iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Monumen Bom Bali

Monumen Bom Bali
Monumen Bom Bali
Saat mengitari Legian - Kuta, Bali, tepatnya saat menyaksikan Monumen Panca Benua atau akrab dinamai Monumen Bom Bali di Jalan Legian, Kuta, Kabupaten Badung, Bali tiba-tiba saya merasa sedih.

Monumen atau Tugu ini berdiri persis di depan Sari Club yang hancur lebur oleh bom pada tahun 2002. Didepan tugu ini terlihat Resto & Club baru yang dulunya adalah Paddy's Pub.

Menurut kesaksian warga setempat, tempat di mana monumen megah ini berdiri tak lain adalah lokasi eks Sari Club, lokasi yang paling banyak memakan korban ledakan bom.

Kisah sedih terpahat saat anda menyaksikan Monumen Bom Bali (Ground Zero), sebanyak 202 orang korban meninggal dan 209 orang cidera, dari berbagai negara dan penduduk lokal saat tragedi bom tersebut terjadi terpatri bersama 22 tiang bendera yang menandakan negara asal para korban di monumen tersebut.

Monumen Bom Bali ini memang dibangun demi menghormati nilai-nilai kemanusiaan terutama yang telah menjadi korban saat terjadinya ledakan pada tanggal 12 Oktober 2012.

Setelah mengheningkan cipta sejenak sembari berdoa dalam hati, aku teringat kembali peristiwa yang dulu hanya bisa kusaksikan di layar televisi, koran dan internet yang relatif masih terbatas.

Tak hanya itu, ingatankau melayang pada berbagai ledakan bom yang dilakukan oleh teroris di negeri ini. Sebut saja bom yang terjadi pada tanggal 21 Januari 1985 di Candi Borobudur.

Pada tahun 2000 terjadi bom di Kedubes Filipina - 1 Agustus 2000 (tewas 2 org & luka 21 org), Gedung Bursa Efek Jakarta - 13 September 2000 (tewas 10 org & luka 100 org), dan Bom Natal - 24 Desember 2000 di berbagai kota (tewas 16 org & luka 96 org) telah menambah ketakutan kita.

Tahun 2001 juga terjadi ledakan bom di Gereja Katolik St. Anna Duren Sawit dan Gereja HKBP - 22 Juli 2001 (tewas 5 org).

Tahun 2002, tepatnya pada tanggal 5 Desember 2002 terjadi ledakan bom di McDonald’s Makasar (tewas 3 org & luka 11 org) serta Bom Bali - 12 Oktober 2002 (tewas 202 org & luka 300 orang).

Tahun 2003 terjadi ledakan bom di Hotel JW Marriott Jakarta - 5 Agustus 2003 (tewas puluhan org dan luka ratuasan org).

Sementara pada tahun 2004, tepatnya pada tanggal 10 Januari 2004 terjadi bom Palopo (tewas 4 org). Bom Kedubes Australia - 9 September 2004 (tewas 5 org & luka ratusan org)

Tahun 2005 bom terjadi lagi di Bali - 1 Oktober (tewas 22 org & luka 102 org), dan 31 Desember 2005 bom terjadi di Pasar Palu, Sulawesi Tengah (tewas 8 org & luka 45 org).

Masih banyak peristiwa aksi terorisme yang terjadi di Indonesia yang tak dicatat di sini, dan beberapa di antaranya dapat digagalkan oleh polisi.

Demikianlah Monumen Bom Bali ini mau tak mau menggiring ingatan kita pada berbagai tindakan biadab dari para teroris dunia. Tentu saja kita masih boleh bersyukur karena para "calon pengantin" teroris yang berafiliasi dengan kelompok ISIS yang sedianya akan melakukan aksi yang sama di berbagai tempat di negeri ini bisa digagalkan oleh polisi, khususnya Densus 88 yang amat profesional itu.

Baru-baru ini sebagian kecil dari kelompok pembunuh tanpa ampun ini akhirnya bisa terlacak oleh Densus 88, sebagaimana terjadi di Bekasi, Sibiru-biru Sumut, Pariaman Padang, dan Karawang

Tetapi di tahun ini, bom di Gereja Oikumene di Samarinda dan menewaskan anak-anak.

Akhirnya, semoga Mounumen Bom Bali atau Monumen Panca Benua atau Monumen Tragedi Kemanusiaan yang dibangun atas gagasan Nyoman Rudana dan tuntas tahun 2003 ini tak saja mengingatkan kita pada kisah-kisah miris dan tragis yang disuarakan para saksi yang masih hidup, tetapi serentak menjadi peringatan bagi kita untuk tetap waspada.

Kita berharap di tahun 2017 dan tahun-tahun mendatang tak ada lagi manusia-manusia yang mengabdi pada kekejian hingga membunuh sesamanya. Semoga para teroris itu cepat sadar bahwa kekerasan tak akan pernah mewujudkan mimpi mereka untuk merampas bumi dari Sang Pencipta.

#SelamatMenyambutTahunBaru2017


Lusius Sinurat

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.