iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Denominasi Gereja Protestan (6)

Denominasi Gereja Protestan
Gereja Pantekosta di Indonesia (Pentecostal Church in Indonesia Olive Leilem)

Denominasi Gereja Protestan
  1. Lutheran
  2. Calvinis
  3. Baptis
  4. Methodis
  5. Pentakostal
  6. Kharismatik
  7. Injili (Evangelical)
  8. Adventis
  9. Saksi Jehova

5. PENTAKOSTAL

a. Awal Kemunculannya

Gerakan/aliran Pentakostal ini muncul di Amerika Serikat pada awal abad ke-20, sebagai lanjutan dari suatu gerakan yang mendahuluinya, yakni Holiness Movement (Gerakan Kesucian) yang muncul di Amerika Serikat pada dasawarsa 1830-an.

Gerakan ini muncul terutama dalam Gereja Metodis dan Baptis.

Ada dua versi/pendapat tentang awal kemunculan gerakan/aliran Pentakostal. Versi pertama mengatakan bahwa awal kemunculan Pentakostal adalah tanggal 1 Januari 1910 di kota Topeka, Amerika Serikat, oleh karena pada tanggal tersebut Agnes N.

Ozman (salah seorang murid Sekolah Alkitab Bethel) memperoleh Baptisan Roh disertai dengan bukti berbahasa lidah, setelah Pdt. Charles F.

Praham menumpangkan tangan ke atas kepalanya. Sementara versi kedua mengatakan bahwa awal kemunculan Pentakostal adalah pada tanggal 9 April 1906 di kota Los Angeles, oleh karena pada tanggal tersebut Roh Kudus turun dan terdengar bahasa lidah di kawasan pantai barat negeri itu, setelah tiga hari berturut-turut Pdt. William J. Seymour (seorang pendeta kulit hitam) berkhotbah di Los Angeles


b. Pokok-pokok Penting Ajarannya
  • Baptisan terdiri atas dua jenis, yakni Baptisan air dan Baptisan Roh (dan api) -  Baptisan air, yakni lambang kematian dan penguburan kemanusiaan yang lama, dengan cara menyelamkan ke dalam air orang yang sudah menyatakan pertobatan dan percaya sungguh-sungguh bahwa Kristus adalah Tuhan dan Juruselamatnya.

    Dengan itu tubuhnya yang berdosa telah dibersihkan, sedangkan hati dan batinnya telah diperciki dan disucikan oleh darah Kristus.

    Sedangkan tentang Baptisan Roh (dan api), ini dijanjikan oleh Allah Bapa sesuai dengan perintah Tuhan Yesus Kristus. Dengan Baptisan ini orang yang menerimanya beroleh kuasa untuk hidup dan pelayanannya, dikokohkan karunia-karunia dan penggunaannya dalam karya pelayanan. Pengalaman ajaib ini merupakan bentuk yang nyata dan kelanjutan dari pengalaman kelahiran baru.
  • Berbahasa lidah - Baptisan atas orang-orang percaya di dalam Roh Kudus diawali dan disaksikan oleh tanda lahiriah berupa berbicara dalam bahasa lidah, sebagaimana kemampuan yang diberikan Allah kepada para rasul (Kis.2:4). Berbahasa lidah dalam nats ini pada hakikatnya sama dengan karunia lidah dalam I Korintus 12:4-10, 28, tetapi berbeda dalam maksud dan penggunaannya.
  • Penyembuhan ilahi (penyembuhan rohani) - merupakan salah satu dari karunia Roh yang pada prinsipnya diberikan kepada semua orang percaya, tetapi dalam prakteknya hanya diperoleh orang-orang tertentu.

c. Jalan Masuk dan Perkembangannya di Indonesia

Gerakan/aliran Pentakostal pada mulanya masuk ke beberapa tempat di Indonesia (Temanggung-Jateng, Cepu, Surabaya, dan Bandung) pada waktu yang kira-kira sama, sekitar 1919-1923. 

Mereka yang membawa dan menyebar-luaskannya sebagian adalah para penginjil professional dan sebagian lagi warga gereja yang tak kalah besar dalam menyaksikan keyakinan dan ajaran gerejanya. Mereka berasal dari Inggris, Belanda, dan (belakangan) Amerika.

Selain aliran Calvinis, Pentakostal dapat disebut sebagai aliran gereja yang pengikutnya sangat besar di Indonesia. Di Indonesia dewasa ini tumbuh beraneka ragam organisasi gereja Pentakostal. Yang terbesar di antaranya adalah Gereja Pentakosta di Indonesia (GpdI).

Perlu dicatat pula bahwa sejak akhir dasawarsa 1950-an sekurang-kurangnya delapan gereja-gereja Pentakostal menjadi anggota DGI/PGI, antara lain: Gereja Isa Alamasih (GIA), Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS), Gereja Pentakosta Pusat Surabaya (GPPS), Gereja Gerakan Pentakosta (GGP), Gereja Bethel di Indonesia (GBI), dan Gereja Tuhan di Indonesia (GTdI).

Selanjutnya: Kharismatik

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.