iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Intimasi Komunikasi Orang Medan

Intimasi Komunikasi Orang Medan

Cara-cara "intim" orang Sumut sangat menghargai waktu. Masyarakat di sini pada umumnya penganut paham WAKTU sebagai KALA, bukan WAKTU dari sudut pandang ASTRONOMI.

Beberapa contoh nyata: 

"Olo bang. Rope au annon" (Oke bang. Ntar aku datang deh). Orang yang mengatakan kalimat ini kemungkinan besar, atau hampir pasti tidak akan datang. Ada beberapa alasan:

  1. dia tidak menyebut jam berapa mau datang; 
  2. dia tak berjanji akan mengabari kalau tidak datang; dan 
  3. dia bahkan tidak tahu ia mau datang kemana.

"Bang, nanti malam mau datang aku ke rumah kam. Mau pinjam printer abang, karena aku mau memprint skripsiku, bang."

Kendati sifatnya rada akademis, dan tindakan terjadwal, tapi janji begini pun belum tentu "on time". Alih-alih on time, justru ia tak jadi datang. Alasannya pun hampir sama dengan contoh di atas. 

  1. dia tidak menyebut nanti malam itu jam berapa; [2] dia tak menjelaskan kebutuhan skripsi untuk kapan; dan 
  2. bisa jadi dia sudah memprint skripsinya di tempat lain, tapi ia merasa tak perlu memberitahu pembatalan ke orang yang dimintain tilong sebelumnya.

Awalnya saya pikir hanya generasi millenial ala ala doyan rebahan doang yang begitu, eh ternyata kebiasaan itu datang dari keluarga mereka. Dan itu kebiasaan Sumut banget: "Time is kolor, karena kami suka molor".

Seminar, pelatihan, Diskusi, rapat dan segala macam pertemuan resmi sekalipun teatp memake adagium time is kolor di atas.

Beberapa waktu yang lalu, ada seorang ibu yang panik karena anaknya belum didaftar ke SMA. Lalu dia menghubungi saya, agar dicarikan solusi. "Paling tidak anakku jangan sampai nganggur, pak. Tapi janganlah didaftar ke sekolah yang hanya sekedar SMA."

Karena kasihan, aku lalu menghubungi orang-orang yang punya terkait dengan sekolah di kota yang diinginkan si ibu tadi.

Tapi, 1,2, 3 hingga 5 hari kemudian, ibunya menghilang dan tak memberi kabar. Hingga kini saya tidak tahu anaknya sudah mendapat sekolah atau belum.

Kira-kira begini pemahaman kami, orang Medan soal waktu. Kami percaya "time is money", maka lebih baik kita habiskan waktu untuk diri sendiri daripada harus membagikan waktu kita untuk orang lain. Bukan itu berarti kita kasih uang ke orang? 😉🙂🤣

Ini ibarat pegawai yang selalu datang dua kali ke kantor, yakni pada jam 7 pagi dan jam 4 sore. Itu karena ia selalu disiplin ke kantor pada saat datang dan pulang kantor. Ia harus fingerprint!

Jangan tanya, karena dia akan menjawab begini, "Daripada aku di kantor cuma ngegosip karena tidak ada pekerjaan, mending aku ke ladang di jam ngantor, sebab aku bisa mendapat duit sebanyak dua kali lipat."

Lalu, sambil nyengir, dia akan nyeletuk begini, "Kan abang yang bilang time is money?"

#sainaadongdo

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.