iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Litani Keluhan Pendidikan

Litani Keluhan Pendidikan

Seorang dosen universitas padahal IKIP mengeluh tentang rendahnya kualitas SDM mahasiswanya.

Ia curhat di Fesbuknya,
"Mau gimana lagi cara kami para dosen ini menghasilkan guru-guru berkualitas, sementara kualitas lulusan SMA yang masuk ke kampus kami ini sangat rendah.

Alih-alih bertanya di kelas, mereka gak tidur saja sudah syukur. Masih syukur dikit karena mereka tamoil glowing dan seksi: 

  • Para mahasiswa dan mahasiswi baru asal daerah yang membaca postingan itu merasa tersinggung. Ia lalu menulia di kolom komentar begini,
  • "Janganlah pula kami disalahkan. Justru karena kami masih bodoh, maka kami kuliah di sini. Asal bapak/ibu dosen tahu, hampir semua guru kami adalah alumni kampus ini.
  • Kalau pun ada guru kami dari kampus lain, maka mereka itu hanyalah honorer yang kebetulan masih keluarga nya pak kepala seksi atau kepsek, pak/bu. Maksud saya, pak/bu dosen, mayoritas guru kami, ya lulusan kampus tercinta ini. Tak hanya di SMA, tapi juga SMP, SD, bahkan TK.
  • Nah kalau kami bodoh, maka itu berarti guru-guru kami juga bodo' lah. Lagian kalau kami bodo' kenapa kami diterima di kampus ini? Kami lulus nya jakur tes yang diseduakan. Ihhhh, takut kali pun kami lulus dari sini akan jadi guru bodo' kayak mereka? Macam mana pula ke' gitu pola pikir dosen. Amang oi amang!"

Tak lama berselang, guru-guru mereka yang masih hidup dan suka curhat di medsos, yang kebetulan alumni kampus itu, dan jugan mantan guru dari mahasiswa yang sekarang kuliah di alm maternya tak mau kalahm

Salah satunya adalah seorang ibu guru. Ia merasa risau juga dengan postingan itu. Lalu ia menanggapi dengan emoticon muka merah alias marah, lalu memberi komentar berikut,

  • "Untuk para dosenku semasa kuliah di universitas yang kita cintai itu, tolong hargai jerih payah kami yang sudah mendidik anak-anak itu. Harusnya pak rektor bangga kami mengarahkan anak-anak itu kuliah di alma mater kita.
  • Kami tau nya ke' mana kualitas kampus kita, pak/bu dosen. Tapi awak ingat waktu wisuda, kami bapak tugaskan untuk mempromosikan kampus kita ke sekolah-sekolahtempat kita mengajar.. untuk anak-anak kami, kalia. harua berjuang dan ikuti saja maunya dosen, maka kalian akan cepatt lulus. Jangan lawan dosen, apalagi nanti kalau skripsi, ikuti saja pembimbingmu."

Beginilah pendidikan tinggi kita berlangsung:

  1. Promosi jojoran kayak politisi umbar janji
  2. Membuat USM sebagai kata sandi penerimaan mahasiswa baru, agar terlihat kampus dengan banyak peminat. Tapi disisakan juga untuk jakur mandiri.
  3. Setelah selesai penerimaan mahasiswa batu, tetapkan aturan ketat kepada mahasiswa sejak masa pengenalan kampus, terutama tak boleh telat bayar uang kuliah. Uang pembangunan juga harus ditekankan.
  4. Mulai perkuliahan secara formal. Siapa pun dosennya, mahasiswa harus menyesuaikan diri. Kalau dosen mewajibkan beli modul atau buku ajarnya, monggo. Kalau dosen agak cerdas dan killer, ya tinggal dijauhi.
  5. Dosen mengajar dari hasil copast bahan google, tapi mahasiswa disalahkan bila mengerjakan bila meng-copy paste dari google. Tapi bagian tulis menulis jurnal mereka sama-sama tahu di mana bisa membeli jurnal sudah jadi dan di mana harus dipublikasikan.
  6. Karena tak ada uang periksa, maka soal UTS atau UAS tak pernah dievaluasi. Ujian bahkqn masih lebih banyak muliple choices.
  7. Proses penulisan skripsi adalah masa panen para doseb. Bimbingan skripsi adalah favorit dosen. Karena selama bimbingan dosen dapat hanya 3 lembar uang ratusan, maka para dosen boleh jual mahal.

Misalnya, selama proses bimbingan, mahasiswa disuruh datang ke rumah, tapi bawa oleh-oleh atau belikan barang kesukaannya.

  • Ingat, kalau kami mau sidang, bukan hanya penguasaan materi skripsi yang harus kau kuasai. Biaya skripsi masih menanti.

Udah gitu, kamu juga harus memikirkan snack dosen dan peserta yang hadir, makan siang mereka, dan yang paling penging siapkan kado, mininmmal batik sebagai kenang-kenangan.

  • Setelah dinyatakan lulus, kamu harus siapkan lagi uang sewa toga, uang foto, dan biaya-biaya lain; sementara orangtuamu sudah mempersiapkan pesta kelulusanmu dan mengundang keluarga makan bersama, mengucap syukur kepada Tuhan, karena kamu sudah lulus.

Apalagi Tuhan juga tak akan tanya siapa yang menulis skripsimu dan berapa harah pembuatannya. Nanti kau bilang ke Tuhan, "Mereka. Hanya menyusun, semenyara isinyabsudah ada di kepalaku!"

Bisnis pendidikan sungguh menarik. Dalam bahasa orang Medan, banyak yang bisa diproyekkan di kampus. Tak penting, apakah mahasiswa belajar dari pola berbisnis di kampus dan mempraktikkannya atau tidak.

Yang jelas, setelah lulus, banyak tersedia loker. KAlau mau cepat kerja, mintalah pekerjaan ke orangtuamu kalau di pejabat, atau ke namborunu yang bekerja sebagai inspektorat, atau ke bapaudamu yang kebtulan membuka koperasi sinpan pinjam.

*Saya hanya merangkum curhat orang selama 2 minggu terakhir. Kalau dunia pendidikan kita benar seperti ini, maka kita tinggal mengamini kalimat warga Medan, "Acem gak tau saja bapak ini.

Klo di medan ini, jadwal perkuliahan boleh tak tertata, tapi jadwal wisuda selalu jelas kaoan dilakukan. #sainaadongdo


Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.