iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Seminari Mencari Hakikat Diri

Gedung Seminari Menengah Christus Sacerdos
Jl. Lapangan Bola No. 24 Pematang Siantar 
Seminari berarti sebuah tempat di mana benih-benih panggilan imam yang terdapat dalam diri anak-anak muda, disemaikan, secara khusus, untuk jangka waktu tertentu, dengan tatacara hidup dan pelajaran yang khas, dengan dukungan bantuan para staf pengajar dan pembina, yang biasanya terdiri dari para imam/biarawan. Adapun kata `seminaris' menunjuk pada para siswa yang belajar di seminari tersebut.

Dekrit Optatam Totius (Pembinaan Imam) No. 3 menegaskan bahwa tujuan pendirian Seminari-seminari Menengah adalah untuk memupuk tunas-tunas panggilan dengan cara pembinaan hidup rohani yang khas, terutama dengan bimbingan rohani yang cocok, disiapkan untuk mengikuti Kristus Penebus dengan semangat rela berkorban dan hati yang jernih.

Pendidikan Seminari berjalan dalam konsep boarding school, di mana sekolah berada satu kompleks dengan asrama sekaligus. Kendati demikian, ada juga Seminari yang menerapkan sistem pendidikan terpisah, di mana para Seminaris mengikuti pendidikan SMA di luar asrama, namun mereka tetap tinggal di dalam asrama seminari dan mengikuti pelajaran-pelajaran tambahan dan pembinaan khusus yang dibutuhkan oleh setiap calon imam.

Secara ringkas Seminari Menengah yang ada di Indonesia dapat dibedakan kedalam 3 kategori.


1. Seminari Menengah tingkat SMP
Seminari ini menerima calon seminaris lulusan SD. Di sini mereka belajar selama 3 tahun, mengikuti kurikulum SMP pada umumnya, ditambah dengan beberapa materi pelajaran khas Seminari. Di Indonesia masih ada Seminari Menengah jenis ini di Tuke Keuskupan Denpasar, di Maumere untuk Keuskupan Agung Ende, di Kisol untuk Keuskupan Ruteng, di Saumlaki untuk Keuskupan Ambon, dan di Aimas untuk Keuskupan Sorong.

2. Seminari Menengah untuk tingkat SMA
Jenis Seminari ini paling umum di Indonesia. Para seminaris yang diterima adalah lulusan SMP. Di Seminari mereka mengikuti 3 tahun pendidikan memenuhi kurikulum pemerintah plus kurikulum Seminari, sekaligus dengan tambahan 1 tahun, entah pada tahun pertama memasuki Seminari. Di Seminari Christus Sacerdos diterapkan Kelas Persiapan Awal, sebelum masuk kelas 1 SMA. Kelasnya disebut Probatorioum. Kendati, sejak tahun ajaran 2018/2019 kelas Probatorium ini telah dihapuskan. Konon katanya, mereka yang telah lulus 3 tahun SMA dan ingin melanjutkan studi ke Seminari Tinggi harus melewatkan KPA (Kelas Persiapan Akhir), yang di Seminari Christus Sacerdos Pematangsiantar disebut Kelas Retorica.
Seminari Menengah KPA (Kelas Persiapan Atas) 
untuk melayani mereka yang “mengalami panggilan terlambat”, tetpatnya mereka yang memutuskan menjadi calon imam justru setelah lulus SMA, selama atau setelah lulus kuliah, bahkan telah bekerja. Biasanya di KPA atau Retorica ini mereka mengikuti pembinaan khusus minimal selama 1 tahun dan berdasarkan kebutuhan ada yang sampai 2 tahun.

