iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Candu Pragmatisme di Segala Aspek Kehidupan

Candu Pragmatisme di Segala Aspek Kehidupan

Bagi kaum pragmatis alias penganut paham pragmatisme, sesuatu dianggap benar sejauh sesuatu itu memiliki kegunaan bagi kehidupan nyata.

Kata kuncinya adalah "bermanfaat dan secara praktis".

Dalam konteks BISNIS, orang Batak menyebut kaum pragmatis ini dengan istilah "PARSAHALIAN".

Misalnya, saat Tahun Baru pengusaha rumah makan tiba-tiba menaikkan harga makanan dan minuman hingga 300% dari harga normal.

Alasannya sangat pragmatis, "Sahali do sataon Taon Baru, ianggo apala sahali tombus namartigatiga on". Artinya, Tahun bqru cumabsekali dalam setahu. Jadi tak nasalah kalau sejali setahun aku mendapat untung nelimpah, bukan?

Ringkasnya, si pedagang pragmatis, jauh lebih baik "menjual sedikit barang dengan harga selangit" daripada "menjual banyak barang dengan harga normal". Kita pasti tahu pedagang mana yang akqn bertahan lama.

Dasar landasan teori pragmatis adalah logika pengamatan. Baginya segala sesuatu yang ada di dunia itu nyata sejauh bermanfaat bagi orang. Lalu untuk apa mencari kebenaran dibalik (metafisik) dari sesuatu/seseorang?

Dalam circle pertemanan, si pragmatis ini sering digolongkan "aji mumpung" atau "teman makan teman". Mereka adalah orang-orang yang hobi manfaatkan teman untuk keuntungan dirinya.

Mereka tak mau berbagi, tak suka mentraktir, alih-alih mau membantu temannya. Bahkan, setalelah apa yang dia inginkan sudah terpenuhi, maka ia akan menghilang secata diam-diam.

Analoginya, kayak caleg yang selaku minta dukungan, tapi begitu terpilih malah ngaku tak kenal kita.

Tragisnya, mentalitas pragmatis ini juga merasuki orang beragama. Orang lantas berkurban atau memberi persembahan demi menyuap Tuhan: agar Tuhan tidak murka.

Orang pun berbuat baik hanya karena ingin maduk surga dan menghindari neraka. Maka, apapun yang tak menguntungkan akan dijauhi.

Kalau baca satu ayat suci bisa membuatnya kaya, maka ia akan melakukannya. Kalau demi mendapat jodoh orang rela mandi kembang tujuh rupa. No problem: akan dilakukan.

Bila sebaliknya yang terjadi, maka ia akan mencari hal pragmatis lainnya. Orang lalu menciptakan kebiasaan baru: konversi agama. Hingg orang akan berhenti mencari Tuhan.


Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.