iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Tuhan, Engkau ini Milik Siapa?

Tuhan, Engkau ini Milik Siapa
Ilustrasi: Koleksi Pribadi Lusius Sinurat
Saat aku mengatakan Engkau Tuhanku, orang-orang di depanku murka dengan memasang wajah mirip hantu. Ekspresi mereka begitu beringas.

Bahkan tangannya sedang menggenggam batu, dan nyaris melemparkannya ke arahku.

Mereka pun berteriak sekuat tenaga dan mengatakan, "Engkau kafir dan tak ber-Tuhan. Sebab hanya kami ber-Tuhan di dunia ini!"

Begitu juga saat orang yang berdiri tak jauh di sebelah kiriku membantah dan mengatakan Tuhan itu sumber energi yang menyatu dengan semesta, sedemikian rupa sehingga menggiring kita ingin menggapai Nirwana, tempatNya bertahta.

Tuhan, apakah Engkau tahu apa yang terjadi selanjutnya?
Orang tadi membelalakkan matanya. Ia menatap dengan mata melotot!

Tak hanya itu, mereka pun menggigit bibir sembari melemparkan umpatannya, "Hei, engkau orang kafir. Tuhan tidak akan sudi punya pengikut seperti kalian, sebab kalian tak pernah membelaNya sekalipun !"

Tak hanya itu. Tuhan sendiri yang memberikan kami kesempatan untuk merajut kisah asmara antara kami, para pengikutMu yang berbeda ritus. Nyatanya, antara kami sendiri justru lebih sering terjadi konflik, saling menghina, bahkan ada hasrat untuk salind meniadakan.

Nah, bila terjadi konflik, izinkah aku bertanya padaMu, "Ada di posisi yang mana Engkau? Lebih pro pada agama tertentu karena mereka lebih sering meneriakkan namamu, atau kelompok lain yang sering memujiMu dengan musik hingar bingar mereka?

Ah, kadang-kadang aku berpikir nakal. Jangan-jangan Engkau itu justru lebih memihak pengikutMu via nabi X hingga Engkau selalu cuek kepada pengikutMu yang lain dari kelompok Nabi Z. Benarkah?


Jangan-jangan Semua ini Salah Tuhan
dan memang begitu anggapan PengikutMu Di Negeri Kami
padahal kami semua sadar bahwa Engkau Hadir Dengan CaraMu
Untuk itu, Jangan Biarkan Bangsa Kami Memperjualbelikan NamaMu. > Lanjut Baca!


Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.