Ad Unit (Iklan) BIG

Hujan dan Kebahagiaan Anak-anak

Posting Komentar
Hujan dan Kebahagiaan Anak-anak
Bagi anak-anak, terutama di pedesaan, hujan itu menyenangkan. Bukan karena mereka dapat berbugil ria dan berlarian dengan bebas di halaman rumah.

Bagi anak-anak di desa itu, hujan berarti libur dari aktvitas sehari-hari, kecuali sekolah. Tak heran bila bagi anak-anak di desa bersekolah sama menyenangkannya dengan turunnya hujan dari siang hingga menjelang malam hari.

Ya, pada jam segitu, terutama setelah pulang sekolah, anak-anak itu biasanya harus ke sawah atau ke ladang: mengantar makan siang ayah-ibunya.

Itu saat anak-anak tadi masih SD. Kalau mereka sudah SMP, maka selain mengantar makan siang orangtuanya, mereka juga turut membantu bekerja di sawah/ladang hingga sore menjelang malam.

"Tarhilala ipakke hami otik gogomi, amang... bissan i huta dope ho marsikkola, (Lumayan masih bisa kami pake tenagamu. Minimal selama kamu masih bersekolah di kampung ini)," kata ayah ke aku saat aku masih kelas 1 SMP tahun 1990.

Itu sebabnya, anak-anak kampung seperti kami sangat menyukai hujan. Apalagi kalau hujannya bercampur petir. Sebab kondisi itu akan melahirkan kekuatiran dari ibu:

"Dang pola hujuma be ho amang. Mabiar hian iba tu longgur i (Kamu enggak usah ke ladang ya, nak. Ibu takut banget sama petir )!"


Lusius Sinurat
lusius-sinurat
Berbagai ide dan gagasan Filsafat, Teologi, Budaya, Politik, Pendidikan, dll. Kritik dan Saran silahkan kirimkan via email [email protected].

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter