iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Swafoto

Swafoto
Pada umumnya setiap orang itu narsis. Keberadaan media sosial semakin mempertegas narsisme tadi.

Bukankah kita suka memajang foto diri, aktivitas, dan segala hal yang terkait dengan diri kita di media sosial tadi?

Nyatanya, kita bisa pastikan bahwa tak ada orang yang memajang foto terjeleknya, minimal sebagai foto profilnya (photo profile).

Sebaliknya, semua orang justru ingin menampilkan yang terbaik, entah foto tercantik maupun foto terganteng.

Tentu saja hal ini alami. Sangat wajar. Jelas, karena keinginan untuk menempilkan diri secara lebih baik adalah passion tiap orang.

Namun sering terjadi kita mengabaikan orisinalitas. Termasuk saat kita mempublish foto. Jarang sekali orang hanya memotret lalu mengunggahnya. Biasanya kita mengedit dulu. Ya memperbaiki foto tadi dengan berbagai aplikasi editor foto gratis yang tersedia di Android kita.

Lagi-lagi ini sangat wajar. Bukankah setiap orang selalu menginginkan tampilan terbaik?

Namun sedikit agak tidak lazim justru ketika orang kekinian justru mulai enggak percaya pada hasil jepretan orang lain. Maka mulailah kebiasaan selfie memotret diri sendiri. Dalam bahasa Indonesia kebiasaan ini disebut swafoto.

Kebiasaan swafoto, yang didukung berbagai produk ponsel canggih ini, ternyata bukan saja merugikan tukang foto atau studio foto.

Kebiasaan swafoto juga ternyata telah menciptakan manusia yang super egois hingga tak mudah percaya orang lain.

Tentu saja hal ini sangat logis. Sebab, ketika semua hal bisa Anda kerjakan sendiri, buat apa bantuan orang lain?

Konsekuensinya, lewat kebiasaan swafoto, manusia kekinian justru sering kehilanagan pegangan hidupnya. Boro-boro sempat menikmati setiap moment yang ia lihat dan jepret.

Hari-hari ini, kita bahkan tak sempat menikmati liburan yang telah kita jadwal sendiri. Ya, karena keindahan dan keajaiban semesta tadi lebih sering kita lihat dari kamera ponsel kita, bukan dengan mata telanjang kita. (at Holy Temple - Tanah Lot, Bali)


Lusius Sinurat

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.