iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Filsuf Sejati Tak Mungkin Seorang Pragmatis

Filsuf Sejati Tak Mungkin Seorang Pragmatis


Seorang filsuf harus mampu membahasakan teks-teks ilmiah yang njelimet (yang terdapat dalam berbagai literatur yang ditulis oleh para ahli dibidangnya) menjadi sebuah teks-bacaan yang mengalir, enak dibaca dan mudah dipahami publik.

Kalau ada orang yang merasa ahli filsafat namun selalu membuat pusing pendengarnya dengan membolak-balik logika, ia bukanlah filsuf. Ia tak lebih dari seorang yang sedang berusaha menampilkan dirinya seolah-olah pintar.

Seorang filsuf itu harus mampu membahasakan "sesuatu yang mustahil" (misteri) dan "sesuatu yang tadinya sulit dipahami" menjadi "sesuatu yang dapat dimengerti" oleh pendengar berdasarkan tingkat intelektual mereka.

Itu gunanya Anda belajar. Itu gunanya guru dan dosen dibutuhkan di sekolah dan perguruan tinggi. Itu gunanya para ahli dibutuhkan, yakni agar mereka berbagi ilmu pengetahuan yang mereka telah pelajari.

Sebab, dengan berbagi, seorang filsuf akan mencari hingga menemukan sesuatu yang baru; dan ketika ia mengajarkan sesuatu, maka di saat yang sama ia sesungguhnya belajar tentang sesuatu itu.

Maka, kalau ada orang mengaku filsuf hanya karena mengatakan "Kitab Suci itu fiksi" dengan alasan menyelamatkan kata "fiksi" sebagai kata, maka para filsuf yang sesungguhnya akan tertawa terbahak-bahak.

Seorang yang mengatakan bahwa sistem demokrasi harus memberikan kebebasan yang sebebas-bebasnya bagi siapapun yang untuk mencalonkan diri maka ia sungguh tak mengerti filsafat politik.

Mereka yang sok filsuf mutlak membaca dengan cermat para filsuf politik, anatar lain Niccolò Machiavelli, John Locke, Epicurus, Avicenna atau Ibnu Sina, Thomas Aquinas, Confusius, Rene Descartes, Plato, bahkan Aristoteles, dll.

Pemikiran para tokoh ini sungguh tak muncul karena kebutuhan capres atau calon perdana menteri yang sedang bertarung.

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.