Sejauh ini terdapat 37 Seminari Menengah di Indonesia sebagaimana pernah dicatat dalam Majalah HIDUP Edisi 11 Tanggal 12 Maret 2017:

A. Regio Jawa:
  1. Seminari St Aloysius Gozaga Wacana Bakti Jl. Pejaten Barat 10A, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
  2. Seminari Stella Maris Bogor Jl. Kapten Muslihat 22, Bogor, Jawa Barat.
  3. Seminari St Antonius Padua Cadas Hikmat Jl. Suryalaya Sari 5, Bandung, Jawa Barat.
  4. Seminari St Petrus Canisius Mertoyudan Jl. Mayjend Bambang Soegeng No.15, Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah.
  5. Semianri St Vincentius a Paulo Blitar Jl. Merdeka Timur 4-6 Garum, Blitar, Jawa Timur.
  6. Seminari Seminarium Marianum Probolinggo Jl. Letjen Panjaitan 58 Probolinggo, Jawa Timur
B. Regio Sumatera:
  1. Seminari Christus Sacerdos Pematangsiantar Jl. Lapangan Bola Atas 24 Pematangsiantar, Sumatera Utara.
  2. Seminari St Petrus Aek-Tolang, Sibolga Jl. AIS Nasution No. 27, Sibolga, Sumatera Utara.
  3. Seminari St Petrus Palembang Jl. Bangau 60 Palembang, Sumatera Utara.
  4. Seminari Mario John Boen Pangkalpinang Jl Solichin GP Dalam Pangkalpinang, Bangka.
C. Regio Kalimantan:
  1. Seminari St Petrus Nyarumkop Nyarumkop, Singkawang Timur, Kalimantan Barat.
  2. Seminari St Gabriel Sekadau Jl. Merdeka Selatan No. 1, Sekadau, Kalimantan Barat.
  3. Seminari St Laurentius Ketapang Komplek Pastoran Bina Utama Jl. Gatot Subroto No. 36, Payak Kumang, Ketapang, Kalimantan Barat.
  4. Seminari St Yohanes Maria Vianey Sintang Jl. A. Yani No. 8 Sintang, Kalimantan Barat.
  5. Seminari St Yohanes Don Bosco Samarinda Jl. Pasundan 78, Samarinda, Kalimantan Timur.
  6. Seminari Raja Damai Palangkaraya Jl. Tjilik Riwut Km. 1, No. 5 Palangkaraya, Kalimatan Tengah.
  7. Seminar St Yosef Tanjung Selor Jl. Danau Jempang No. 52 Pamusian Tarakan Tengah, Kalimantan Utara
D. Regio Nusa Tenggara:
  1. Seminari St Rafael Kupang Jl. Thamrin No. 15 Oepoi, Kupang, NTT.
  2. Seminari St Maria Immaculata Lalian Jl. Nela Raya Lalian, Atambua, NTT.
  3. Seminari St Yohanes Berkhmans Mataloko Todabelu, Mataloko, Ngada, Flores, NTT.
  4. Seminari St Maria Budan Segala Bangsa Maumere Jl. Kimang Buleng, Kota Uneng-Alok Maumere, Flores, NTT.
  5. Seminari Pius XII Kisol Kisol, Tanah Rata, Kota Komba, Manggarai Timur, Flores, NTT.
  6. Seminari St Fransiskus Asisi Sinar Buana Sumba Jl. Kodi-Kelembu Nga’a Bangga, Weelonda, Tambolaka, Sumba Barat Daya, NTT.
  7. Seminari St Yohanes Paulus II Labuan Bajo Jl. Van Bekum, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Flores, NTT.
  8. Seminari San Dominggo Hokeng Hokeng, Larantuka, Flores, NTT.
  9. Seminari Roh Kudus Bali Jl. Raya Tuka No.54, Tuka Dalung, Kuta Utara Badung, Bali
E. Regio MAMPU (Maluku, Ambon, Makasar, Papua)
  1. Seminari St Petrus Claver Makassar Jl. Gagak 19, Makassar, Sulawesi Selatan.
  2. Seminari Agustinianum Manado Jl. Siswa-Paslaten II, Tomohon, Manado, Sulawesi Utara.
  3. Seminari Xaverianum Ambon Jl. Patimura 26, Ambon, Maluku Tenggara.
  4. Seminari St Fransiskus Xaverius Manado Jl. Opo Worang 263 Kakaskasen, Tomohon, Manado, Sulawesi Utara.
  5. Seminari St Yohanes Maria Vianey Saumlaki Jl. Misi Olilit Barat, Saumlaki, Maluku Tenggara
  6. Seminari St Yudas Tadeus Langgur Jl. Yakobus No.3, Langgur, Tual, Maluku Tenggara
  7. Seminari St Yoseph Tobelo Jl. Gonsalo Gura Belakang Tobelo, Halmahera Utara, Maluku Utara
  8. Seminari St Petrus Dobo Jl. Ali Moetopo, Dobo, Kepulauan Aru, Maluku Tenggara.
  9. Seminari St Fransiskus Asisi Jayapura Komplek Taruna Bakti Jl. Empege Waena, Distrik Abepura, Jayapura, Papua.
  10. Seminari St Petrus Van Diepen Sorong Jl. Melati Mariat Pantai, Aimas Sorong, Papua Barat.
  11. Seminari Pastor Bonus Merauke Jl. Angkasa Komplek SMA Yos Sudarso Kelapa Lima, Merauke, Papua.

