iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Jangan Dobrak Ketulianku

Jangan Dobrak Ketulianku

Habis nyasar..., saat engkau lari dari padaku kau tampak lelah
kau hanya ingin tubuhmu segera rebah
tetapi siapakah orang yang bersedia:
membiarkan tubuhnya melingkarkan kehangatan ke tubuhmu?

_____bukankah mereka sudah tahu bahwa dulu
engkau selalu menjual tubuhmu demi silaunya mata
para lelaki dan perempuan yang menggemarimu?
tetapi siapakah orang yang bersedia:
mendaraskan suaranya secara perlahan
demi tenangnya pikiran galaumu?

_____bukankah selama ini ia sudah tahu bahwa dulu
engkau sering mengkonversi desahan seksimu
demi jutaan eksemplar kertas bernama 'uang'?
tetapi siapakah orang yang bersedia:
membuai badan, pikiran dan jiwamu
dengan sentuhan lembutnya
demi sembuhnya badan, pikiran dan jiwamu
yang sedang bergejolak?

_____bukankah ia sungguh tahu kalau dulu
engkau jauh dari lembut saat ia menggodamu
bahkan belakangan kelembutan itu telah sirna
dan engkau pun jumawa
hanya karena apa dan siapa yang pernah ada padamu?

Tampaknya...
dan ini hampari pasti
sebab seperti inilah
yang selalu terlihat di bumi pertiwi:

Mustahil terjadi bahwa silaturahmi
akan melupakan tiap kesalahan yang manusiawi
pun di saat salaman dan pelukan
tak akan menyibak selimut perdamaian.

Harap engkau ingat:
Tak ada orang yang tiba-tiba jadi pengampun
hanya karena ia berhak memilah mana hari sakral dan mana hari banal

Takkan ada orang yang tulus
menerima tubuhmu yang telah terlanjur kau lacurkan demi fulus,
kendati selalu terbuka kemungkinan bahwa awalnya ia terlihat tulus
tapi belakangan mungkin saja malah bulus.

Tak ada Tuhan yang kini kausembah
di saat semua orang berlomba menjadikan dirinya tuhan yang ingin disembah
atau minimal agar foto-foto narsisnya banyak diunggah!

Takkan ada kekuatan sejati
di saat tiap kesalahan dan kedosaan yang engkau lakukan
selalu berujung-untai dengan kalimat, "Ya, saya memang manusia lemah!"
bukankah ini justru menjadi cara manusia merawat kelemahan dirinya?

Tak mungkin ada orang yang membuka dirinya
bagi kerapuhanmu, apalagi karena melulu oleh kesalahanmu
sebab di saat yang sama, dan mereka sama saja dengan dirimu:
di sepanjang hidup ia lebih banyak waktu merawat tubuhnya demi kehendak pasar
dan tak sempat merawat jiwanya yang gundah, bahkan beku dan memar.

Tak akan ada orang yang mau menyelimuti tubuhmu yang kedinginan
di saat kehangatan di jaman ini begitu mudah didapatkan.
Lantas, siapa suruh engkau lari daripadaku
hingga engkau tersesat hingga ke ujung kejauhan sana
engkau bahkan membiarkan telingamu lebih tuli
dan tak lagi mau peduli saat aku berteriak mendobrak ketulianmu itu
dan sangat kusayangkan
engkau justru lebih terpesona dengan meriahnya pesta
daripada menyembuhkan dirimu yang sedang terluka.

Semarang, 28 Juli 2014
Hari Raya IDUL FITRI 1435 H.

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.