iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Tubuh dan Dunia (1)

tubuh dan dunia
5. Tubuh dan Dunia, Dua Entitas yang tak Terpisahkan (1)

Tubuh dan dunia adalah dua entitas yang tak terpisahkan. Kepenuhan yang satu diperoleh dengan menyentuh yang lain. Tubuh menjadi utuh dengan menyentuh dunia. Sebaliknya dunia menjadi dapat dipersepsi dengan menyentuh tubuh.

Memaksimalkan fungsi dari spot-spot dalam tubuh kita, khsususnya titik-titik rangsang seksual menjadi stimulan bagi dimensi positif dan kreatif dalam tubuh kita merupakan anggunan bagi masa depan hidup yang lebih baik di masa mendatang.

Tak mudah, tapi juga bukan mustahil mengalihkan (atau dalam bahasa psikologi disebut mensublimasi) aliran birahi dan nafsu seksual tadi menjadi hasrat positif yang membangun hidup kita.

Pada titik ini, saya ingin mengajak Anda mengubah persepsi tentang G-Spot sebagai titik rangsang seksual menjadi titik rangsang kreatif. 

Sejalan dengan Merleau-Ponty, kita harus mengubah persepsi kita tentang (fungsi-fungsi) tubuh kita: 
“Jika saya melihat foto gadis telanjang di hadapan saya, maka tubuh saya akan mempersepsinya sebagai foto gadis telanjang. Jika tubuh saya bisa mempersepsinya, maka foto gadis telanjang itu pastilah ada. Jadi foto gadis telanjang bukanlah suatu ilusi. Namun foto gadis telanjang juga bukanlah suatu entitas mandiri yang lepas begitu saja dari pikiran manusia. Keberadaan foto gadis telanjang sangatlah tergantung pada keberadaan manusia yang mempersepsinya.”
Proses persepsi bisa terjadi, karena manusia memilik tubuh. Dengan demikian pikiran manusia, tubuhnya, dan gelas di dalam realitas adalah satu kesatuan perseptual yang memungkinkan terciptanya pengetahuan. 

Kesadaran perseptual mengandaikan adanya tubuh, dan tubuh merupakan medium utama manusia untuk bersentuhan dengan realitas. Tubuh adalah entitas pasif yang sekaligus aktif. Tubuh merupakan medium manusia untuk “mempunyai dunia”. Dengan kata lain manusia mendunia melalui tubuhnya. Persepsi manusia akan dunia bukanlah persepsi terlepas tanpa konteks, melainkan suatu fenomena menubuh (bodily phenomenon). 

Persepsi bukanlah sesuatu yang bersifat privat. Tubuh juga bukan hanya sesuatu yang murni material. Sebab bila tubuh adalah melulu material, maka hasrat pemuasan seksual yang tak terkendali akan segera diproklmirkan sebagai sesuatu yang sah untuk dipraktikkan, bahkan tanpa memandang efek yang terjadi di kemudian hari dengan tubuh kita. 

Jadi, mengubah persepsi tentang tubuh berarti mencarai titik tengah antara pengalaman subyektif internal di satu sisi, dan fakta-fakta obyektif eksternal di sisi lain, sebab persepsi adalah unsur dari tubuh manusia yang menyentuh dunia.
_____
[11] Taylor Carman, Merleau-Ponty, Oxon, Routledge, 2008. hal. 79-80

 The Power of G-Spot
1     2     3     4     5     6     7

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.