Seminari Mencari Hakikat Diri
Kapel Seminari Menengah Pematangsiantar
Program pendidikan di Seminari 

Program pendidikan di Seminari mengikuti kurikulumm pemerintah namun diperkaya dengan kurikulum khas Seminari. Penambahan jumlah mata pelajaran baru maupun penambahan jam pelajaran untuk bidang studi tertentu adalah khas Seminari. Sebut saja penambahan jam pelajaran Pendidikan Agama Katolik, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

Begitu juga dengan penambahan mata pelajaran baru yang tidak dipelajari di SMA luar, seperti Sejarah Gereja, Kitab Suci, Liturgi, Kepribadian, Etiket/Pergaulan, Psikologi Perkembangan, Public Speaking, Bahasa Latin dan bahasa pilihan lainnya, Musik/Kesenian Gereja, Kebudayaan, Pastoral, Katekese, Hidup Berkomunitas, Panggilan dan Motivasi, Bina Kepribadian, Bimbingan Rohani, dll.

Jadi, sembari memenuhi tuntutan kurikulum pemerintah, para seminaris juga harus memenuhi tuntutan kurikulum Seminari. Apakah tuntutan ini justru akan membebani Seminaris? Tentu tidak, sebab pendidikan di Seminari menerapkan disiplin yang prima namun tidak kaku, apalagi mematikan. Disiplin Seminari ini justru dijalankan dengan menghormati hak asasi manusia, demokratis dan Kristiani.

Pembinaan di Seminari tersebut diletakkan pada 4 (empat) kerangka dasar yang membantu peningkatan, pemberdayaan dan kemampuan tiap seminaris, yakni:
  1. bidang kemanusiaan (personalitas)
  2. bidang akademi (intelektualitas),
  3. bidang kerohanian (spiriitualitas) dan 
  4. bidang kecakapan serta keterampilan berpastoral (pastoral).
Ada sebuah fakta bahwa panggilan Tuhan itu tak dibatasi oleh jenjang usia manapun. Gereja, oleh karenanya wajib memberi tempat pada panggilan itu. Seminari Menengah adalah tempat di mana panggilan itu dimotivasi agar lebih kuat, imamat diperkenalkan lebih lama dan mendalam, budaya belajar dan hidup rohani bisa lebih terbina lewat rentang waktu yang lama dan berkontinuitas.

Bisa jadi anak-anak remaja tadi terlalu cepat dipisahkan dari keakraban keluarga dan dari pergaulan yang alamiah dengan remaja puteri. Artinya “kehilangan” itu bisa juga mengakibatkan ketidakmatangan afeksi mereka di kemudian hari. Namun, berkat tanggung jawab, peran dan tugas para staf seminari, bahaya negatif sekaligus meningkatkan manfaat positif itu dapat disangkal.

Untuk itulah peranan pembimbing rohani pribadi di seminari sangatlah penting, demikian juga peranan para staf pembina, baik rektor maupun sesama imam lainnnya. Mereka bertugas memurnikan motivasi panggilan para seminaris, membantu mereka menolong dirinya sendiri untuk keluar dari kekurangan yang ada, menolong mereka untuk tiba pada keputusan yang matang dan sendiri mengambil keputusan untuk menjadi imam atau tidak.

Peran tak tergantikan tetaplah pada anak itu sendiri dalam penentuan akhir sehingga ia dengan bebas dan tanpa paksaan orang tua / paroki ataupun staf mengambil kata akhir dalam terang dan tuntunan Roh Kudus. Panggilan adalah anugerah dari Tuhan maka tidak dapat dipaksakan oleh manusia.


Lusius Sinurat

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.