iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Makna Simbol Perkawinan Adat Batak Toba

Makna Simbol Perkawinan Adat Batak Toba

Di dalam sebuah simbol terkandung banyak arti, dimana yang terbatas menerima secara luas yang tidak terbatas. Dan hanya di dalam simbol ‘batas-batas’ dijembatani. Inilah yang terjadi dalam setiap ritual yang kita rayakan, termasuk dalam ritual perkawinan. Simbolisme yang terkandung dalam ritual itu mengacu pada: kenyataan yang lebih dalam, horison yang lebih jauh, dan pandangan yang lebih luas.

Dalam sebuah simbol, “sesuatu yang lain” hadir dalam benda yang menyimbolkannya. Simbol, di sini, menunjuk pada 2 (dua) bidang, yaitu bidang verbal dan bidang non verbal (Misalnnya, pada abad pertengahan, pakaian wanita dibandingkan dengan kebajikan: sepatunya melambangkan perhatian dan kepandaian; kaus kaki melambangkan ketekunannya; ikat kaus kaki melambangkan kebulatan tekad; baju melambangkan kerendahan hati; dan korset melambangkan kesucian. (Gerarld Lukken:89):
  1. bidang verbal adalah suatu wilayah yang menekankan pentingnya fenomena yang bersifat empiris, faktual, nyata, dan tanpa ujaran-ujaran bahasa.
  2. bidang non verbal berkaitan dengan benda-benda konkret, nyata dan dapat dibuktikan melalui indera manusia.

Dengan demikian, simbol non verbal dalam ritus perkawinan adat Batak Toba yang mengarah pada tanda-tanda dapat kita amati dari 2 (dua) aspek dengan masing-masing cakupannya:
  1. aspek eksternal: pelaku (actor), bentuk (figure), bunyi atau suara, gerak tubuh (gesture), penampilan (performance), dsb, dan
  2. aspek internal: pesan, relasi, fungsi, tujuan, kegunaannya, dsb. 

Pada akhirnya, untuk mencari makna simbolik dari simbol-simbol perkawinan adat Batak Toba itu kita bisa menggunakan dua pertimbangan terminologis: antara komunikasi verbal-vokal (misalnya: musik gondang atau uninguningan) dan komunikasi non verbal - non vokal (misalnya: alaman ni parboru sebagai tempat ritus perkawinan adat diselenggarakan).

Adapun Simbol-simbol itu antara lain: ulos, dengke (ikan), indahan (nasi), jambar (lauk pauk), daun bunga tertentu, bunga kembang sepatu, air bersih, telor, sirih, gondang, tortor, dan sebagainya. >>Kembali baca dari awal!

Pokok Bahasan:: Membangun Ritus Inkulturatif Perkawinan Adat Batak Toba