iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Waktu dan Tempat Penulisan Injil Yohanes


Sama halnya seperti kitab-kitab lain, kita tidak bisa menge­tahui dengan pasti di mana Injil Yohanes ditulis. Hanya saja keba­nyakan orang menerima tradisi kuno yang mengatakan bahwa Injil Yo­hanes bersama dengan kitab Wahyu ditulis di daerah sekitar Efesus. 

Menurut Ireneus, Injil Yohanes ditulis di Asia Kecil, adalah di Efesus ketika pertumbuhan gereja mulai matang dan timbul kebutuhan akan nasihat yang bertambah lanjut tentang kaidah iman.

Penemuan-penemuan arkeologi mengindikasikan Injil Yohanes memuat detail akurat mengenai Bait Allah di Yerusalem dan lingkungannya sebelum tahun 70 M (misalnya Yoh 9:7; 10:22-23; 19:13) yang mendukung bahwa Injil ini ditulis sebelum tahun 70 M, adalah ketika Bait Allah dihancurkan (The New Oxford Annotated Bible, 2010). 

Namun ada juga yang mengusulkan Alexandria atau Antiokhia (Siria) sebagai alternatifnya. Mengingat soal tempat tidak begitu penting, maka tidak kita bicarakan lebih lanjut di sini.

Waktu penulisannya diperkirakan terjadi pada tahun 40-140 M (Merrill C. Tenney, 1995: 231-245). Seperti sudah disebut di atas, injil ini ditulis sekitar tahun 90-100. Alasannya adalah sebagai berikut (R. E. Brown, 1966:32-33):
  • Fragmen-fragmen dari Injil Yohanes ditemukan di Mesir. Menurut para ahli purbakala fragmen-fragmen itu berasal dari tahun 135-150, atau mungkin juga lebih awal lagi, yakni dari awal abad II seperti yang diusulkan K. Aland. Fragmen-fragmen ini disebut P52 atau Papyrus Rylands 457. Jadi, Injil Yohanes pasti sudah ditulis beberapa puluh tahun sebelumnya sehingga ada cukup waktu untuk penye­baran injil itu dari tempat penyu-sunannya sampai ke Mesir.
  • Ditemukan di Mesir Papyrus Egerton 2, yakni suatu karya tulis yang sejaman dengan papyrus Rylands 457 tadi. Papyrus ini merupakan karya rohani (bukan injil atau fragmennya) yang ditu­lis berdasarkan injil-injil sinoptik dan juga injil Yohanes. Kalau begitu, tentunya injil Yohanes sudah ditulis puluhan tahun sebelumnya.
Semuanya ini mengandaikan bahwa Injil Yohanes sendiri sudah ditulis sebelum tahun-tahun di atas; itulah batas paling akhir pe­nu­lisannya (terminus ante quem). Mungkin antara 90-100 M. Sedang­kan batas paling awal (terminus post quem) diletakkan pada tahun 90-an, sebab dalam Injil Yohanes, ide “pengucilan orang Yahudi dari Bait Allah” memainkan peranan penting (Yoh 9:22.34—orang buta yang dikucilkan; bdk. Yoh 16:2). 

Hal ini mencerminkan situasi sesudah tahun 80 hingga 90-an, yakni setelah orang-orang Yahudi menyisipkan "kutukan dan pengucilan" bagi orang-orang Yahudi-Kristen ke dalam Shemoneh Esreh. Yang dimaksud dengan Shemoneh Esreh adalah rumusan 18 berkat yang diucapkan orang-orang Yahudi di sinagoga. Sekitar tahun 85 M mereka memasukkan suatu kutukan terhadap orang-orang kristen, yakni pada "doa" yang ke-12 (C. K. Barrett, 1961: 161).

*Sumber: R.P. Laurentius Prasetyo CDD, Injil Yohanes Dalam Konteks Masa Kini, Pontianak: 2023

1 < 2 < 3 < 4 :sebelumnya

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.