iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Hujan dan Kebahagiaan Anak-anak

Hujan dan Kebahagiaan Anak-anak
Bagi anak-anak, terutama di pedesaan, hujan itu menyenangkan. Bukan karena mereka dapat berbugil ria dan berlarian dengan bebas di halaman rumah.

Bagi anak-anak di desa itu, hujan berarti libur dari aktvitas sehari-hari, kecuali sekolah. Tak heran bila bagi anak-anak di desa bersekolah sama menyenangkannya dengan turunnya hujan dari siang hingga menjelang malam hari.

Ya, pada jam segitu, terutama setelah pulang sekolah, anak-anak itu biasanya harus ke sawah atau ke ladang: mengantar makan siang ayah-ibunya.

Itu saat anak-anak tadi masih SD. Kalau mereka sudah SMP, maka selain mengantar makan siang orangtuanya, mereka juga turut membantu bekerja di sawah/ladang hingga sore menjelang malam.

"Tarhilala ipakke hami otik gogomi, amang... bissan i huta dope ho marsikkola, (Lumayan masih bisa kami pake tenagamu. Minimal selama kamu masih bersekolah di kampung ini)," kata ayah ke aku saat aku masih kelas 1 SMP tahun 1990.

Itu sebabnya, anak-anak kampung seperti kami sangat menyukai hujan. Apalagi kalau hujannya bercampur petir. Sebab kondisi itu akan melahirkan kekuatiran dari ibu:

"Dang pola hujuma be ho amang. Mabiar hian iba tu longgur i (Kamu enggak usah ke ladang ya, nak. Ibu takut banget sama petir )!"


Lusius Sinurat

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.