iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

The Power of G-Spot


Melalui penelusuran “the Power of G-Spot” kita digiiring pada kesadaran akan dimensi holistik dari tubuh manusia, yang serentak tampil megah sebagai realitas otonom dan keberadaaannya selalu terkati erat dengan pikiran, subyek, dan dunia. 

Dengan kesadaran ini kita dimampukan untuk memperlakukan tubuh kita secara kreatif dan artistik.

Intermesso

Pada saat seminar “the Power of G-Spot” (19/5/12) ini pertama kali di-sounding, para sahabat, teman, dan rekan kerja tertawa dan sedikit mesum. 

Mereka rada terangsang dengan tema ini. Tentu saja karena mereka sudah berusia di atas 18 tahun loh hehehe. 

Tidak mengherankan juga sih, soalnya terlalu lama kita mereduksi terminologi “G-Spot”melulu sebagai titik rangsang yang ujung-unjungnya akan menggiring seseorang pada kepuasan seksual. 

Menakjubkan juga reaksi teman-teman di FB yang jauh lebih tertarik dengan desain “erotis” di brosur seminar ini yang dipajang mulai di fesbuk hingga poster yang ditempel di papan pengumuman kampus, atau di tempat lain yang sempat disatroni panitia seminar ini kepada orang-orang yang lalu-lalang di seputar mal dan toko buku. 

Para calon peserta menantang pembicara agar seminar ini juga “bersedia” menampilkan “praktikum” sebagaimana biasanya tercatut dalam program-program “Sex education”. Menarik! Ya, sungguh menarik mengamati reaksi dari teman-teman tentang tema ini. 

Benar bahwa tema “the power of G-Spot memang menarik untuk dibicarakan dan didiskusikan. Tapi sori, Gan, selain karena saya bukan seksolog kondang sekaliber dr. Boyke atau dr. L. Naek Tobing, juga sejak awal saya telah jujur mengatakan bahwa yang kita lakukan dalam seminar ini bukan pelajaran seks, pun bukan tentang teknik bercinta teranyar a la Kamasutra yang mashyur itu. 

Yang akan saya tampilkan dalam seminar ini tak lain adalah refleksi atas nilai filosofis dari gerak-gerik dari tubuh manusia yang sejak awal diciptakan su-ci alias suka-(ber)cinta. Sok atuh, monggo diikuti dengan serius ya....hehehe....


1. G-Spot Sebagai Lingkaran Promosi Diri

G-Spot adalah titik sensitif di bagian organ intim. Kenikmatan puncak saat bercinta dapat dirasakan ketika Anda dan pasangan menemukan titik ini. Terminologi G-Spot sendiri dipopulerkan oleh dr Ernest Grafenberg pada tahun 1950. 

Tak heran bila istilah yang digunakan adalah G-Spot alias Titik Grafenberg. Menurut Grafenberg G-Spot adalah daerah berbentuk kacang di dinding vagina yang akan menjamin orgasme perempuan segera setelah dirangsang. 

Ukuran dan pengembangan dari spons uretra dapat bervariasi, maka tidak ada dua wanita akan menanggapi rangsangan G-Spot yang persis sama. G-Spot sekali dirangsang memberikan kenikmatan seorang wanita luar biasa dan merupakan titik pusat dari gairah seksual. 

1.a. Keberadaan G-Spot dan Lokasinya

Keberadaan G-Spot serta lokasinya, telah banyak diperdebatkan dan menjadi kontroversi. Grafenberg sendiri menunjuk daerah sensitif ini sebagai titik di mana uretra (saluran yang menyalurkan air seni dari kantung kemih) berada paling dekat dengan puncak dinding vagina.[1] 

Menurut Dr. Ernest Grafenberg orgasme yang dihasilkan oleh G-Spot menimbulkan efek yang jauh lebih dahsyat ketimbang orgasme hasil stimulasi pada klitoris. Kalau pada orgasme biasa (klitoral) saja mampu membuat perempuan menggeliat-geliat dan hilang kesadaran, orgasme yang dihasilkan G-Spot jauh lebih dahsyat. Konon orgasme akibat terstimulasinya titik G membuat perasaan seperti "melayang ke awan atau terbang ke langit".[2]


1.b. Menemukan G-Spot di dalam Tubuh

Untuk mencari G-Spot baik Anda dapat melakukannya sendiri atau mengambil bantuan dari pasangan Anda. Lokasi G-Spot bersama tidak hanya bersenang-senang dengan hal itu akan membantu Anda mencapai puncak kepuasan seksual. 

Anda harus dapat membimbing pasangan Anda dan harus terbuka untuk apa yang dirasa baik dan bagaimana pasangan Anda seharusnya merangsang G-Spot Anda. Jadi, mulai dengan berciuman dan membelai, membelai dan menggoda satu sama lain sampai kalian berdua tidak tahan lagi dan penetrasi yang diperlukan.
(1) Lokasi G-Spot pada perempuan

Meskipun lokasinya berbeda-beda, G-Spot biasanya terletak di tengah antara tulang pinggul dan serviks, sekitar 4,5 sentimeter ke dalam vagina. Para peneliti telah menemukan bahwa pada beberapa wanita rasa sensitifnya lebih banyak sepanjang dinding vagina bagian atas, dan tidak hanya pada satu titik. [3] 
Pada beberapa wanita rasa sensitifnya lebih banyak sepanjang dinding vagina bagian atas, dan tidak hanya pada satu titik.Karena G-Spot berada dibawah permukaan dinding vagina, maka harus dirangsang secara tidak langsung melalui dinding vagina. 
Namun keberadaan G-Spot serta lokasinya, telah banyak diperdebatkan dan menjadi kontroversi. Grafenberg sendiri menunjuk daerah sensitif ini sebagai titik di mana uretra (saluran yang menyalurkan air seni dari kantung kemih) berada paling dekat dengan puncak dinding organ intim.

