inggris secara keseluruhan, termasuk etimologi dan filologi dari istilah bahasa Inggris. Maka, bagi saya pribadi, Mr. Begu Datu ini lebih cocok digolongkan guru filsafat bahasa Inggris (Linguistic) daripada guru mata pelajaran Bahasa Inggris.

Bagi Begu Datu, seorang Seminaris pasti sudah menguasai structure dan grammar, juga coversation, apalagi mereka sudah lulus kelas KPP atau Probatorium. Walaupun de facto, justru sebaliknya yang terjadi. Kebanyakan dari kami malah kelabakan dengan metode mengajar beliau.

Belakangan kami tahu bahwa dengan membahas kisah-kisah jenaka dari Nazrudin Begu Datu sedang ia mengajari kami cara memahami teks dan konteks Bahasa Inggris secara lengkap.

Begu Datu tahu bahwa bukan kisah Nazrudi yang akan diuji di setiap Ebtanas/UAN. Tetapi ajaib, nilai bahasa Inggris Seminari justru selalu di atas rata-rata SMA lain saat itu. Di titik inilah memhami kisah jenaka Nazrudin ternyata mengajarkan Seminari cara belajar bahasa Inggris dari kebodohan orang Arab bernama Nazrudin.

Sesekali (biasanya menjelang ujian) sih Begu Datu membahas secara sepintas materi Bahasa Inggris yang ada di buku pegangan siswa, yang dianjurkan Kurikulum pemerintah. Namun, percaya atau tidak, metode mengajar Mr. Begu Datu justru telah menghasilkan alumni Seminari yang mampu membaca dan mahami buku-buku berbahasa Inggris secara cepat dan tepat, dan tak pernah gagal UAN gara-gara Bahasa Inggris.

Mang kami tak terlatih coversation, karena di kelas Probatorium kami lebih banyak diajari dasar-dasar Bahasa Inggris seperti structure dan grammar yang tepat. Namun, setelah kuliah dan hari-hari ini, saya pribadi sungguh sangat terbantu memahami buku-buku luar (berbahasa Inggris) berkat jasa almarhum Pak BD Marbun alias Begu Datu Marbun ini.

#TersenyumlahDariSurgaBDMarbun
#ThankYouSir
#MemperhitungkanPanggilan


Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.