iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Pelayan Sejati

Yesus Pelayan Sejati
Seorang pelayan sejati bukanlah orang yang pertama-tama menguasai isi (teks) Kitab Suci dan tafsirnya namun ia samasekali tidak mengimaninya. 

Pelayan sejati juga bukanlah orang yang tahu bahwa dalam Kitab Suci Perjanjian Lama (Taurat) atau apa saja yang termaktub dalam kitab Perjanjian Baru atau seluruh tindakan Yesus yang tercatat di dalamnya.

Pelayan sejati ialah orang yang berpikir, bertutur dan berlaku kata dari kerendahan hatinya. Pendek kata, pelayan sejati ialah mereka yang melayani sesama sebagaimana Yesus melayani (Serve like Jesus).

Pertanyaannya adalah mungkinkah kita bisa melayani seperti Yesus di jaman serba digital ini ? Sepertinya amat sangat mungkin deh, apalagi teknologi komunikasi dengan hasil produknya telah berhasil mempermudah kita dalam melayani sesama. Tapi benarkah ?

Mari kita lihat sejenak apa yang terjadi di jaman ini dan mari kita bersama-sama menemukan jalan keluar untuk melayani sesama dengan cara yang sejati :


Pergeseran Paradigma - Dulu dan Kini


1. KOMUNIKASI 

- Dulu :
komunikasi yang bersifat personal (diri yang sesungguhnya), lokal (terjangkau secara fisik), dan orisinal (apa adanya) 

- Kini : 
komunikasi yang bersifat komunal (diri parsial), global (tak terbatas pada ruang dan waktu), dan banal (abstrak, dimediasi monitor‐monitor tak bernyawa).


2. PUSAT PERTEMUAN 

- Dulu :
pusat pertemuan adalah alun‐alun, gereja, dan pasar tradisional, 
- Kini:
restoran dan cafĂ©, gedung pertunjukan, dan mall / plaza atau pasar‐pasar modern lainnya.

3. INTERAKSI 

- Dulu : 
interaksi terjalin secara mendalam (komunikasi = interaksi), membatin dan memandang pertemuan fisik sebagai sarana yang sangat penting (sebuah kebutuhan), 

- Kini :
komunikasi itu bersifat artifisial (interaksi = transaksi) dan memandang pertemuan fisik sebagai sesuatu yang tidak penting (pragmatis; bukan kebutuhan tapi keinginan).


4. MAKNA HIDUP 

- Dulu:
Makna hidup dipandang sebagai sesuatu yang menyatu dengan pencipta dan hadir dalam keharmonisan dengan semesta dan kebersamaan dengan sesama; 

- Kini :
manusia, pencipta adalah dua elemen terpisah dan semesta hanyalah sarana untuk memenuhi kebutuhan, dan relasi dengan sesama berlangsung pragmatis, sinis dan egois.

5. MAKNA CINTA 

- Dulu:
Cinta dipahami sebagai tindakan (nyata, bukan sekedar kata), sarana altruis (untuk membahagiakan sesama / mempromosikan orang lain) dan sebagai anugerah gratis dari Allah (maka harus dibagikan gratis kepada sesama); 

- Kini :
Cinta dipahami bagai kabut (abstrak, tak berwujud), sarana egosentris (untuk menerima dari yang lain), dan media untuk menuntut (kalau enggak dapat di satu orang ya cari orang lain dong).

6. SEMANGAT JUANG 

- Dulu: 
semangat juang sangat tinggi sekaligus toleran bagi yang lain, ada intensi mendalam dan sadar akan keterbatasan, dan semangat juang berujung pada ungkapan syukur; 

- Kini: 
orang lebih rentan dan mudah menyerah, tak punya kedalaman iman dan pengalaman, tak sadar keterbatasannya karena ada IPTEK sebagai tenaga kerja utama, dan tak ada ungkapan syukur karena manusia tak lebih dari budak teknologi (otomaton) yang menuntaskan kemalasannya.

7. SPIRITUALITAS 

- Dulu: 
orang memiliki spiritualitas asketik (memelihara passion, rasa takut), membentengi diri dari pengaruh dosa (mensucikan tubuh, mengontrol hidup dengan ketat), dan orientasi hidup terarah pada akhirat (maka, ada tolok ukur tentang hidup ideal); 

- Kini : 
orang lebih menitikberaktan pada disiplin (kenikmatan, ketakutan adalah implikasi kesungguhan), benteng diri lahir dari intensitas relasi dan keharuan seni (tubuh dipandang sebagai media komunikatif dan eksploratif, mengontrol hidup lewat keterlibatan), dan otrientasi hidup terarah pada here and now (maka, ukuran kesucian ada pada apa yang kita lakukan).

Pelayanan Sejati dan Kharakteristiknya

Pelayanan sejati selalu memiliki karakter berikut ini :
  1. Bersumber dari Hati - Yesus harus memberi teladan tentang pelayanan sejati dan kerendahan hati (Yoh 13:12-15) [1]. Yesus memberi definisi baru tentang kebesaran sejati (Lukas 22:24-26). [2]
  2. Memiliki Otoritas dalam diri pelakuknya - Otoritasnya bersifat fungsional, bukan otoritas berdasarkan status. Otoritas yang tidak terdapat dalam kedudukan, gelar atau status, melainkan dalam tindakan nyata! Otoritasnya bernuansa kerendahan hati (Yakobus 4:6). [3]
  3. Berorientasi pada kerendahan hati, bukan pada keinginan daging - Keinginan daging antara lain melayani untuk diperhatikan orang : daging akan meratap bila diri kita harus melayani, serentak menjerit melawan pelayanan yang tersembunyi. Keinginan daging berusaha mendesak kita untuk memperoleh kehormatan dan penghargaan. 
Dalam pelayanan sejati, seseorang harus dengan keras menolak untuk mengalah pada hawa nafsu daging atau harus berani “menyalibkan kecongkakan dan kesombongan dirinya” (I Yoh 2:16-17). [4]

_______

[1] Yoh 13:12 Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? Yoh 13:13 Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Yoh 13:14 Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; Yoh 13:15 sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.

[2] Luk 22:24 Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka. Luk 22:25 Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung. Luk 22:26 Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.
[3] Yak 4:6 Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."

[4] 1 Yoh 2:16 Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. 1yoh 2:17 Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.

___________________________________________________________
Pelayanan Sejati
1 | 2 | 3
___________________________________________________________