(2) Lokasi G-Spot pada laki-laki 
Banyak wanita yang menduga titik nikmat pria berada pada penisnya, pangkal atau kepala, atau skortum. Memang tidak salah, tapi ada lagi titik 'ledak' dasyat pria. 
Bagian paling istimewa dari organ genital pria sebenarnya ada pada kelenjar prostat yang terletak persis tepat di bawah saluran kemih. Elusan lembut saja di daerah ini dapat membangkitkan sensasi yang luar biasa. 
Bukan itu saja, stimulan di bagian tersebut bahkan dapat memperpanjang ereksi. Perlu Anda tahu juga, otot panggul pria sama elastisnya seperti wanita. 
Jadi, pada saat pria melakukan penetrasi, maka akan terjadi gerakan mengencang dan mengendur yang memungkinkan kalenjar prostat terjepit dan menimbulkan sensasi bagi si pria.[4] Keadaan inilah yang beberapa menit kemudian akan membawa pria masuk pada fase ejakulasi.

2. Menggiring G-Spot menjadi Aura Kreatif

G-Spot akan mudah ditemukan dengan bantuan mitra sementara perempuan berbaring di perutnya dengan pinggul sedikit ditinggikan. Itu berarti pengetahuan (pikiran) akan tubuh dan dunia seksual hendaknya erat terkait dengan subyek yang terlibat di dalamnya. 

Sebab, memperlakukan G-Spot sama dengan memperlakukan tubuh kita sendiri. Kontrol positif atas semua titik rangsang yang ada dalam tubuh kita sudah semestinya diperlakukan dalam konteks kebahagiaan hidup kita. 

Trik memperlakukan G-Spot dalam posisi bercinta oleh karenanya harus dilakukan dalam konteks perkawinan, sebab kemurnian perkawinan merupakan penggabungan seksualitas di dalam kepribadian seseorang, dan ini melibatkan pengendalian diri.[5] 

Pengendalian diri yang dimaksud ialah pengendalian atas tubuh kita yang suci, tubuh yang bersatu padu dengan jiwa dan roh; wahana di mana kita berlaku sebagai subyek yang mandiri, yakni sosok ciptaan yang mulia. Pada titik inilah saya tak akan mengarahkan diskusi kita ini menjadi diskusi yang bertujuan mencari cara memperoleh kenikmatan diri.

_____
[1] Penelitian lainnya menunjukkan bahwa untuk beberapa wanita, G-Spot sama sekali tidak ada. Juga yang masih diperdebatkan adalah komposisi cairan (kadang disebut hasil ejakulasi wanita) yang dikeluarkan oleh beberapa wanita selama orgasme akibat rangsangan G-Spot.Perry dan Whipple bersikeras bahwa daerah ini terletak lebih tinggi lagi sepanjang vagina, sementara ahli seksologi lainnya berkata bahwa seluruh dinding luar vagina, dan bukannya hanya satu titik, berisi ujung-ujung syaraf yang mampu menghasilkan efek rangsangan hebat ketika dirangsang (stimulasi). Menurut beberapa peneliti cairan itu adalah urin; lainnya mengatakan bahwa itu adalah unsur yang mirip dengan cairan dalam air mani laki-laki (tanpa sperma, tentunya). Tidak semua wanita yang memiliki G-Spot mengeluarkan cairan, dan dari beberapa wanita yang mengeluarkan, tidak selalu keluar bersama setiap orgasme G-Spot.

[2] Sangatlah sulit bagi seorang wanita untuk menjelajahi G-Spot-nya dan orgasme vaginal sendiri karena kebanyakan tidak memiliki jari cukup panjang untuk mencapainya dan kesulitan untuk mencapai kenyamanan, lain halnya dengan orgasme biasa; wanita dapat melakukannya sendiri dengan melakukan masturbasi.

[3]  Hal ini biasanya ditemukan sekitar dua inci dari pembukaan vagina, pada dinding anterior (ke arah perut). Tempat dua jari ke dalam vagina. Menggunakan jari telunjuk Anda, menyentuh dinding anterior. Umumnya merasa baik jika Anda tetap konsisten, tekanan kuat di sepanjang jari-jari terhadap dinding vagina. Berhenti berputar dan beristirahat di ujung jari Anda (sering sedikit bergerigi) daerah vagina tepat di belakang tulang kemaluan dan memberikan tekanan ke atas, ke arah perutnya. Hal ini langsung stimulasi G-Spot, dan biasanya merasa terbaik jika Anda memindahkan jari-jari kecil, lambat lingkaran, atau arahkan ke atas jari-jari lebih tajam dan batu mereka ke depan dan belakang.

[4] Untuk lebih mudahnya, carilah area 'bebas rambut' (perenium) yang berada tepat di bawah alat vital, antara skortum dan anus. Lalu, cukup dengan satu tangan, berikan sentuhan lembut berupa pijatan. Berikan waktu yang agak lama untuk pijatan lembut, sampai dia merasa nyaman, baru variasikan sentuhan dengan gerakan memutar. Agar gerakan memutar lebih nyaman, tak ada salahnya Anda memakai pelumas, lotion atau baby oil.[4] Ingat, sentuhan ini dapat Anda lakukan ketika si dia sedang beraksi. Ketika posisi dia berada di atas akan membuat Anda lebih leluasa melakukan hal ini. Dan, saat dia nyaris mencapai puncak, tekan dengan lembut bagian perenium-nya.

[5] Lih. Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 2395.


The Power of G-Spot
1     2     3     4     5     6     7

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.