iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Kita Hanya Membantu Dengan Memilih Mereka

Kita Hanya Membantu Dengan Memilih Mereka

Kemenangan 2 orang, Jokowi dan Jusuf Kalla , tentu saja tak bisa merubah nasib kita: Anda tetap di pekerjaan Anda dan saya tetap tak bekerja untuk Anda! ha ha ha...

Lantas mengapa ada euforia kemenangan? Mengapa ada yang bersukaria atas kemenangan dua orang ini? Mengapa pula capres-cawapres yang satu lagi lantas memelas dan tak mengakui kekalahan dari dua orang ini?

Para pengusaha yang terikat di KADIN atau APINDO atau para pialang mungkin kena efek kemenangan ini, karena mereka punya kepentingan bisnis masing-masing apalagi di kala iklim politik lebih kondusif karena yang menang adalah tokoh yang diinginkan mayoritas masyarakat.

Mata uang rupiah pun ibsa saja akan menguat dan indks harga saham gabungan meninggi hingga beberapa bisnis makro akan ikut kecipratan dengan kemenangan ini.

Tapi.. Anda? Saya? Tak ada signifikasi langsung dari kemenangan dua orang ini untuk hidup kita; kecuali Anda berada langsung di lingkaran mereka berdua hingga memungkinan Anda akan diangkat jadi menteri, asisten, atau bahkan menjadi supir pribadi mereka.

Sekali lagi, mengapa hari-hari ini masyarakat Indonesia masih terinfeksi euforia karena menang dan diliput rasa pundung karena kalah?

Para politisi amatiran selalu mengatakan: "Sing penting jagoanku menang telak!" dan dengan cara yang sama juga dikatakan oleh pendukung timnas tertentu saat #WorlCup beberapa waktu lalu: 
"Apapun yang terjadi, yang penting jagoanku menang!"
Di belahan dinding yang lain ada para politisi kawakan yang selalu mengulang hal yang sama: "Kemenangan ini adalah kemenangan rakyat!" oleh timses pemenang; atau bagi timses yang kalah dengan geram berteriak di depan.

Sebagai tontonan, apa yang ditayangkan televisi, apa yang diwartakan orang di kronologi fesbuk, twitter, blog, path, WhatsApp, BBM, dan media sosial lain, bisa dibilang cukup menarik; tetapi juga sangat membosankan.

Sepertinya sudah saatnya kita kembali pada realitas faktual hidup kita. Kita boleh berharap pada pemimpin baru, tetapi serentak kita juga tak bisa terlalu lama memelototi televisi dan internet hanya demi memuaskan rasa ingin tahu: 
Dimana Prabowo sekarang? Hatta Rajasa ke mana ya? Setelah menang pilpres timses Jokowi dan JK ada yang minta jabatan kagak ya? dst..
Padahal hanya satu alasan mengapa kita memilih mereka saat berada di TPS, yakni "membantu salah satu pasangan capres yang selama sebulan masa kampanye berteriak-teriak minta dicoblos."

Toh Anda sudah melakukannya.. dan pesta pun telah usai. Lagi, itu artinya Anda sudah selesai melakukan tugas sebagai orang yang sudah mendapat kartu pemilih. Anda sudah membantu 'menaikkan' karir politik capres pilihan Anda. 

Rasanya sudah cukup hanya mendapatkan ucapan terimakasih atas kebaikan Anda- dan itu telah dilakukan oleh kedua pasangan capres pada tanggal 9 Juli 2014.

Ingat loh ya... kalau menolong orang itu harus tulus. Anda tidak boleh lantas meminta balasan - seperti ungkapan bahasa Latin ini, "Do ut Des" (Aku memberimu supaya kamu juga memberiku). Mari kembali pada keseharian kita masing-masing.

Salam 20 jari - jari tangan dan jari kaki! 10 jari untuk mereka yang Anda pilih ! 10 jari untuk mereka yang tidak Anda pilih! Tinggal kepada siapa jari kaki dan kepada siapa jari tangan Anda! Itu aja kok repot amat!

**Pilpres di Bandung (9/7/14) dan menanti Pengumuman Hasil Rekapitulasi Pilpres oleh KPU di Semarang (22/7/14).


Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.