iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Denominasi Gereja Protestan (8)

Denominasi Gereja Protestan
Gereja Reformed Injili Indonesia

Denominasi Gereja Protestan
  1. Lutheran
  2. Calvinis
  3. Baptis
  4. Methodis
  5. Pentakostal
  6. Kharismatik
  7. Injili (Evangelical)
  8. Adventis
  9. Saksi Jehova

7. INJILI (EVANGELICAL)

a. Awal Kemunculannya

Sama seperti beberapa gerakan/aliran yang telah diuraikan di depan, sulit ditentukan dengan tepat kapan sebenarnya awal kelahiran/kemunculan gerakan/aliran Injili ini.

Tetapi sebagian besar peneliti berpendapat bahwa untuk memahami aliran ini, kita harus memulainya dengan melihat pada “Fundamentalisme”, karena aliran ini (Injili) secara langsung melanjutkan dan mengembangkan semangat dan paham Fundamentalisme.

Fundamentalisme adalah suatu gerakan yang muncul di Amerika Serikat pada awal abad ke-20 dan bersifat antar-denominasi dan antar-konfesi. Fundamentalisme ini dicirikan oleh pembelaan dan kesetiaan yang teguh dan militan atas seperangkat dasar-dasar iman (fundamental of faith) terutama kelima butir berikut:
  1. pengilhaman dan kemutlakan Alkitab;
  2. keilahian Kristus dan kelahirannya dari anak dara;
  3. kematian Kristus sebagai ganti dan penebus manusia;
  4. kebangkitanNya secara jasmani; dan
  5. kedatanganNya kedua kali.
Di samping itu, gerakan ini ditandai pula oleh “mentalitas separatis”, yakni membenarkan pemisahan secara religius dari siapa saja yang tidak menyatakan bersedia menerima dasar-dasar iman di atas.

Akan tetapi perlu dicatat bahwa kendati aliran Injili adalah kelanjutan dari Fundamentalisme, harus ditegaskan bahwa keduanya tidak persis sama. Aliran Injili, sebagaimana dikonotasikan oleh namanya, merupakan gerakan yang lebih menganut sikap konstruktif ketimbang defensif-separatis seperti tersirat pada istilah fundamentalis.

Kalau demikian kapan gerakan/aliran Injili ini pertama kali muncul? Jawabannya ialah pada pertengahan abad ke-20, di Amerika Serikat. Tokoh yang bisa disebut dengan hormat sebagai organisator gerakan/aliran Injili ini ialah Harold Ockenga. 

Dalam rangka menanggalkan kecenderungan separatis pada fundamentalisme, ia menegaskan bahwa tugas kaum Injili haruslah “merembesi” (gereja dan masyarakat) ketimbang memisahkan diri (dari padanya).


b. Pokok-pokok Penting Ajarannya
  • Kitab Suci (Alkitab) - adalah bagian hakiki dan rekaman yang patut dipercaya tentang penyingkapan diri yang ilahi. Semua kitab di dalam Perjanjian Lama dan Baru, yang diberikan oleh pengilhaman ilahi, adalah Firman Allah yang tertulis, satu-satunya ajaran yang mutlak bagi iman dan kelakuan.

  • Roh yang bekerja di dalam kita - Roh Kudus, melalui proklamasi Injil, membarui hati kita, membujuk kita agar bertobat dari dosa-dosa kita dan mengakui Yesus sebagai Tuhan. Oleh Roh yang sama kita dipimpin untuk percaya pada belas kasihan ilahi, yang olehnya kita diampuni dari semua dosa kita, dibenarkan oleh iman semata-mata melalui jasa Kristus Juruselamat kita, dan terjamin mendapat anugerah Cuma-Cuma berupa kehidupan kekal.

  • Gereja yang di dalamnya kita melayani - Gereja diundang oleh Kristus untuk mempersembahkan ibadah yang berkenan kepada Allah dan melayani Dia dengan memberitakan Injil dan menjadikan segala bangsa muridNya, dengan menggembalakan kawanan domba itu melalui pelayanan firman dan sakramen serta perawatan pastoral sehari-hari, dengan memperjuangkan keadilan sosial dan menyembuhkan duka dan derita manusia.

c. Jalan Masuk dan Perkembangannya di Indonesia

Gerakan/aliran ini sejak tahun 1950-an telah hadir di Indonesia melalui Amerika Serikat dan Eropa (terutama Jerman dan Belanda).

Salah satu tonggak yang menandai kehadiran gerakan/aliran ini di Indonesia adalah Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil di Indonesia (YPPII) yang didirikan pada tahun 1961, menyusul Institut Injili Indonesia (I.3) yang didirikan di Batu-Malang pada tahun 1959. Tonggak lain yang juga patut disebut adalah Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT), juga di kota Malang.

Patut dicatat bahwa sama seperti gerakan/aliran Kharismatik, gerakan/aliran Injili ini mengalami perkembangan yang sangat pesat di hampir seluruh wilayah Indonesia.

Semula gerakan/aliran ini tidak bermaksud mendirikan organisasi gereja yang baru di Indonesia, melainkan hendak membawa gereja-gereja yang ada kepada pembaruan, atau kembali kepada ajaran yang benar, yaitu yang Injili.

Tetapi dalam kenyataannya sejak 1960-an telah berdiri sejumlah gereja yang baru, yang secara gamblang memakai istilah Injili pada nama yang digunakan, ataupun mengaku diri sebagai bagian dari gerakan atau gereja yang Injili. Dan belakangan ini gereja-gereja beraliran Injili membentuk sebuah wadah perhimpunan yang bernama Persekutuan Injili Indonesia (PII).

Selanjutnya: Adventis

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.